Breaking News:

BMKG Dikritik Ifan Seventeen, Ini Catatan Kegagalan BMKG Deteksi Dini Tsunami Versi Dosen UGM

Gagal deteksi tsunami Selat Sunda, Dosen UGM ungkap catatan kegagalan BMKG lainnya.

Editor: Archieva Nuzulia Prisyta Devi
bmkg.co.id
BMKG 

"Kalau sekarang pimpinan tertinggi sampai presiden melihat ini suatu hal yang serius ya kami senang. Artinya kami sudah nggak perlu meyakinkan sampai ke presiden, DPR, Kementrian Keuangan, Bappenas yang punya otoritas masalah anggaran. Kalau dulu kan kami harus meyakinkan ini loh daerah bencana, ini loh kita kurang," katanya.

Rahmat mengatakan BMKG akan mengajukan anggaran untuk pengadaan seismograf tahun depan. Idealnya, Indonesia memiliki 300 seismograf. Saat ini Indonesia hanya memiliki 170 seismograf.

Namun, Rahmat mengatakan ia belum tahu berapa banyak seismograf yang akan diajukan dan dipasang tahun depan.

"Bukan masalah berapa, tapi kalau memasang kemampuan (kami) paling-paling satu tahun 20 (seismograf) pun sudah bagus karena harus mencari tanah, beli tanah, kemudian bangun shelter," katanya.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut Indonesia tidak lagi memiliki buoy untuk mendeteksi tsunami sejak tahun 2012.

Beberapa alat tersebut rusak karena kurangnya biaya perawatan dan beberapa dicuri orang. Padahal, keberadaan buoy sangat vital untuk mengukur tinggi gelombang yang akan terhempas menuju pesisir secara akurat.

BPPT mengatakan pemerintah baru akan memasang empat buoy di barat Sumatra dan selatan Jawa tahun depan.

Rahmat menambahkan, selain memasang buoy BPPT juga berencana memasang kabel bawah laut yang berguna untuk sistem deteksi dini.

(Tribunnews.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dua Kali Gagal Deteksi Tsunami, Pimpinan BMKG Diusulkan Dirombak.

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
BMKGUniversitas Gadjah Madaerupsi gunung Anak KrakatauTribunStyle.com
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved