“Semua orang membicarakan kegagalan intelijen pada 7 Oktober, tapi tidak ada yang membicarakan kegagalan menghentikan pendanaan,” kata Udi Levy, mantan kepala divisi perang ekonomi Mossad kepada Times.
“Uang, uanglah yang memungkinkan hal ini terjadi,” lanjut dia.
Laporan Times lebih lanjut mencatat bahwa ketika jaringan keuangan Hamas ditemukan pada tahun 2018, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu secara aktif mendorong Qatar untuk mengirim uang ke Jalur Gaza yang dikuasai Hamas.
Netanyahu membantah tuduhan bahwa dia terlalu lunak terhadap Hamas dan mengambil risiko dengan membiarkan mereka mengumpulkan dana untuk memisahkan Otoritas Palestina dan Hamas.
Dia juga menolak menjawab pertanyaan Times tentang buku besar yang ditemukan pada tahun 2018.
(*)
Artikel diolah dari Tribunnews.com