Sumiyati - TKI Asal Grobogan yang Tewas Dibakar Hidup-hidup Oleh Majikannya di Arab Saudi
Selama bertahun-tahun Sumiyati tidak pernah ada kabarnya. Pihak keluarga pun kesulitan mengakses Sumiyati.
Editor: Melia Istighfaroh
Bertaruh nasib ke Arab Saudi
Selepas menghabiskan waktu menuntut ilmu di madrasah tsanawiyah di kampung halamannya, Sumiyati tidak melanjutkan ke jenjang SMA.
Karena keterbatasan ekonomi, dia memilih membantu orangtuanya bertani di sawah.
Pada tahun 2000, Sumiyati yang lahir pada 1 Maret 1984 tersebut menikah dengan lelaki idaman yang juga tetangganya, Sukardi.
Pernikahannya dengan pekerja bangunan tersebut dianugerahi seorang putra yang diberi nama Muhammad Rozi.
Hingga suatu ketika, hasrat Sumiyati untuk mengubah strata hidup mengantarkannya untuk bertaruh nasib ke negeri orang.
Dia tergiur dengan nasib para tetangganya yang sukses setelah menjalani profesi sebagai pahlawan devisa negara di Arab Saudi.
Pada Mei 2004 melalui penyaluran Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) PT AMRI Margatama, Jakarta, Sumiyati akhirnya terbang ke Arab Saudi bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Saat ditinggal hijrah menjadi tenaga kerja Indonesia ( TKI) di Arab Saudi, anak semata wayangnya masih berumur dua tahun.
"Mbak nitip Bapak, Emak, dan Rozi ya, Dik."
• Capek-capek Kerja Jadi TKI Malah Dikhianati, Rumah Mewah yang Dibangunya Malah Buat Selingkuh Suami!
"Mbak tidak akan pulang sebelum sukses," ujar Yuliatun (29), adik Sumiyati, menirukan pesan kakaknya itu sebelum hengkang ke Arab Saudi.
Utang nyawa dibayar nyawa
Satu tahun berlalu, Sumiyati masih aktif berkomunikasi dengan keluarga melalui sambungan telepon.
Gaji selama setahun yang disisihkan Sumiyati sebesar Rp 13 juta dikirimkan kepada keluarganya untuk membantu menyokong hidup.