Selain itu wilayah berpotensi kering juga terjadi di Bali, Nusa Tenggara Bara, Nusa Tenggara Timur, lalu wilayah Kalimantan dan Sulawesi.
"Di Bali, NTB, NTT juga sama, Kalimantan dari Kalimantan bagian barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara itu sama juga, dan Sulawesi utamanya di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara berpotensi terjadinya musim kering," ujar Fachri.
Sementara memasuki bulan Oktober nanti, BMKG meyakini sudah mulai ada hujan di sebagian wilayah Indonesia khususnya di Sumatera.
“Kewaspadaan kita puncaknya adalah di Agustus dan September ini. Oktober sebagian wilayah Indonesia sudah mulai ada hujan seperti sebagian di Sumatera tapi di Jawa khususnya Jawa Timur masih kemarau,” ujar dia.
Cadangan Pangan Cukup
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menuturkan pihaknya melakukan langkah mitigasi dampak El Nino sejak tahun lalu.
Arief memastikan cadangan pangan sampai akhir 2023 aman dan tercukupi.
"Stok pangan komoditas strategis kita aman," katanya.
Bapanas, imbuh Arief, menugaskan Bulog untuk menyerap beras petani 2,24 juta ton.
Cadangan beras itu diutamakan yang diproduksi di dalam negeri untuk memenuhi ketersediaan.
Namun, Bapanas juga akan melakukan impor beras agar stok yang dimiliki lebih banyak.
"Importasi itu memang harus dilakukan, dengan kita memiliki stok akan berbeda sehingga kita lebih pede dalam melindungi masyarakat Indonesia yang jumlahnya banyak ini," urainya.
Arief menurbut cadangan aneka daging juga dipastikan aman sebab pihaknya menggunakan cold storage guna memperpanjang umur simpan.
"Seperti daging ayam, sapi, kerbau itu sudah kita stok menggunakan cold storage. Kita pastikan kebutuhan sekitar 700 ribu ton ter-secure dengan baik," ucapnya.
Dia mengatakan beberapa pasokan produk hortikultura perlu dicadangkan lebih banyak untuk menghadapi ancaman El Nino, seperti cabai.
"Ada produk hortikultura yang kita harus kerja keras misalnya cabai. Karena culture di Indonesia itu penginnya harus fresh sehingga Kementan bekerja ekstra untuk tetap melakukan tanam, medianya tidak harus di tanah, jadi beberapa sudah ada urban farming," tukasnya.
(*)
(Tribun Network/Reynas Abdila/TRIBUN JATENG CETAK)
Artikel diolah dari TribunJateng.com