Dituntut Seumur Hidup Penjara, Zul Zivilia Akui Sedih & Tak Sanggup Lihat Istri Nangis Histeris
Zul Zivilia tak sanggup melihat reaksi sang istri yang menangis histeris mendengar tuntutan seumur hidup penjara.
Penulis: Yuliana Kusuma Dewi
Editor: Amirul Muttaqin
TRIBUNSTYLE.COM - Zul Zivilia tak sanggup melihat reaksi sang istri yang menangis histeris mendengar tuntutan seumur hidup penjara.
Zul dituntut seumur hidup penjara seumur hidup oleh jaksa lantaran kasus narkoba yang menjeratnya.
Mendengar tuntutan jaksa tersebut, istri Zul Zivilia, Retno Paradinah yang menangis histeris.
Zul Zivilia mengungkap tak sanggup melihat sang istri.
Hal tersebut diungkapkan Zul Zivilia di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, Senin (9/12/2019).

• Sidang Sempat Ditunda hingga 7 Kali, Kini Zul Zivilia Dituntut Penjara Seumur Hidup Kasus Narkoba
• Narkoba Jerat Suaminya, Istri Zul Zivilia Rela Jualan Kue dan Buka Jastip di Bulan Ramadan
"Saya enggak bisa lihat orang menangis, nanti saya menangis juga," kata Zul Zivilia dikutip TribunStyle dari Kompas.com.
Saat pembacaan tuntutan, Retno Paradinah menutup wajahnya dengan tisu.
Dan ketika sang suami bersama terdakwa lainnya dibawa keluar ruang sidang, Retno menangis sembari memukul Muhammad Hendriawan alias Rian.
Rian adalah orang yang mengajak Zul untuk terlibat dalam kasus narkoba.
Tangis Retno pun semakin histeris ketika akan berpisah dengan suaminya.
"Tidak ada satu rupiah pun," kata Retno Paradinah sambil menangis histeris di luar ruang tunggu tahanan.
• Demi Keadilan, Fairuz A Rafiq Siap Hadir ke Persidangan Galih Ginanjar, Pablo Benua dan Rey Utami
• Galih Ginanjar, Rey Utami dan Pablo Benua Dijatuhi Tiga Dakwaan, Kuasa Hukum Bakal Ajukan Eksepsi
Pemilik nama Zulkifli bin Jamaluddin tersebut mengatakan dirinya ikut bersedih melihat keadaan sang istri.
"Makanya saya enggak mau lihat. Saya enggak bisa lihat orang nangis, saya kan seniman, jadi terasa juga. Sedih juga," kata Zul Zivilia.
Dia bisa memahami sang istri yang merasa kecewa.
Namun Zul Zivilia mengaku hanya bisa pasrah atas ganjaran dari perilakunya.