Breaking News:

Kasus Perundungan

Bantah Hasil Visum, Kuasa Hukum Audrey Singgung Tim Medis: Kalau Baik-baik Saja Harusnya Dipulangkan

Pihak keluarga dan tim kuasa hukum Audrey membantah hasil visum dan menyinggung keprofesional tim medis yang merawat korban perundungan.

Pihak keluarga dan tim kuasa hukum Audrey membantah hasil visum dan menyinggung keprofesional tim medis yang merawat korban perundungan.

TRIBUNSTYLE.COM - Keluarga perundungan siswi SMP di Pontianak, Audrey (14) dan kuasa hukumnya membantah hasil visum yang sudah disampaikan ke publik oleh Kapolresta Pontianak, Kombes M Anwar Nasir, Rabu (10/4/2019).

Pihak keluarga dan tim kuasa hukum Audrey merasa ada kejanggalan terhadap hasil visum yang mengatakan tidak ada luka / lebam / bekas luka pada tubuh korban.

Satu diantara Kuasa Hukum Korban, Umi Kalsum mengatakan bahwa Audrey telah menjalani perawatan intensif di rumah sakit sejak tanggal 6 April 2019.

Sebelumnya menjalani rawat inap, Audrey sempat muntah-muntah lendir kuning pada 4 April 2019, sedangkan peristiwa perundungan terjadi pada 29 Maret 2019.

Mengetahui hasil visum yang disampaikan pihak kepolisian, pihak keluarga beserta kuasa hukum membantah dan menginginkan untuk visum ulang.

Bantah Hasil Visum, Kuasa Hukum Audrey Tunjukkan Bukti Baru & Sebut Korban Sempat Muntah Lendir

Umi Kalsum lantas mempertanyakan keprofesional-an tim medis, yang telah merawat Audrey.

"Bagaimana profesional tim medis, jika anak kami dibilang tidak ada apa-apa, sedangkan anak kami dirawat," ujar Umi Kalsum, Jumat (13/4/2019) seperti yang TribunStyle.com pada TribunPontianak.

Umi Kalsum juga mempertanyakan jika Audrey tidak mengalami rasa sakit, kenapa masih menjalani perawatan di rumah sakit.

"Kalau tim medis merasa anak kami baik-baik saja harusnya dikeluarkan (dipulangkan)," ujar Umi Kalsum.

Keluarga tunjukkan bukti Audrey alami luka
Keluarga tunjukkan bukti Audrey alami luka (Kolase TribunStyle)

Sebelumnya diberitakan, pihak kleluarga Audrey dan tim kuasa hukumnya mengajukan visum ulang.

Visum ulang yang diminta keluarga Audrey tersebut lantaran menilai ada yang janggal terhadap hasil visum yang sudah dikeluarkan oleh pihak kepolisian.

Dalam mengajukan visum ulang sekaligus mengawal kasus ini, pihak keluarga Audrey telah menggandeng tujuh pengacara sekaligus.

Dikutip TribunStyle.com dari TribunPontianak, Kamsi (11/4/2019), tujuh pengacara tersebut antara lain Daniel Edward Tankau SH, Fetty Rahmawardani SH. MH, Rita Purwanti SH, Ismail Marzuki SH, Anselmus Suharno SH, Agus SH dan Erik Mahendra SH.

5 Hal Perlu Diluruskan Soal Perundungan Audrey, Asmara Hingga Perusakan Kelamin, Ini Rumor vs Fakta

Berdasarkan pemaparan Daniel Edward, dirinya bersama 6 pengacara lainnya beserta keluarga Audrey akan meminta visum ulang yang lebih detail sebagai bukti baru.

"Kami dan keluarga meminta visum ulang, yang lebih detail. Visum ulang bisa menjadi alat bukti baru, untuk disodorkan dalam penanganan kasus ini," ujar Daniel.

Pengajuan visum ulang tersebut lantaran pihak keluarga merasa hasil visum yang sudah dibeberkan pihak kepolisian tidak sesuai dengan pernyataan korban.

Menurut Daniel, korban sudah dapat memberikan pernyataan terkait apa yang sebenarnya terjadi padanya, termasuk soal perusakan alat vital korban.

"Semua pernyataan terkait dibenturkan dan sebagainya adalah disampaikan korban itu sendiri. Korban sudah bisa mengatakan apa yang terjadi dengannya bahkan Informasi terkait kekerasan yang dilakukan di alat vital juga didapatkan dari korban," ujarnya.

Pengacara Audrey, Daniel Edward Tangkau, beri pernyataan berbeda dengan keterangan dari Kapolresta Pontianak.
Pengacara Audrey, Daniel Edward Tangkau, beri pernyataan berbeda dengan keterangan dari Kapolresta Pontianak. (TribunStyle.com Kolase/ TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/TITO RAMADHANI)

Sementara pada hasil visum yang dibeberkan pihak kepolisian, tidak ada perusakan pada organ intim korban.

Daniel juga mengatakan bahwa apa yang telah dikatakan korban harus dibuktikan dengan proses yang ada.

Ia pun menegaskan bahwa pernyataan Kapolresta yang membeberkan hasil visum harus dibuktikan di persidangan.

Kapolresta Beberkan Hasil Visum Audrey, Korban Pengeroyokan 12 Siswi SMA, Tak Ada Luka / Memar

Sementara dalam kasus perundungan yang menimpa Audrey tersebut, polisi telah menetapkan tiga tersangka.

Penetapan tersangka disampaikan oleh Kapolresta Pontianak, Kombes M Anwar Nasir, Rabu (11/4/2019) malam.

Polisi menetapkan tiga orang tersangka dalam kasus Audrey, dengan inisial F (17), T (17), dan C (17).

Audrey dan Ketiga Tersangka Kompak Bantah Adanya Perusakan Alat Vital Korban
Audrey dan Ketiga Tersangka Kompak Bantah Adanya Perusakan Alat Vital Korban (TribunStyle.com Kolase/YouTube/ Instagram @ifanseventeen)

Ketiga tersangka ini semuanya merupakan siswi SMA di Pontianak.

Dikutip TribunStyle.com dari TribunPontianak, dasar penetapan tersangka ini berdasarkan hasil pemeriksaan sejumlah saksi dan hasil rekam medis Rumah Sakit Pro Medika Pontianak.

Ketiga tersangka tersebut telah mengakui perbuatannya.

Merasa Janggal, Pihak Keluarga Audrey Minta Visum Ulang untuk Buktikan Ada Kekerasan pada Alat Vital

"Dalam pemeriksaan pelaku, mereka mengakui perbuatannya menganiaya korban," kata Anwar.

Para tersangka dikenakan pasal 80 ayat 1 Undang-undang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman tiga tahun enam bulan penjara.

"Sesuai dengan sistem peradilan anak, ancaman hukuman di bawah 7 tahun akan dilakukan diversi," ungkapnya.

(TribunStyle/Listusista)

Yuk Subscribe Channel YouTube TribunStyle :

Like Facebook TribunStyle :

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
TribunStyle.comAudreyPontianakKombes M Anwar NasirUmi KalsumDaniel Edward Tangkau
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved