Diketahui, peristiwa itu bermula saat ia membeli tambahan perjalanan kereta api.
Dirinya mendapat tempat duduk yang berbeda gerbong dengan sang istri dan kedua anaknya.
"Beli tiket kereta apinya tidak satu gerbong, tapi terpisah antar gerbong.
Saya di gerbong satu dan kedua anak dan istri saya di gerbong enam," kata Malaudin.
Baca juga: Pengakuan Arif, Pemudik yang Tinggalkan Istri di Brebes, Sempat Nangis, Mengira Istri Jatuh : Sedih
Kemudian, ketika tiba di Stasiun Kutowinangun, Kebumen, istrinya sempat menghampiri Mauludin yang berada di gerbong satu.
Melihat sang ibu sudah tak berada di gerbong enam, kedua anaknya lantas turun dari kereta.
Kedua anaknya mengira Stasiun Kutowinangun adalah Stasiun Kutoarjo karena namanya yang mirip.
"Saya lagi tidur dibangunin sama adik karena kereta berhenti di stasiun, kemudian kami turun, dibilang bahwa Stasiun Kutoarjo.
Saat kereta jalan, dan saya bertanya ke satpam ternyata Stasiun Kutowinangun," kata Faiz usai bertemu orang tuanya di Stasiun Kutoarjo.
Beruntung, kedua kakak adik ini dibantu petugas keamanan posko di Stasiun Kutoarjo dan Stasiun Kutowinangun.
Akhirnya mereka pun bertemu kembali dengan kedua orangtuanya di Stasiun Kutoarjo setelah diantar menggunakan ojek.
"Saya enggak panik, saya dibantu petugas stasiun dan telepon orangtua, diantar menggunakan ojek sampai Stasiun Kutoarjo," kata dia.
(*)
(Kompas.com/Joy)
Artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul "Kisah Toni, Pemudik Asal Jaktim yang Berangkat ke Indramayu dengan Odong-odong "Kereta Thomas"