Layanan Gesek Tunai Lebih Menguntungkan Dibanding Pakai ATM? Simak Penjelasannya Berikut Ini
Gestun merupakan aksi menarik sejumlah uang dengan cara menggesekkan kartu kredit ke mesin melalui electronic data capture (EDC) di merchant tertentu
Editor: Amirul Muttaqin
TRIBUNSTYLE.COM - Selain untuk berbelanja, kartu kredit juga memberikan fasilitas tarik tunai bagi para pengguna. Tarik tunai dapat dilakukan di anjungan tunai mandiri (ATM) terdekat.
Selain tarik tunai, pengguna kartu kredit juga dapat memanfaatkan layanan jasa gesek tunai (gestun) untuk mendapat suntikan dana segar.
Gestun merupakan aksi menarik sejumlah uang dengan cara menggesekkan kartu kredit ke mesin melalui electronic data capture (EDC) di merchant tertentu ataupun perorangan penyedia jasa gestun atau gesek tunai.
Dalam hal ini, kartu kredit digesek untuk pembelian barang tertentu, tetapi yang diterima hanya sejumlah uang sebagai pengganti barang yang dibeli itu.
==========================
- Layanan gestun bisa digunakan untuk menarik sejumlah uang melalui fasilitas mesin EDC tanpa melakukan pembelian barang tertentu.
- Tak hanya untuk keperluan konsumtif, tak jarang uang dari gestun untuk diputar kembali, alias dijadikan tambahan modal usaha.
- Menambah modal usaha dengan uang tunai dari gestun lebih mudah dan tak ribet dibandingkan dengan mengajukan kredit ke bank.
- Praktik gestun dinilai bukan tindakan penipuan atau mengelabuhi sistem, karena penyedia layanan berani terang-terangan pasang MMT di depan lapak.
==========================
Layanan gestun kartu kredit kerap dimanfaatkan Stevanus H. Ia mengaku sudah beberapa kali menyambangi merchant yang menyediakan layanan gestun, guna memperoleh dana segar yang dibutuhkan. "Lebih mending gestun daripada tarik tunai di ATM," ucapnya, kepada Tribun Jateng, baru-baru ini.
Menurut Evan, sapaannya, sebelum melakukan gestun di merchant ia terlebih dahulu menghubungi call center bank penerbit kartu kredit yang dipegang untuk menanyakan biaya resmi tarik tunai melalui ATM.
Dari keterangan customer service bank plat merah itu diketahui biaya administrasi tarik tunai sebesar 6 persen akan dibebankan di tagihan.
Sementara, jika melakukan gestun di merchant, ia hanya dikenai biaya administrasi sebesar 2,5 persen, lantaran ia mengambil uang tunai lebih dari Rp5 juta.
"Bagi saya biaya administrasi enam persen itu terlalu besar. Karena itu, saya tak memutuskan lakukan tarik tunai via mesin ATM. Rata-rata bea admin gestun di kisaran 2-3 persen," terangnya.
Tak hanya untuk keperluan konsumtif, tak jarang Evan menggunakan uang dari gestun untuk diputar kembali, alias dijadikan tambahan modal usaha.
Meski punya gaji tetap bulanan sebagai karyawan swasta, ia juga nyambi usaha kecil-kecilan. "Kalau lagi butuh tambah modal cepet, ya kadang menggunakan gestun," ujar pemilik usaha pengananan itu.
Tak ribet
Evan menyatakan, menambah modal usaha dengan uang tunai dari gestun lebih mudah dan tak ribet dibandingkan dengan mengajukan kredit ke bank. "Tak perlu jaminan, proses cepat. Kalau pas ada uang segera dilunasi, jadi temponya bisa kita atur sendiri," bebernya.
Saat keluar kota, ia pun pernah gestun di sebuah merchant. Kala itu, ia kehabisan uang cash saat berada di Bogor. Sementara, di rekening tabungan pun sudah tak ada dana. "Ya pakai gestun sebagai dewa penolong," tukasnya.
Meski demikian, saat gestun di sebuah merchant di Kota Hujan itu, Evan harus terlebih dulu melakukan pendaftaran. Ia tak tahu kenapa ada mekanisme seperti itu.
Dari keterangan pemilik merchant, menurut dia, hal itu hanya digunakan sebagai database. "Diminta isi data dulu, jadi tidak tiba-tiba datang terus kita langsung gesek," urainya.