Setahun Sekali Datangi Obyek Wisata, Ayah Ini Amati Keramaian, Setelah 20 Tahun Fakta Pilu Terungkap
Lida membawa bayi mereka ke pasar sayur di Hangzhou, dimana dia mencium bayi yang sedang tidur dengan lembut.
Penulis: Yohanes Endra Kristianto
Editor: Yohanes Endra Kristianto
Mereka memutuskan untuk memiliki anak lagi sehingga anak pertama mereka tidak akan kesepian.
Tetapi dengan kehadiran saudara kandung ini akan melanggar kebijakan satu anak, sebuah tindakan yang diperkenalkan oleh pemerintah China pada tahun 1979 untuk mengendalikan pertumbuhan populasi yang melonjak.
Bila tidak mematuhi peraturan ini mengakibatkan hukuman denda uang yang mencekik, aborsi paksa atau disteril.
Ketika kehamilan Fenxiang ditemukan di bulan kelima, petugas keluarga berencana menuntut aborsi dan mengancam untuk meruntuhkan rumah mereka.
Tapi menurut Fenxiang, "Kehidupan bayi sudah terjadi, saya tidak bisa membatalkannya."
Jadi Lida dan Fenxiang memutuskan untuk melahirkan anak mereka.
Sekalipun jika itu berarti memberikan anaknya kepada orang lain.
Mereka bersembunyi di atas kapal di sungai tempat Fenxiang melahirkan anak perempuan mereka.
Tiga hari kemudian, Lida membawa bayi mereka ke pasar sayur di Hangzhou, dimana dia mencium bayi yang sedang tidur dengan lembut saat dia tahu itu sekaligus menjadi ucapan selamat tinggal.
Tapi dia tidak hanya meninggalkannya dengan ciuman, dia juga meninggalkan sebuah catatan.

Mereka berharap bisa dipertemukan kembali dengan 'harta terindahnya' yakni sang bayi ketika sudah beranjak dewasa.
Setahun kemudian, pasangan asal Michigan, Ruth dan Ken Pohler mengadopsi anak perempuan bernama Kati dari Suzhou Social Welfare Institute.
Ruth masih merasa emosional saat mengingat momen saat mereka menerima Kati.
Bersama putri mereka, Pohlers juga menerima secarik kertas tak terduga yang ditulis oleh orang tua Kati.
Catatan tersebut diakhiri dengan sebuah permohonan yang penuh gairah: