Sumiyati - TKI Asal Grobogan yang Tewas Dibakar Hidup-hidup Oleh Majikannya di Arab Saudi
Selama bertahun-tahun Sumiyati tidak pernah ada kabarnya. Pihak keluarga pun kesulitan mengakses Sumiyati.
Editor: Melia Istighfaroh
Kekhawatiran mulai menyelimuti keluarga.
Selama bertahun-tahun Sumiyati tidak pernah ada kabarnya.
Pihak keluarga pun kesulitan mengakses Sumiyati.
Sampai akhirnya bunyi dering ponsel dari nomor berkode Jakarta itu mengawali hancurnya asa yang menggunung bagi keluarga Sumiyati di desa terpencil tersebut.
"Telepon dari perusahaan penyalur di Jakarta menginformasikan bahwa Mbak Sumiyati meninggal dunia karena dibunuh majikannya."
"Kabar pada tahun 2010 itu kami terima setelah tiga bulan Mbak Sumiyati meninggal dunia."
"Seketika kami berteriak, menangis, dan shock."
"Kami tak habis pikir, Mbak Sumiyati yang kami cintai nasibnya berakhir tragis," kata Yuliatun.
Hingga sejauh ini, kasus pembunuhan Sumiyati masih dalam persidangan oleh pihak pengadilan setempat.
Pihak keluarga berharap majelis hakim menjatuhkan hukuman yang setimpal kepada pelaku yang menghilangkan nyawa Sumiyati.
Hak-hak yang sudah sepatutnya diterima pihak keluarga Sumiyati supaya segera diserahkan.
"Utang nyawa dibayar nyawa. Kami minta hukum di Arab Saudi bisa berlaku seadil-adilnya, dan kami mohon kepada Bapak Presiden Jokowi mengawal kasus ini. Karena sudah bertahun-tahun, kasus ini tidak ada kabarnya," ucap Sunarsih, ibunda Sumiyati.
Sumiyati tewas dianiaya
Ketua Lembaga Pemerhati dan Advokasi TKI, Jawa Tengah, Harso Mulyono menyampaikan, pihaknya merupakan tim pendamping hukum kasus Sumiyati.
Data yang diterima pihaknya dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, Arab Saudi, menyebutkan bahwa Sumiyati tewas pada 11 Februari 2010 di Kota Najran, Jeddah.