Breaking News:

Provinsi Xinjiang China Larang Nama Muslim pada Bayi, Alasannya Bikin Beresiko Terjadi Ekstremisme

Ini adalah sebuah langkah yang akan mencegah anak mendapatkan akses terhadap pendidikan dan keuntungan pemerintah.

Penulis: Mohammad Rifan Aditya
Editor: Desi Kris
wittyfeed.com
China larang beri nama Muslim pada anak 

Langkah baru untuk pelarangan adalah bagian dari perang China melawan terorisme di wilayah Xinjiang yang bermasalah, yang merupakan rumah bagi 10 juta Muslim minoritas etnis Uyghur.

Siapakah Muslim Uyghur ini? Apa yang diinginkan Muslim Uyghur ini?

Orang Uyghur secara tradisional mempraktikkan Islam Sunni.

Namun dalam beberapa tahun terakhir ini mengikuti praktik Wahabi yang lazim di Arab Saudi atau Pakistan.

Salah satu praktik tersebut adalah wanita mengenakan jilbab penuh.

Pihak berwenang China prihatin dengan sentimen separatis yang tumbuh di wilayah tersebut.

Uyghur telah melancarkan perang melawan negara untuk menciptakan sebuah negara Islam yang terpisah dan berdiri sendiri di Xiinjiang.

Untuk mencapai tujuan ini, kaum Uyghur telah terlibat dalam kekerasan dan tindakan terorisme.

Ada berbagai organisasi ekstremis yang beroperasi di wilayah ini.

Kerusuhan di Xiinjiang
Kerusuhan di Xiinjiang (wittyfeed.com)

Organisasi seperti East Turkestan Islamic Movement (ETIM) dan East Turkestan Liberation Organization (ETOF) telah terlibat dalam kegiatan subversif di provinsi itu.

ETIM, yang juga dikenal sebagai Turkistan Islamic Party, telah terlibat dalam lebih dari 200 aksi terorisme di negara tersebut.

ETIM juga telah terdaftar sebagai organisasi teroris oleh negara lain, termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Banyak orang tewas dalam aksi kekerasan dan terorisme yang dilakukan mereka.

Melarang cadar di tempat umum
Melarang cadar di tempat umum (wittyfeed.com)

Faktor penting lainnya adalah ketegangan etnis antara Uyghur dan Han.

Telah terjadi konflik yang berkepanjangan antara Uighur dan Han.

Sumber: TribunStyle.com
Halaman 2/3
Tags:
WittyfeedChina
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved