Akibat meningkatnya kembali angka kasus Covid-19 di China, pemerintah setempat kembali memberlakukan aturan baru.
Provinsi Hebei kini tengah memerangi gelombang infeksi COVID-19 sejak awal Januari dengan memberlakukan pembatasan perjalanan dan pengujian massal.
Sejak 8 Januari, tiga kota Hebei, termasuk ibu kota provinsi Shijiazhuang dengan 11 juta penduduk, telah ditutup, dengan tidak ada yang diizinkan meninggalkan rumah mereka kecuali benar-benar diperlukan.
Kota ini juga membangun kamp karantina besar-besaran yang dirancang untuk menampung ribuan suspek virus corona untuk memerangi wabah tersebut.
Wabah baru yang melanda timur laut China telah mengganggu kehidupan puluhan juta orang, termasuk pasangan yang akan menikah ini.
Pihak berwenang telah meminta warga untuk tidak bepergian, memerintahkan sekolah ditutup seminggu lebih awal dan melakukan pengujian dalam skala besar.
Pejabat China melaporkan 118 kasus lainnya pada hari Selasa, dengan 43 kasus di provinsi Jilin. Provinsi Hebei melihat 35 infeksi lainnya, sementara provinsi Heilongjiang yang berbatasan dengan Rusia melaporkan 27 kasus baru.
Hingga Selasa, negara itu melaporkan total 88.454 kasus dan 4.635 kematian.
Tim penyelidik multinasional dari Organisasi Kesehatan Dunia saat ini berada di Wuhan menjalani karantina selama dua minggu sebelum memulai kunjungan lapangan dengan harapan mendapatkan petunjuk tentang asal-usul pandemi yang kini telah menewaskan lebih dari dua juta orang.
Sebagian artikel ini telah tayang sebelumnya di Tribun Jatim dengan judulĀ 'VIRAL Pengantin Nangis Resepsi Tak Dihadiri Satupun Tamu, Impian Amblas Seketika, Didoakan 1 Negara'
(TribunStyle.com/Heradhyta/Galuh Palupi)
Baca juga: KEPERGOK Nikah Diam-diam, Pengantin Pria Ditempeleng Ibunya, Istri Ikut Labrak: Berpikirlah Dua Kali
Baca juga: AKAD NIKAH Semerbak Misteri, Pengantin Enggan Bersentuhan Padahal Sudah Halal, Videografer Keheranan