Lebih dari 200 Rusa Kutub Utara Mati, Peneliti: Disebabkan oleh Perubahan Iklim Drastis
Dikabarkan lebih dari 200 rusa di perbatasan antara kutub utara dan Norwegia mati, peneliti: disebabkan oleh perubahan iklim drastis.
Penulis: Dhimas Yanuar Nur Rochmat
Editor: Mohammad Rifan Aditya
Dikabarkan lebih dari 200 rusa di perbatasan antara kutub utara dan Norwegia mati, peneliti: disebabkan oleh perubahan iklim drastis.
TRIBUNSTYLE.COM - Cuaca ekstrem memang lagi menghembus di Indonesia, dengan puncak musim kemarau dingin di Indonesia pada bulan Agustus ini.
Namun bersamaan dengan perubahan iklim ini dikabarkan lebih dari 200 rusa Svalbard telah ditemukan mati di kepulauan terpencil di Svalbard diantara Norwegia dan Kutub Utara.
Dikutip dari Intisari dan Gulf News, angka kematian rusa kutub ini ini merupakan angka tertinggi yang pernah tercatat sejak 1978.
Sehingga para peneliti pun meyakini jika perubahan iklim merupakan penyebab kematian masif itu.
Menurut laporan di situs Norwegian Polar Institute, rusa Svalbard (Rangifer tarandus platyrhynchus) menderita kelaparan hingga mati.
• Sering Makan Manis & Minum Bubble Tea, Gadis Berumur 8 Tahun Idap Kanker Ginjal dan Meninggal
• Viral Hari Ini - Video Istri Sah Labrak Suami Selingkuh di Malioboro, Jadi Tontonan Warga

Mereka yang selamat dari kekurangan makanan pun berkurang berat badannya.
"Sangat menakutkan menemukan begitu banyak hewan yang mati.
Ini adalah contoh yang menakutkan tentang bagaimana perubahan iklim mempengaruhi alam," kata Ønvik Pedersen, ahli ekologi Norwegian Polar Institute.
Rusa Svalbard sendiri merupakan hewan endemik dan spesies kunci yang sangat penting bagi ekosistem tundra.
Meskipun predator mereka sedikit, bangkai mereka merupakan bagian penting dari pola makan hewan lain.
Rusa menjadi rantai makanan dibawah rubah Arktik (Vulpes lagopus) yang juga mendiami wilayah Svalbard.
• Bocah Sebatangkara Nekat Kendarai Truk Tronton Tanpa SIM, Polisi Beri Tindakan Tegas
• Fenomena Langit di Mekkah Usai KH Maimun Zubair Wafat, Biasanya Panas, Cuaca Jadi Sejuk & Adem
Jadi perubahan jumlah rusa cenderung akan berdampak pada populasi lain serta pertumbuhan vegetasi.
Para peneliti mengungkapkan jika kekurangan makanan yang terjadi pada rusa disebabkan oleh perubahan suhu di Kutub Utara.
Perubahan ini mengakibatkan curah hujan yang lebih tinggi selama musim dingin.