Berita Viral

WASPADA Puncak Musim Kemarau Ekstrem Terdampak El Nino, Lebih Kering, Desember Masih Panas?

Editor: Dhimas Yanuar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fenomena El Nino.

TRIBUNSTYLE.COM - Hawa dingin di malah hari dan kekeringan panjang dampak dari musim panas masih terjadi di banyak wilayah Indonesia.

Bahkan lebih dari separun Indonesia sudah memasuki musim kemarau.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahkan memprediksi fenomena El Nino bakal mengakibatkan musim kemarau ekstrem.

Musim kemarau ekstrem ini bakal beradampak lebih kering dibandingkan tiga tahun sebelumnya.

Ilustrasi kekeringan - waspada puncak musim kemarau ekstrem dampak El Nino. (Shutterstock)

Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Fachri Radjab menyebut puncak musim kering tersebut bakal terjadi di bulan Agustus hingga September 2023.

Menurutnya, sudah 63 persen wilayah di Indonesia yang telah memasuki musim kemarau.

"BMKG membuat zona musim di mana kami mengategori zona musim di Indonesia sebanyak 699 zona dan sudah sekitar 63 persen dari 699 zona yang sudah memasuki periode musim kemarau,” kata Fachri dalam Forum Merdeka Barat di Jakarta, Senin (31/7/2023).

Fachri menjelaskan wilayah-wilayah itu kekinian terdampak langsung dari fenomena el nino.

Baca juga: FENOMENA Bulan Supermoon Bakal Terlihat di Indonesia, Tak Cuma Terang, Ada Efek Lainnya Juga

Ia mengatakan, akibat El Nino bulan dengan akhiran ber (September, Oktober, November, dan Desember) ada indikasi belum akan masuk musim hujan.

"Perkiraan kita pucak musim kemarau September, kalau dulu kita tahunya bulan ber-ber itu musim hujan saat ini dari sisi spasialnya tidak sama seluruh wilayah Indonesia,” tutur Fachri.

BMKG, lanjut dia, mencatat di wilayah Maluku dan juga di beberapa sebagian Papua itu bahkan belum masuk musim kemarau.

“Memang lazimnya seperti itu," tuturnya.

Fachri menambahkan musim kemarau yang berpotensi lebih kering ini tidak rata terjadi di seluruh wilayah Indonesia.

Wilayah berpotensi mengalami kemarau yang lebih kering yakni sebagian besar di pulau Sumatera dan Jawa.

"Beberapa wilayah yang memang kita prediksikan intensitas hujannya dalam kategori rendah, dari prakiraan hujan bulanan kita baik itu di Sumatera, itu sebagian besar Sumatera, baik Riau, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, kemudian Jawa merata hampir seluruh Jawa itu, kategorinya warna coklat artinya hujannya rendah," tukasnya.

Halaman
12