TRIBUNSTYLE.COM - Nahas nasib seorang remaja perempuan ini.
Gadis muda ini dalam kondisi kritis setelah terlibat konfrontasi dengan polisi moral di Tehran, Iran.
Diduga penganiayaan ini terjadi karena gadis itu melanggar peraturan soal hijab.
Mengutip ABC News, kelompok HAM Iran, Hengaw, menyebut korban bernama Armita Geravand, berusia 16 tahun.
Ia berada dalam kereta bawah tanah saat dugaan pemukulan itu terjadi.
Otoritas menyangkal klaim tersebut.
Namun pada Rabu (4/10/2023), Hengaw mengunggah foto Armita Geravand dalam keadaan tak sadarkan diri di rumah sakit setelah kejadian tersebut.
"Kami sedang memantau kasusnya dengan cermat. Dia koma di Unit Perawatan Intensif rumah sakit dan kondisinya kritis. Kerabatnya mengatakan banyak sekali pakaian preman di rumah sakit," kata salah satu aktivis di Iran, tanpa menyebutkan namanya.
Baca juga: Lepas Hijab, Tato Putri Anne Tak Sengaja Terlihat hingga Bikin Envy Kerabat, Hujannya Sedih
Aktivis lainnya mengatakan pasukan keamanan melarang orang tua Geravand mengunggah fotonya di media sosial atau berbicara dengan kelompok hak asasi manusia.
Sebuah video yang di media sosial memperlihatkan Geravand diseret keluar dari gerbong kereta api.
Dua temannya dilaporkan berada bersamanya saat itu.
Dibantu penumpang lain, mereka menyeret Geravand keluar dari gerbong.
Tidak ada rekaman di dalam kereta yang menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi.
Kepala Perusahaan Pengoperasian Metro Teheran, Masoud Dorosti, mengatakan kepada IRNA, media yang dikelola pemerintah, bahwa rekaman CCTV tidak menunjukkan tanda-tanda konflik verbal atau fisik antara penumpang atau karyawan perusahaan.
Sementara itu, seorang jurnalis Iran ditangkap sebentar pada hari Senin ketika dia pergi ke rumah sakit untuk menanyakan situasi Geravand, media Iran iranwire.com melaporkan.