Sudah 6 Hari Eril Belum Ditemukan, Relawan di Swiss Kesusahan: Pencarian Manual, Tak Ada Alat Khusus

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ridwan Kamil memantau pencarian sang putra, Emmeril Kahn Mumtadz.

Sementara air sungai berada di sekitar suhu 13 derajat celcius dengan suhu udara di bawah 20 derajat celcius.

Di beberapa lokasi, bagian dasar sungai bahkan terlihat jelas karena kejernihan air yang berasal dari lelehan Gletser tersebut.

"Air sungai di Swiss itu jernih dibandingkan sungai-sungai di Indonesia," terang Baruno.

Menurut Baruno, ia mengalami sejumlah kendala ketika menyusuri sungai menggunakan perahu.

Selain tenaga yang terkuras karena penggunaan dayung manual, penglihatannya juga terganggu akibat pantulan air.

Pria yang sudah berada di Swiss selama 16 tahun ini mengaku cahaya yang berkilau di air bisa mengganggu pandangan para relawan.

"Pada saat melakukan pencarian kita kan manual, kita hanya menggunakan visual, tidak ada alat khusus untuk melakukan pencarian," tutur Bruno.

"Kadang-kadang namanya posisi visual itu kan ada titik-titik tertentu yang karena ada pantulan cahaya itu tidak bisa kita lihat ke dalam."

"Kalau pas ada cahaya memantul dari air itu sulit juga, bukan hanya karena kekeruhan air," pungkasnya.

Selain Tim SAR yang sudah berjuang mati-matian, warganet pun berbondong-bondong ikut membantu mencari Eril.

Bahkan, poster orang hilang pun turut disebar oleh warganet di Swiss.

Seperti poster orang hilang pada umumnya di dalamnya yang bertuliskan bahasa Swiss tertera foto korban nama lengkap dari Emil, tinggi badan hingga alamat serta nomor telepon yang bisa dihubungi.

Duta Besar RI untuk Swiss, Muliaman Hadad mengatakan Ridwan Kamil turut melakukan penelusuran langsung di sungai Aare.

Ia juga membuat analisa-analisa yang kemudian dimungkinkan bisa jadi masukan bagi kepolisian.

"Penelusuran melalui jalur air, karena kan arus airnya searah ya, terus kami susur tadi pagi,"

Halaman
1234