Perbedaan Keraton Agung Sejagat Dengan Keraton Jipang, Kerajaan di Blora Mengenang Arya Penangsang
Keraton Jipang sangat erat dengan cerita Arya Penangsang atau Arya Jipang, Raja Adipati Jipang yang memerintah pada pertengahan abad ke-15.
Editor: Ika Putri Bramasti
TRIBUNSTYLE.COM - Munculnya Keraton Agung Sejagat di Purwerejo sempat menghebohkan masyarakat.
Viralnya Keraton Agung Sejagat juga menyeret sang raja dan ratu, Toto dan Fanny ke kantor polisi.
Raja dan Ratu ini ditangkap polisi karena telah menyebarkan berita hoax dan memberikan ancaman.
Berbeda dengan Keraton Agung Sejagat, di Blora , Jawa Tengah ada Yayasan Keraton Jipang yang muncul sejak tahun 2014
Kerajaan Jipang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM RI sejak tahun 2016 lalu dan telah masuk dalam Forum Silaturahmi Keraton Nusantara.

• Keraton Agung Sejagat Meresahkan, Keraton Djipang Disebut Kerajaan Blora Untuk Pengembangan Wisata
• Setelah KAS Purworejo & Kerajaan Djipang Blora, Kini Viral Kerajaan Sunda Earth Empire di Bandung
Keraton Jipang yang ada di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah adalah perkumpulan 'trah' Raja Adipati Jipang dan dipimpin oleh PRA Barik Barliyan Surowiyoto.
Yayasan tersebut bertujuan untuk melestarikan dan mengikat sejarah leluhur.
"Kami melestarikan sejarah dan budaya, termasuk juga untuk menggairahkan sektor pariwisata. Kami pun sering gelar kirab budaya di berbagai daerah. Selain nguri-nguri budaya, juga promosi aset wisata. Tentunya sangat berbeda dengan yang di Purworejo yang berorientasi pada penipuan dan makar," jelas Gusti Pangeran Raja Adipati Arya Jipang II Barik Barliyan, dari Yayasan Keraton Jipang kepada Kompas.com, Jumat (17/1/2020).
Mengenang Arya Penangsang

Kala itu, Arya Penangsang yang disebut sebagai Raja Demak ke-5 atau penguasa terakhir Demak memboyong pusat pemerintahan Kerajaan Demak ke Jipang.
Wilayah pusat Kerajaan Demak yang baru, saat ini ada di wilayah Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora.
Masa itu dikenal dengan sebutan "Demak Jipang".
Riwayat mengenai Arya Penangsang tercantum dalam beberapa serat dan babad yang ditulis ulang pada periode bahasa Jawa Baru (abad ke-19), seperti Babad Tanah Jawi dan Serat Kanda.
Pada Serat Kanda dijelaskan bahwa ayah dari Arya Penangsang adalah Surowiyoto atau Raden Kikin atau sering disebut Pangeran Sekar.
Surowiyoto adalah putra Raden Patah, Raja Demak yang pertama.