Berita Viral

17 Pasang Anak Kembar Ini Masuk ke SD yang Sama, Total Ada 147 Pasang: Sudah Tradisi

Editor: Amirul Muttaqin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

17 pasang anak kembar berkumpul di St Patrick Primary School, Greenock.

Konsumsi milkshake di kantin, enam siswa SD di Kabupaten Sleman diduga alami keracunan hingga harus dibawa ke Puskesmas.

Para siswa tersebut awalnya membeli minuman ringan di kantin sekolah.

Setelah menikmati minuman tersebut, enam dari delapan siswa yang membeli mengalami perubahan kondisi tubuh.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Ery Widaryana peristiwa keracunan terjadi pada Rabu (9/08/2023).

"(Minum sejenis es) milkshake itu, ada delapan anak yang minum," ujar Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Ery Widaryana saat dihubungi, Kamis (10/08/2023).

Ery menyampaikan dari delapan siswa tersebut, ada enam anak yang mengeluhkan pusing. 

Ilustrasi milkshake. (Instagram/armi_indonesia)

"Ada enam siswa yang agak pusing dan dibawa ke Puskesmas. Setelah di Puskesmas, rata-rata terus langsung ke sekolah, ada dua anak yang beristirahat sebentar dan setelah itu kembali ke sekolah, ikut kegiatan Pramuka sampai, sudah sehat semuanya," tandasnya.

Menurut Ery jajanan berupa minuman sejenis milkshake tersebut dititipkan untuk dijual di kantin sekolah.

"Itu jajananya di kantin sekolah. Kebetulan di kantin kan ada yang menitipkan makanan, minuman," ungkapnya.

Ery sudah meminta agar sampel minuman yang diminum oleh para siswa agar dibawa ke Puskesmas.

Hal ini guna mengetahui penyebab dari keracunan.

Sebanyak enam orang siswa SD di Sleman alami keracunan, diduga akibat konsumsi milkshake di kantin. (TribunKalteng.com)

"Sampel kemarin saya minta dikoordinasikan dengan Puskesmas. Jadi dikoordinasikan dengan Puskesmas, nanti akan dilihat, kan ada sisa minuman sedikit," urainya.

Dia mengatakan pihaknya sudah sejak lama memberikan imbuan agar pihak sekolah mendata pedagang yang berjualan di lingkungan sekolah.

Termasuk orang yang menitipkan jajanan di kantin sekolah.

"Sehingga secara berkala kan bisa dicek makanan jajananya itu. Bisa kerja sama dengan Puskesmas atau Dinas Kesehatan. Layak tidaknya kan bisa diajukan untuk dites. Jadi kami harapkan yang dagang di situ ya harus koordinasi dengan sekolah didata betul, paling tidak dimintai KTP dan lain sebagainya," pungkasnya.

(KOMPAS.com/ Tito Hilmawan Reditya/Wijaya Kusuma)

Diolah dari artikel di KOMPAS.com

Baca artikel lainnya terkait berita viral