Kisah Sedih Anak Keluarga Miskin Ditolak di SMPN, Terlanjur Beli Alat Sekolah Hingga Mengurung Diri
Kekecewaan harus dirasakannya Pasha, saat tahu namanya tak tercantum di papan pengumuman SMPN 2 Karangmojo, Gunungkidul, DIY.
Editor: Ika Putri Bramasti
Sementara itu, ibu kandung Pasha telah lama meninggal dunia sejak Pasha duduk di kelas 3 SD.
Rebi sendiri hanya bekerja sebagai buruh tani tidak seberapa hasilnya.
Hal itu membuat keluarganya pasrah saat Pasha tidak diterima di SMPN 2 Karangmojo.
"Membeli air saja susah, mengingat saat ini masa kekeringan dan sulit untuk mencari air untuk pengairan," ucap Rebi.
2. Pasha menangis saat lihat pengumuman
Pasha menceritakan, saat dirinya bersama teman-temanya mendaftar ke SMPN 2 Karangmojo, ada harapan besar dirinya akan diterima.
Selain nilai yang lumayan bagus dan jarak rumah dengan sekolah tersebut sudah sesuai aturan sistem zonasi, maka Pashap pun lebih yakin akan bisa bersekolah lagi.
Namun, saat hari pengumuman dan melihat namanya tak tercantum, Pasha pun menangis sedih.
"Saya cari nama saya di papan pengumuman kok tidak ada, ternyata saya tidak diterima dan itu rasanya sedih sekali.
Tapi teman saya yang nilainya lebih rendah dan rumahnya lebih jauh (dari SMP N 2 Karangmojo) malah keterima.
Itu yang membuat saya kecewa, padahal nilai saya tidak begitu buruk yaitu 15,83 dan teman saya yang nilainya 13 malah keterima," ujarnya.
3. Sudah siapkan alat sekolah dari hasil menabung
Semangat Pasha ingin melanjutkan sekolah ke jenjang SMP memang terlihat saat dirinya sudah membeli peralatan sekolah sebelum lulus SD.
Dirinya mengaku membeli peralatan sekolah tersebut dari uang hasil menabung beberapa tahun.
"Saya inginnya sekolah di SMP 2 Karangmojo, karena dekat, dan teman-teman saya juga banyak yang mau sekolah di situ," katanya kepada wartawan di rumahnya Kamis (11/7/2019).