TRIBUNSTYLE.COM - Perang Hamas-Israel tidak dimulai pada 7 Oktober 2023.
Kegagalan intelijen Israel pada 7 Oktober masih jadi sorotan.
Karena saat itu Hamas bisa secara leluasa melakukan serangan besar yang menewaskan lebih dari kurang lebih 1.200 warga Israel.
Namun ada satu hal lagi yang harus disorot, yaitu betapa kuatnya Hamas melawan serangan dan gempuran Israel si paling canggih selama 2 bulan terakhir.
Hal ini menyoroti kegagalan Israel dan Amerika Serikat dalam menghentikan pendanaan Hamas dari sumber uang mereka.
Harus diakui, Hamas memiliki kekuatan finansial luar biasa sehingga mampu merencanakan secara matang serangan 7 Oktober.
Mereka juga mampu bertahan dari ganasnya gempuran tentara Israel hingga hari ini karena memiliki senjata dan perbekalan, serta terowongan canggih ratusan kilometer yang rumit.
Padahal Israel menerima informasi intelijen pada tahun 2018 bahwa Hamas memperoleh keuntungan dari bisnis di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Majalah Times juga melaporkan pejabat keamanan Israel memperoleh dokumen dari komputer seorang pejabat senior Hamas, yang mengungkapkan bahwa Hamas mengendalikan pertambangan, peternakan ayam, dan operasi pembangunan jalan di Sudan serta properti berupa dua gedung pencakar langit di Uni Emirat Arab.
Baca juga: Israel Desak Siswa Daftar Perang Lawan Hamas, Kehilangan Tentara Setiap 5 Menit, Kehabisan Prajurit?
Termasuk perusahaan pengembangan di Aljazair, dan perusahaan real estat Turki yang menjadi pusat operasi Hamas.
Nilai total aset Hamas diperkirakan mencapai ratusan juta dolar.
Namun, Netanyahu tidak melakukan apa pun untuk menghalangi kemajuan finansial Hamas, menurut laporan The New York Times pada hari Sabtu seperti diberitakan Jerusalem Post.
Berdasarkan laporan Times, dokumen-dokumen dari tahun 2018 merupakan “peta jalan potensial untuk menghambat aliran dana Hamas dan menggagalkan rencananya.” Namun tidak ada tindakan yang diambil.
Tidak ada pula upaya sanksi dari jaringan keuangan Hamas oleh Amerika Serikat atau Israel sejak lama hingga tahun 2022.
Termasuk ketika para pejabat Hamas dapat menjual saham di perusahaan mereka yang terkena sanksi dan selanjutnya mengisi kantong mereka dengan jutaan dolar lebih banyak.