Breaking News:

Berita Viral

Aksi Bullying MPLS, Siswa SMP Meninggal Setelah Jadi Sasaran Kekerasan Teman Sekelas

Aksi Bullying MPLS, Siswa SMP Meninggal Setelah Jadi Sasaran Kekerasan Teman Sekelas, korban sering dibully sejak awal kegiatan sekolah

Editor: Tim TribunStyle
Youtube Tribunnews
Aksi Bullying MPLS, Siswa SMP Meninggal Setelah Jadi Sasaran Kekerasan Teman Sekelas, korban sering dibully sejak awal kegiatan sekolah 

Aksi Bullying MPLS, Siswa SMP Meninggal Setelah Jadi Sasaran Kekerasan Teman Sekelas, korban sering dibully sejak awal kegiatan sekolah

TRIBUNSTYLE.COM  - MH (13), siswa kelas I SMP Negeri di Tangerang Selatan, meninggal di ruang ICU RS Fatmawati, Jakarta Selatan, Minggu (16/11/2025) pagi.

Remaja tersebut diduga menjadi korban perundungan (bullying) sejak awal masuk sekolah. Ia mengembuskan napas terakhir setelah kondisinya terus memburuk akibat luka serius di kepala.

Kabar duka ini kembali membuka rangkaian peristiwa yang dialami MH, mulai dari dugaan kekerasan di sekolah, penanganan medis yang panjang, hingga temuan masalah kesehatan lain yang baru diketahui menjelang kematiannya.

KORBAN BULLY- Noviyanti Ibu MH (13) saat diwawancarai soal bullying yang dialami anaknya saat disambangi di kediamannya di kawasan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Senin (10/11/2025).
KORBAN BULLY- Noviyanti Ibu MH (13) saat diwawancarai soal bullying yang dialami anaknya saat disambangi di kediamannya di kawasan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Senin (10/11/2025). (Tribuntangerang.com/Nurmahadi)

Berawal dari perundungan yang berulang 

MH diduga mengalami intimidasi oleh teman sekelasnya sejak Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). 

Menurut ibunya, Y (38), perlakuan tersebut tidak hanya berupa ejekan, tetapi juga kekerasan fisik. 

Baca juga: Geger di SMPN 19 Tangsel: Bocah 13 Tahun Meninggal Diduga Jadi Korban Bullying di Sekolahnya

“Sering ditusukin sama sedotan tangannya. Kalau lagi belajar, ditendang lengannya. Asal nulis ditendang, sama punggungnya itu dipukul,” kata Y. 

Puncak kekerasan terjadi pada Senin (20/10/2025), ketika kepala MH dihantam menggunakan kursi besi oleh rekan sekelasnya. 

Sejak saat itu, kondisi korban terus menurun hingga harus menjalani perawatan intensif.

Awalnya MH dirawat di sebuah rumah sakit swasta di Tangerang Selatan

Namun karena kondisinya tidak membaik, ia dirujuk ke RS Fatmawati pada Minggu (9/11/2025). 

Pada Selasa (11/11/2025), MH masuk ruang ICU dengan intubasi. 

Sejak itu, kondisinya terus kritis. 

Hingga pada Minggu (16/11/2025), pendamping dari LBH Korban, Alvian, menerima kabar duka sekitar pukul 06.00 WIB dari keluarga.

 “Korban sudah tidak ada. Kalau jamnya kami kurang tahu, tapi kami dikabari pihak keluarga pas jam 06.00 WIB," ujar Alvian. 

Ilustrasi bullying -  MH (13), siswa kelas I SMP Negeri di Tangerang Selatan, meninggal di ruang ICU RS Fatmawati, Jakarta Selatan, Minggu (16/11/2025) pagi.
Ilustrasi bullying - MH (13), siswa kelas I SMP Negeri di Tangerang Selatan, meninggal di ruang ICU RS Fatmawati, Jakarta Selatan, Minggu (16/11/2025) pagi. (ISTIMEWA/worldofbuzz.com)

Tumor yang baru terdeteksi 

Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie membenarkan kabar tersebut. 

Ia mengatakan, pihak medis menemukan kondisi kesehatan lain dalam tubuh MH. “

Jadi memang si anak ini sudah menderita tumor, memang baru ketahuan saja. Terpicu, kemarin dengan kejadian itu,” ujar Benyamin. 

Ia menyebutkan, informasi tersebut diperoleh dari rumah sakit. 

Menurut dia, tumor otak yang diderita MH kemungkinan telah berkembang selama bertahun-tahun tanpa disadari. 

Meski begitu, Pemkot Tangsel akan menelusuri lebih lanjut kondisi medis tersebut. 

"Prosesnya saya serahkan kepada polisi, kalau yang bersangkutan memang keluarga korbannya mengadukan, itu kita serahkan kepada Pak kapolres," jelasnya. 

Enam saksi diperiksa 

Kasi Humas Polres Tangsel AKP Agil Sahril mengatakan, penyidik telah memeriksa enam saksi, termasuk guru-guru yang mengajar MH. 

“Penyidik sudah meminta keterangan klarifikasi dari beberapa saksi, ada enam orang termasuk guru pengajar,” kata Agil, Minggu. 

Sebelum MH kritis, penyidik juga beberapa kali meminta keterangan korban dengan pendampingan keluarga, KPAI, Dinas Pendidikan, dan UPTD PPA Kota Tangsel. 

“Petugas juga membuat laporan informasi sebagai dasar dimulainya penyelidikan secara resmi,” jelas Agil. 

Polres Tangsel menyampaikan belasungkawa sekaligus memastikan penyelidikan dugaan perundungan tetap dilakukan secara profesional. 

Respons pemkot dan upaya pencegahan 

Benyamin menegaskan bahwa dugaan perundungan terhadap MH telah didampingi hingga tingkat kepolisian. 

“Kalau memang keluarga mengadukan, kami serahkan kepada Pak Kapolres. Penanganan hukumnya kewenangan kepolisian,” ujarnya. 

Baca juga: 3 Remaja Wanita Bully Nenek di Maluku saat Cuci Baju di Sungai, Korban Minta Ampun Tapi Ditertawakan

Pemkot Tangsel menyebutkan, telah membentuk Satgas Anti-Bullying di seluruh sekolah. Selain itu, Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) juga akan diperkuat untuk mencegah kejadian serupa terulang. 

“Baik di dalam maupun di luar sekolah, kekerasan itu tidak boleh dilakukan,” kata Benyamin. 

Hingga berita ini diturunkan, Kompas.com masih menghubungi Polres Tangerang Selatan untuk memperoleh perkembangan terbaru penyelidikan.

Tribun Jakarta.com |  Rr Dewi Kartika H | TriibunStyle.com | Surya Rafi

Tags:
Tangerang Selatansiswa SMPbullying
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved