Virus Corona
WNI Idap Virus Corona di Singapura Tak Mau Keluarga & Publik Tahu Identitasnya, Simak Keterangannya
Berita virus corona - WNI pengidap virus corona di Singapura tak mau keluarga dan publik tahu identitasnya, simak keterangannya.
Editor: Dhimas Yanuar
Sekitar 15.804 orang dengan 841 diantaranya dalam kondisi kritis karena virus corona dalam perawatan intensif di rumah sakit.
Data-data tersebut adalah fakta yang dirilis resmi oleh otoritas pemerintahan dan media China menyusul laporan semakin bertambahnya jumlah korban.
Namun, salah satu krematorium (rumah kremasi) di Wuhan, China, membuat pengakuan yang berbeda dari apa yang telah diinformasikan.
Menurut Daily Star pada Kamis (6/2/2020) krematorium di Wuhan yang bekerja 24 jam/7 hari ini mengaku telah membakar banyak tubuh korban virus corona.
Bahkan mereka mengaku bekerja tanpa istirahat karena kantong mayat baru terus berdatangan setiap harinya.
• Tak Hanya Dokter, Petugas Kremasi Ikut Kelelahan Bakar 100 Jasad Korban Virus Corona 24 Jam Non Stop
• 5 Negara Asia Sudah Terpapar Virus Corona Kecuali Indonesia, Organisasi Kesehatan Dunia WHO Khawatir
Pernyataan ini membuat dugaan bahwa China menutupi jumlah korban virus corona tersebut, meski tidak ada konfirmasi resmi.
Menurut laporan tersebut, dalam sehari rumah kremasi tersebut membakar sekitar 100 mayat setiap hari sejak (28/1/2020) lalu.
Salah satu pekerja krematorium itu dikatakan telah bekerja di rumah duka di Wuhan bahwa jam kerja mereka begitu panjang.
Hal ini dilakukan untuk menangani lonjakan kematian akibat virus corona yang datang untuk dikremasi.
Pekerja krematorium itu dilaporkan bekerja dalam pakaian pelindung dan masker sementara mereka menangani tubuh korban yang mengidap virus corona.
Pelonjakan jumlah kremasi ini terjadi setelah pemerintah China mengeluarkan dekrit melarang pemakaman bagi korban virus corona.
• Dokter di Wuhan yang Pertama Kali Umumkan Virus Corona Meninggal, Tinggalkan Istri yang Sedang Hamil
• Inilah Momen 15 Detik Pria Sedang Belanja di Pasar Tertular Virus Corona Orang di Sebelahnya
Pemerintah China bahkanm meminta untuk membakar korban virus corona yang meninggal.
Wuhan adalah pusat penyebaran yang menjadi kota pertama tempat penyebaran virus ini.
Laporan dari rumah kremasi ini membuat spekulasi bahwa banyak informasi yang ditutupi oleh pemerintah China.
Pemerintahan China itu juga disebut dan diduga berupaya mengecilkan jumlah korban sementara korban yang meninggal dalam jumlah melebihi laporan.