Berita Viral
Geger di SMPN 19 Tangsel: Bocah 13 Tahun Meninggal Diduga Jadi Korban Bullying di Sekolahnya
Geger di SMPN 19 Tangsel: Bocah 13 tahun meninggal diduga jadi korban bullying teman sekelas, memicu duka dan perhatian publik luas di media sosial.
Editor: Tim TribunStyle
Geger di SMPN 19 Tangsel: Bocah 13 tahun meninggal diduga jadi korban bullying teman sekelas, memicu duka dan perhatian publik luas di media sosial.
TRIBUNSTYLE.COM - Kasus bullying yang berujung pada meninggalnya seorang siswa terjadi di SMP Negeri di Tangerang Selatan. MH (13), siswa kelas I, meninggal di ruang ICU RS Fatmawati, Jakarta Selatan, pada Minggu (16/11/2025) pagi.
Sejak awal masuk sekolah, MH diduga menjadi korban perundungan oleh teman-temannya.
Bentuk perundungan ini diduga turut memperburuk kondisi kesehatannya, yang ternyata memiliki penyakit bawaan yang sebelumnya tidak terdeteksi.
Kabar duka ini menyoroti rangkaian peristiwa yang dialami MH, mulai dari dugaan kekerasan di lingkungan sekolah, penanganan medis yang panjang, hingga temuan kondisi kesehatan lain yang baru diketahui menjelang kematiannya.
Peristiwa ini menjadi perhatian publik dan mengundang diskusi luas mengenai keamanan, pengawasan, dan perlindungan terhadap siswa di sekolah.
Baca juga: Kasus Viral: Wanita Kabur dari Resepsi Demi Penjual Batagor, Tuntutan Rp 133 Juta
Berawal dari perundungan yang berulang
MH diduga mengalami intimidasi oleh teman sekelasnya sejak Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Menurut ibunya, Y (38), perlakuan tersebut tidak hanya berupa ejekan, tetapi juga kekerasan fisik.
“Sering ditusukin sama sedotan tangannya. Kalau lagi belajar, ditendang lengannya. Asal nulis ditendang, sama punggungnya itu dipukul,” kata Y.
Puncak kekerasan terjadi pada Senin (20/10/2025), ketika kepala MH dihantam menggunakan kursi besi oleh rekan sekelasnya.
Sejak saat itu, kondisi korban terus menurun hingga harus menjalani perawatan intensif.
Awalnya MH dirawat di sebuah rumah sakit swasta di Tangerang Selatan.
Namun karena kondisinya tidak membaik, ia dirujuk ke RS Fatmawati pada Minggu (9/11/2025).
Pada Selasa (11/11/2025), MH masuk ruang ICU dengan intubasi.
Sejak itu, kondisinya terus kritis. Hingga pada Minggu (16/11/2025), pendamping dari LBH Korban, Alvian, menerima kabar duka sekitar pukul 06.00 WIB dari keluarga.
“Korban sudah tidak ada. Kalau jamnya kami kurang tahu, tapi kami dikabari pihak keluarga pas jam 06.00 WIB," ujar Alvian
Tumor yang baru terdeteksi
Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie membenarkan kabar tersebut.
Ia mengatakan, pihak medis menemukan kondisi kesehatan lain dalam tubuh MH.
“Jadi memang si anak ini sudah menderita tumor, memang baru ketahuan saja. Terpicu, kemarin dengan kejadian itu,” ujar Benyamin.
Ia menyebutkan, informasi tersebut diperoleh dari rumah sakit.
Menurut dia, tumor otak yang diderita MH kemungkinan telah berkembang selama bertahun-tahun tanpa disadari.
Meski begitu, Pemkot Tangsel akan menelusuri lebih lanjut kondisi medis tersebut.
"Prosesnya saya serahkan kepada polisi, kalau yang bersangkutan memang keluarga korbannya mengadukan, itu kita serahkan kepada Pak kapolres," jelasnya.
Enam saksi diperiksa
Kasi Humas Polres Tangsel AKP Agil Sahril mengatakan, penyidik telah memeriksa enam saksi, termasuk guru-guru yang mengajar MH.
“Penyidik sudah meminta keterangan klarifikasi dari beberapa saksi, ada enam orang termasuk guru pengajar,” kata Agil, Minggu.
Sebelum MH kritis, penyidik juga beberapa kali meminta keterangan korban dengan pendampingan keluarga, KPAI, Dinas Pendidikan, dan UPTD PPA Kota Tangsel.
“Petugas juga membuat laporan informasi sebagai dasar dimulainya penyelidikan secara resmi,” jelas Agil.
Polres Tangsel menyampaikan belasungkawa sekaligus memastikan penyelidikan dugaan perundungan tetap dilakukan secara profesional.
Baca juga: Viral: Wanita di Kendal Hilang Sebelum Ijab Kabul, Kabur dengan Mantan Penjual Batagor
Respons pemkot dan upaya pencegahan
Benyamin menegaskan bahwa dugaan perundungan terhadap MH telah didampingi hingga tingkat kepolisian.
“Kalau memang keluarga mengadukan, kami serahkan kepada Pak Kapolres. Penanganan hukumnya kewenangan kepolisian,” ujarnya.
Pemkot Tangsel menyebutkan, telah membentuk Satgas Anti-Bullying di seluruh sekolah.
Selain itu, Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) juga akan diperkuat untuk mencegah kejadian serupa terulang.
“Baik di dalam maupun di luar sekolah, kekerasan itu tidak boleh dilakukan,” kata Benyamin.
| Yudo Sadewa Murka: Dituduh Buzzer Pakai Uang Negara untuk Trading, Saya Dapat dari Kripto |
|
|---|
| Muzdalifah Tantang Willie Salim: ‘Kalau Sultan, Beli Rumah Aku! |
|
|---|
| Tarif Fantastis Rp15 Juta Sekali Kencan: Dua Turis Uzbekistan Diringkus di Jakarta |
|
|---|
| Insiden ‘Gancet’ Saat Mendaki: Hasil Autopsi Ungkap Penyebab Kematian Sepasang Pendaki |
|
|---|
| Yudo Sadewa Tantang Akun Penghina Keluarga Purbaya Lewat Sayembara dengan Imbalan Besar |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/style/foto/bank/originals/Geger-di-SMPN-19-Tangsel-Bocah-13-tahun-meninggal.jpg)