Kaleidoskop 2019
Kaleidoskop April 2019, Didukung Hotman Paris Tapi Muncul #audreyjugabersalah, Ini Sifat Asli Audrey
Berikut kaleidoskop April 2019 yang ramai kasus Audrey. Beberapa fakta akhirnya dibongkar dari sifat asli hingga hasil visum keperawanan.
Editor: Monalisa
TRIBUNSTYLE.COM - Berikut kaleidoskop April 2019 yang diramaikan dengan kasus perundungan siswi SMP asal Pontianak bernama Audrey.
Kasus Audrey April 2019 lalu sempat mendapat simpati pengacara kondang Hotman Paris Hutapea.
Tak hanya Hotman Paris beberapa artis ternama hingga Presiden Jokowi juga menunjukkan simpatinya atas kasus yang Audrey.
Kasus ini mencuat setelah ramai tagar #JusticeForAudrey yang viral di beberapa sosial media.
Namun saat ramai-ramainya kasus perundungan ini mencuat justru muncul tagar baru yang tak kalah viral.
Pasalnya setelah menuai simpati yang luar biasa dari publik, kini justru muncul tagar #audreyjugabersalah.
Ada apa?
Setelah TribunStyle.com telusuri, tagar #audreyjugabersalah muncul setelah thread berisi tentang keraguan netizen pada kasus ini.
Banyak kejanggalan antara pernyataan korban dengan pelaku.
• Polisi Beberkan Barang Bukti yang Berhasil Disita dari Tiga Orang Pelaku Penganiayaan Audrey
Awalnya kasus ini muncul karena masalah asmara antara sepupu Audrey.
Gara-gara masalah ini, Audrey disebutkan mengalami perundungan.
Dirinya diseret, kepalanya dibenturkan, hingga ada yang menyebut alat kelaminnya dicolok.

Selasa (11/4/2019), polisi membeberkan hasil visum dari dokter.
Kapolresta Pontianak Kombes Pol Muhammad Anwar Nasir membenarkan para tersangka tak melukai alat kelamin korban.
• Hasil Visum Audrey Sebut Tak Ada Kekerasan Seksual, Anji Manji Bingung, Rekannya Beberkan Fakta Ini
Hal ini diperkuat dari hasil visum yang tidak ditemukannya luka atau memar di area sensitif korban itu.
"Fakta yang ada itu menjambak rambut, mendorong sampai terjatuh, memiting, dan melempar sandal. Itu ada dilakukan."
"Dan tidak ada melukai kelamin," kata Kapolresta Pontianak M Anwar Nasir.
Hal inilah yang membuat akhirnya banyak keraguan.
Sampai Jumat pagi, belum ada keterangan resmi tentang final kasus Audrey.
• Pengacara Ungkap Audrey Kini Stress Berat, Mendikbud: Anaknya Ceria dan Ngobrol Pakai Bahasa Inggris
Sementara itu dikutip dari Tribun Timur, guru Audrey mengungkap sifat asli anak didiknya setelah kasus ini viral.
Audrey dinilai anak yang baik dan jauh dari masalah di sekolah.
Dirinya juga tidak pernah terlibat masalah di lingkungan sekolahnya.

Karena dikenal tak pernah tersangkut masalah, dia juga tak pernah menghadap ke guru Bimbingan Konseling atau BK.
Selain jauh dari masalah, AU juga dikenal sebagai siswi yang cerdas di lingkungan sekolahnya.
• Kasus Pengeroyokan Audrey Baru Terkuak Seminggu Setelah Kejadian, Kenali 6 Gejala Anak Korban Bully
Bahkan menurut pengakuan sang kepala sekolah, Audrey selalu masuk urutan 5 besar di setiap kelasnya.
Selain itu, AU juga aktif di sekolah dengan mengikuti banyak kegiatan ekstrakurikuler.
Dukungan untuk Audrey
Sejumlah Artis dan pablik figur Indonesia ikut prihatin.
Sebut saja Presiden Jokowi, pengacara kondang Hotman Paris, Artis Ifan Seventeen, dan banyak lainnya.
• Tersangka Pengeroyokan Audrey Klarifikasi Sederet Fakta Salah, Minta Netizen Stop Sebarkan Foto
Tak hanya dari dalam negeri, selebriti luar negeri sekelas Kareena Kapoor juag ikut berduka.
Artis India itu menguggah foto #JusticeForAudrey di laman akun Instagramnnya.
Tak Terima Kunjungan
Meksi beberapa waktu sempat menerima banyak kunjungan, kini keluarga tidak mengizinkan Audrey dijenguk.
Terlihat di pintu ruang perawatan tertulis di secarik kertas 'Pasien Sedang Istirahat' dan 'Tidak terima kunjungan kecuali keluarga'.
(TribunStyle.com/Galuh Palupi)

BUKTI BARU Disodorkan Keluarga, Setelah Visum Tunjukkan Keperawanan Audrey Utuh, Tak Ada Kekerasan
TRIBUNSTYLE.COM - Keluarga menyodorkan bukti-bukti baru berupa foto-foto fisik Audrey dalam kondisi lebam bekas / tanda kekerasan akibat pengeroyokan sejumlah siswi SMA di Pontianak terhadap Audrey yang masih SMP.
Foto-foto lebam di kaki pun disiapkan, sembari menggandeng 7 pengacara untuk melawan hasil visum yang menunjukkan hasil sebaliknya, yakni tidak adanya kekerasan sedramatis seperti diceritakan korban yakni Audrey.
Memang Audrey secara psikis tampak terguncang, namun bukti visum menunjukkan tidak separah dituturkan Audrey.
Lalu apa kata pihak kepolisian terhadap terhadap sikap tak terima keluarga?
Yang pasti, kasus perundungan dan penganiayaan #JusticeForAudrey semakin misterius.
Antara hasil visum dan pengakuan keluarga Audrey berbalikan.
Hal ini lantaran hasil visum dari Audrey yang keluar pada Rabu (10/4/2019) bertolak belakang dengan pengakuan korban.
• Merasa Difitnah, Tersangka Pengeroyok Audrey Laporkan 2 Akun Twitter dan 1 Akun Instagram ke Polisi
• BLAK-BLAKAN! Siswi SMA Pengeroyok Audrey Bantah Rusak Keperawanan Kami Dihina, Dibully, Diteror
• Lebih Parah dari Kasus Audrey, Siswi Asal Bangladesh Ini Dibakar Hidup-hidup oleh Teman Sekolahnya

Dari hasil visum tersebut, Audrey dinyatakan dalam keadaan sehat secara jasmani.
Saking penasarannya dengan kasus misterius ini, Selebgram Awkarin sampai mewawancarai tiga saksi mata atas kasus diduga pengeroyokan Audrey.
Lewat akun Youtubenya, Karin Novilda, Awkarin mengupas habis kejadian sebenarnya versi saksi mata.
Awkarin mengatakan tidak pantas jika kita hanya mendengar dari hanya sisi Audrey, kita juga harus mendengarkan dari sisi saksi.
Saat itu BN, DN dan SI menceritakan semua yang terjadi tentang kasus Audrey yang kini viral.
Ketiga saksi ini awalnya dituduh sebagai pelaku yang telah membuat Audrey masuk rumah sakit.
Namun kini mereka hanya ditetapkan sebagai saksi oleh pihak polisi.
Menurut mereka kejadian sebenarnya tidak seperti hal yang diberitakan saat ini.
Mereka sangat terpukul dengan kejadian ini.
Tidak terlibat dalam perkelahian, mereka malah dituduh telah melakukan penganiayaan
Sementara, mengutip dari Grid.ID, Minggu (14/4/2019) diberitakan Audrey mengalami kekerasan dengan kepala dibenturkan ke aspal sampai keperawanannya hilang karena pelecehan seksual oleh para pelaku.
Akan tetapi hasil visum tidak menunjukkan adanya hal tersebut, meski secara psikis Audrey mengalami trauma.
Keluarga Audrey pun berang dan tak terima dengan hasil visum yang dikeluarkan oleh rumah sakit Promedika Pontianak tempat korban dirawat.
Untuk menyangkal hal itu, keluarga melalui pengacaranya mempunyai bukti jika korban memang mengalami tindak kekerasan.
"Kami mempunyai bukti bahwa anak kami mengalami kekerasan, ini buktinya," kata Umi Kalsum, kuasa hukum Audrey, kepada awak media pada Jumat (12/4/2019).
Pihak keluarga dan kuasa hukum menunjukkan foto-foto lebam dan bukti fisik yang dialami Audrey.
• Bahas Kasus Audrey, Raditya Dika Akui Pernah Dibully Sampai Kasihan pada Adik Kelas yang Jadi Korban

Saat ini, pihak korban menggandeng tujuh pengacara untuk menangani kasus yang tengah berjalan di pihak kepolisian.
Diwartakan oleh Tribun Pontianak pada Kamis (11/4/2019), tujuh pengacara itu antara lain Daniel Edward Tankau SH, Fetty Rahmawardani SH. MH, Rita Purwanti SH, Ismail Marzuki SH, Anselmus Suharno SH, Agus SH, dan Erik Mahendra SH.
Daniel Adward Tangkau menjelaskan jika ia diminta pihak korban bersama enam rekannya untuk membela dan mengawal proses hukum yang berjalan.
"Saya baru tadi malam, Rabu (10/4) diminta pihak korban sebagai pengacara dan kami ada tujuh orang," ucap Daniel Adward Tangkau saat diwawancarai di RS Promedika Pontianak.
Para pengacara Audrey akan mengajukan visum ulang terhadap korban dan siap mengawal hingga tuntas kasus Audrey hingga keadilan sebenarnya terungkap.
Permintaan visum ulang itu lantaran pihak keluarga menilai ada yang janggal dengan hasil yang dibacakan pihak kepolisian.

Terus terang disebutnya jika pihak keluarga bingung atas hasil visum yang dikeluarkan oleh pihak kepolisian.
"Semua pernyataan terkait dibenturkan dan sebagainya adalah disampaikan korban itu sendiri."
"Korban sudah bisa mengatakan apa yang terjadi dengannya bahkan informasi terkait kekerasan yang dilakukan di alat vital juga didapatkan dari korban," imbuh Daniel.
Meski begitu, apa yang dikatakan korban harus dibuktikan dengan proses yang ada dan ia berharap ini diserahkan pada penyidik yang profesional.
Kapolresta Pontianak, Kombes M Anwar Nasir pun menanggapi soal permintaan keluarga untuk melakukan visum ulang.
Menurut Anwar, tidak semua pemukulan dapat mengakibatkan luka memar.
“Pemukulan tidak mesti mengakibatkan luka memar, berarti anak-anak ini nggak kuat mukulnya,” ucap Anwar kepada Tribun Pontianak seperti dikutip Gridhot.ID, Sabtu (13/4/2019).

Kapolresta mengatakan, tak adanya bekas luka itu merupakan hasil visum rumah sakit yang jelas berkompeten.
Kombes Anwar menyatakan, pihaknya sudah melakukan dua kali visum terhadap korban.
Visum pertama dilakukan di RS Bhayangkara, sementaran visum kedua di RS ProMedika dengan hasil sama yaitu tidak adanya kelainan.
“Semua kepentingan penyidikan sudah lengkap. Visum juga sudah dua rumah sakit. Saya nyatakan cukup, ngapain lagi. Tapi kalau minta divisum lagi, akan saya pertimbangkan,” tegasnya. (Vega Dhini/ TribunStyle.com )
BACA JUGA !
• Siswa SD dan SMA Bergiliran Menodai Gadis Belia Hingga Hamil, Polisi Bingung Bapaknya yang Mana?
• Pernikahan Siswi SD dengan Pria 21 Tahun Terpaksa Batal dan Diganti Acara Sunatan, Begini Alasannya!