TRIBUNSTYLE.COM - INILAH profil Adelia Putri Salma, selebgram yang terseret kasus narkona internasional, lulusan S2, suami bandar kelas kakap.
Heboh sosok selebgram bernama Adelia Putri Salma ditangkap polisi terkait dugaan keterlibatan dalam jaringan narkoba internasional.
Selebgram asal Palembang, Sumatera Selatan itu ditangkap saat berada di salah satu klinik kecantikan di Jalan Basuki Rahmat, Palembang, Sabtu (26/8/2023) oleh Satresnarkoba Polda Lampung.
Diketahui Adelia merupakan istri dari narapidana bandar narkoba bernama Kadafi atau David.
Adelia ditangkap setelah sebelumnya polisi menangkap David bersama 4 orang lainnya yang diduga kurir tahun 2017 lalu.
David saat ini tengah menjalani hukuman 20 tahun penjara di Lapas Nusa Kambangan.
Baca juga: Profil dan Medsos Dinda Kirana, Tetap Setia Menemani Naufal Samudra Yang Tersandung Kasus Narkoba
Sementara itu, Adelia diduga terlibat dalam upaya menyembunyikan aset-aset kejahatan sang suami.
Aset itu berupa rumah, minimarket dan juga mobil.
Ia juga diduga menerima uang miliaran rupiah dan hasil transferan dari suaminya.
Suami Adelia ditangkap dengan barang bukti 10 kilogram sabu dan 30 butir pil ekstasi.
Meskipun mendekam di penjara, David diduga masih menjalankan bisnis haram tersebut.
Adelia sendiri dikenal sebagai selebgram yang kerap menampilkan gaya hidup mewah.
Di akun Instagramnya, ia memiliki sekitar 21,2 pengikut.
Namun kini Instagramnya telah terkunci.
Dalam akun Instagram itu, ia juga menyematkan gelar S.E.M.M yang berarti ia lulusan dari S2 Manajemen.
Selebgram satu ini juga memiliki hobi olahraga mahal. Seperti berkuda, menembak, memanah dan juga golf.
Dilansir SerambiNews.com, Adelia tinggal di RT 30 di Kecamatan Ilir Barat 1 Palembang.
Syafrial, ketua RT tempat APS tinggal, menyebut bahwa sosok D adalah pemain narkoba.
Hal itu diketahui Syafrial dari keterangan polisi saat menggeledah kediaman APS di Kecamatan Ilir Barat 1 Palembang, Sabtu (26/8/2023) malam.
"Suaminya jelas pemain (narkoba). Saya dapat informasi katanya mereka ini penggeledahan (rumah APS) untuk menyita (barang bukti)," ujar Syafrial saat ditemui sejumlah awak media, Senin (28/8/2023).
Sedangkan Adelia disebut jarang bersosialisadi dengan warga sekitar.
"Dia (APS) tidak bersosialisasi orangnya. Jadi ketemunya baru sekali, pas penggeledahan," ujarnya.
NASIB Emak-emak Gerebek Basecamp Narkoba Jambi, Kini Diteror, Rumah Dilempari Tinja, Ngadu ke Polisi
PILU kini dirasakan belasan emak-emak setelah melakukan penggrebekan basecamp naskoba di Jambi pada Juli lalu.
Pasalnya usai kejadian itu, mereka mendapatkan teror dari sosok misterius.
Merasa nyawa terancam, emak-emak ini kemudian ngadu ke polisi.
Seperti apa ancaman yang diterima emak-emak ini?
Belasan emak-emak penggerebek basecamp narkoba di eks lokalisasi Pucuk, di RT 05, Payo Sigadung, Kelurahan Rawasari, Kecamatan Alam Barang, Jambi, Juli lalu, membuat laporan polisi karena diteror diduga oleh bandar narkoba.
Emak-emak yang tinggal di Kelurahan Rawasari, Kecamatan Alambarajo, Kota Jambi itu, tiba di Mapolresta Jambi sekitar pukul 13.00 WIB, Kamis (24/8/2023).
Baca juga: KRONOLOGI Emak-emak di Jambi Dahului Polisi Gerebek Basecamp Narkoba, Sempat Jadi Daerah Lokalisasi
Mereka menjalani pemeriksaan satu persatu di ruangan Satresnarkoba Polresta Jambi terkait intimidasi yang dialami.
"Kami ramai-ramai datang lapor ke polisi karena menerima ancaman dari diduga bandar setelah penggerebekan basecamp narkoba," kata Wati, warga RT 05 di Mapolresta Jambi.
Dia mengatakan, dua hari usai penggerebekan sarang narkoba, ada seorang berinisial D yang diduga bandar mendatangi dirinya.
D mempertanyakan mengapa Wati menghancurkan basecamp tersebut.
"Saya bilang tidak tahu apa-apa. D langsung pergi dan berkata, 'Awas ya'," kata Wati menirukan ucapan D.
Sepekan kemudian, Wati kembali bertemu dengan D di jalan. D kemudian melontarkan makian kepada Wati.
Tidak hanya itu, Wati juga menyebut rumah tetangganya selama empat hari dilempari kotoran manusia oleh orang tak dikenal pada malam hari.
"Kami menduga kejadian ini berhubungan dengan penggerebekan basecamp, karena itu terjadi setelah basecamp tutup. Padahal sebelumnya tidak pernah terjadi," kata Wati.
Dengan adanya sejumlah teror, Wati berharap pihak kepolisian segera menangkap D.
Warga khawatir karena D masih saja berkeliaran di sekitar rumah mereka.
Sementara, Sekretaris RT 05, Didin mengatakan, emak-emak yang datang ke kantor polisi berjumlah 15 orang.
"Ya, hari ini kita berikan keterangan dan menjadi saksi. Kami juga melapor karena ada warga yang diancam dan rumahnya dilempari kotoran," kata Didin.
Baca juga: NASIB Pegawai SPBU di Karawang Nyambi Jualan Narkoba, Jajakan Lewat Medsos, Kini Diciduk Polisi
Rumah yang dilempari kotoran merupakan milik warga bernama Rosti.
Selanjutnya polisi mengatakan agar segera menindaklanjuti laporan tersebut.
Sebelumnya diberitakan, viral di media sosial sejumlah video yang memperlihatkan emak-emak menggerebek sebuah bangunan yang diduga jadi basecamp para pecandu narkoba di RT 05, Payo Sigadung, Kelurahan Rawasari, Kecamatan Alam Barang, Jambi, Sabtu (22/7/2023).
Dari video yang beredar, tampak sejumlah pria berlarian keluar rumah saat sejumlah ibu-ibu datang menggerebek.
Terdengar juga suara teriakan dan barang yang dibanting di rumah yang tampak tak terurus itu.
Seorang wanita kemudian menunjukkan sejumlah alat isap sabu yang dia temukan di dalam rumah.
Baca juga: Sopir & Tukang Parkir di Semarang Kerja Sampingan Jadi Pengedar Narkoba, Untung Rp 750 Ribu Per Hari
S (38), salah satu warga yang ikut dalam penggerebekan itu mengatakan, aksi itu dilakukan lantaran warga Payo Sigadung geram dengan aktivitas transaksi narkotika di sana.
Selain itu, barang warga sering hilang dicuri.
Basecamp para penyabu tersebut sudah ada sekitar setahun.
Namun, pihak kepolisian tak kunjung menangkap para pengguna narkoba meski sudah dilaporkan oleh masyarakat.
"Kurang lebih sudah setahun lebih mereka buka di sini. Kami sudah melapor, tapi tidak ada tanggapan," ujarnya.
(TribunJateng.com/Like Adelia).
Artikel ini diolah dari TribunJateng.com