TRIBUNSTYLE.COM - Para petugas Pomdam Jaya Jayakarta terus mencari jejak kasus kematian Imam Masykur.
Mereka mengaku sedang mengembangkan kasus penculikan dan penganiayaan warga Aceh ini.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigadir Jenderal TNI AD Hamim Tohari menyebut penyidik saat ini masih mengumpulkan alat bukti.
Seperti ponsel korban yang hilang, termasuk ponsel komplotan Praka RM cs yang juga hilang.
Hamim Tohari pun mengaku belum bisa memberikan informasi terperinci soal penculikan dan pemerasan Imam.
Termasuk terkait motif, Hamim menyebut dugaan sementara aksi keji itu masih seputar ekonomi.
"Memang ini masih terus didalami, dari keterangan sementara yang didapatkan motif yang kuat melatarbelakangi ini lebih mengarah ke ekonomi atau untuk mencari keuntungan pribadi dari para tersangka. Namun akan dipastikan dari penyidikan lanjutan setelah ditemukan lagi alat-alat bukti baru."
"Masih ada perangkat telepon genggamnya korban yang sampai saat ini belum ditemukan, namun kita akan terus mencari itu dan di dalamnya kita dapat data-data percakapan sehingga bisa lebih terungkap nanti," kata Hamim, Selasa (29/8/2023) dikutip dari YouTube KompasTV.
Baca juga: TAK Cuma Imam Masykur, Korban Praka RM Lain Ngaku Dicambuk, Disekap 12 Jam, & Diperas Puluhan Juta
Hamim hanya memastikan, pengungkapan secara lengkap akan disampaikan apabila semua alat bukti pendukung telah terkumpul.
Tak hanya itu, Hamim juga menyatakan ponsel para tersangka hingga saat ini juga masih hilang.
"Hp tersangka belum kita temukan. Masih dalam pencarian. Artinya kita tidak bisa berspekulasi dengan asumsi bahwa ini sudah sekian kali melakukan, tetapi ini akan terus didalami," kata Hamim.
"Termasuk mungkin juga ada masalah- masalah lain yang melatarbelakangi kasus ini. Kita sedang dalam pendalaman sehingga kita tidak bisa berasumsi dulu setelah mantap akan kita sampaikan detailnya pada publik," tambahnya.
Danpomdam Jaya, Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar mengungkap pentingnya handphone tersangka ditemukan.
Hal ini agar penyidik bisa mendapatkan jejak elektronik atas kasus tersebut.
"Makanya itu, kita dalami apakah pembunuhan yang direncana atau penculikan yang direncana, itu masih kita dalami. Kalau memang pembunuhan berencana, tentunya harus ada bukti-bukti lain yang harus kita dalami."