Salah satu yang mengunggahnya adalah akun Facebook Backyard Anahuac Eventos pada Minggu (17/5/2020).
Sementara itu, dilansir dari Mirror, ahli meteorologi dan konsultan World Meteorologist Organization, Jose Miguel Vinas, mengatakan bentuk es batu itu cukup normal.
Menurutnya, hal tersebut sebenarnya sering terjadi dalam badai besar.
"Di dalam badai, batu es akan mulai sebagai bentuk bola kecil dan menumpuk lapisan es di atasnya," kata Miguel Vinas.
Ia menjelaskan bahwa ketika badai besar, sangat memungkinkan batu es bertabrakan dan saling menyatu.
"Selama badai yang sangat kuat ketika batu es sudah cukup besar dan menabrak, banyak dari mereka bersatu, saling menghancurkan dan menumbuk satu sama lain, membentuk paku es," jelas Miguel Vinas.
"Jadi yang jatuh adalah piringan es yang tergencet, hancur menjadi bentuk itu oleh pukulan keras atau peleburan batu es berukuran berbeda, yang menghasilkan bentuk bintang ini," imbuhnya.
Salah satu pengguna media sosial bernama Darlene memberikan komentar.
"Kemarin terjadi hujan es corona. Tuhan menurunkannya untuk mengingatkan agar tetap di rumah saja," tulisnya.
Komentar lain, dari CM Móni, berkata, "Apakah ini pesan bawah sadar dari pencipta kita?"
Sebagain besar penduduk setempat meyakini jika bentuk hujan es layaknya virus corona tersebut sebagai pesan dari Sang Kuasa.
Beberapa warga menganggap bahwa Sang Pencipta melalui hujan es berbentuk virus corona ini meminta agar para penduduk tetap berwaspada.
Salah satunya dengan tetap patuh pada peraturan pemerintah untuk tetap berada di rumah selama pandemi virus corona. (*)
Sebagian artikel ini telah tayang sebelumnya di Intisari Online dengan judul 'Malam Ini Ada Puncak Hujan Meteor, Jangan Sampai Anda Melewatkannya, Catat Waktu untuk Menontonnya'