Diketahui, para pekerja yang berhutang di bawah tiga mandor.
"Kemarin kasusnya banyak mandor-mandor ngeluh dipending.
Bayaran sekian hanya menerima sekian persen. Mandor harus cari kekurangan dari mana," tuturnya.
Para mandor tersebut beralasan pembayaran dari pihak pengembang yang tersendat sehingga tidak mampu membayar utang tersebut.
Sementara proyek harus tetap berjalan.
"Harus gaji karyawan harus bayar warung. Perusahaan enggak mau tahu.
Namanya tenaga enggak makan enggak ada kekuatan," jelas Dian.
Baca juga: BAK Ketiban Durian Runtuh Masjid Sheikh Zayed, Tuti Buka Toilet Umum, Akhir Pekan Panen Rp 800 Ribu!
Pengerjaan Masjid Raya Sheikh Zayed dilakukan 2021-2022.
Bahkan ada mandor yang sengaja kabur sehingga gaji pekerja proyek dan uang makan tidak dibayarkan.
"2020 awal pengerjaan sampai 2022 banyak yang mental.
Setelah bayaran ada yang kabur. Karyawan enggak dibayar warung enggak dibayar.
Harus mencari kekurangan dimana," jelasnya.
Sejauh ini ia berusaha menagih utang tersebut.
"Kalau saya sendiri mengunjungi mandor itu. Saya datangi rumahnya.
Minta gimana kepastiannya. Ada yang kabur. Saya harus ke sana.