Sosok Nadia Murad, Mantan Budak Seks ISIS yang Kini Sukses Raih Nobel Perdamaian
Selama tiga bulan lebih Nadia dan perempuan lainnya menjalani dunia bagai neraka di sana. Mereka disiksa, dipukuli dan diperkosa berulang kali.
Editor: Anggraini Wulan Prasasti
TRIBUNSTYLE.COM - Aksi kejam kelompok teroris dunia Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) kerap menimbulkan kesengsaraan di negara yang mereka serang.
Mulai dari pembunuhan hingga eksploitasi wanita dan anak-anak.
Salah satu negara yang terkena dampak terparah karena diduduki ISIS adalah Irak.
Dikutip dari AFP dan Kompas.com, Sabtu (6/10) saat ISIS menguasai Irak, etnis yang paling dirugikan ialah Yazidi.
Pada Agustus 2014 ISIS menyerang wilayah pegunungan Sinjar, Irak Utara di mana etnis Yazidi tinggal di sana.
Sejumlah truk pickup berisi ekstrimis ISIS bersenjata menyatroni desa Kocho.
ISIS kemudian menyerbu desa dan membunuh semua pria di desa tersebut.
Sedangkan anak-anak desa diculik dan dilatih untuk menjadi tentara mereka.
Lebih mengenaskannya lagi, perempuan-perempuan desa diciduk untuk dijadikan budak seks.
Salah satu perempuan dari desa tersebut adalah Nadia Murad.
Nadia (25) dan perempuan desa Kocho lainnya diangkut dengan truk untuk di bawa ke Mosul yang didaulat sebagai ibukota ISIS.
Selama tiga bulan lebih Nadia dan perempuan lainnya menjalani dunia bagai neraka di sana.
Mereka disiksa, dipukuli dan diperkosa berulang kali.
ISIS juga menghinakan kepercayaan mereka dan memaksa Nadia memeluk agama baru, yakni satu tuhan yang direpresentasikan dalam bentuk burung merak.
Ujung-ujungnya Nadia dipaksa juga menikahi seorang anggota ISIS yang menyuruhnya memakai make up serta pakaian ketat.