Viral Hari Ini

VIRAL Dokter Lolos CPNS Ternyata Anak Petani yang Tak Lulus SD: Tidak Ada yang Tidak Mungkin

Editor: vega dhini lestari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ahmad Hati Nurwanto. Viral Dokter Asal Lampung Barat Lulus CPNS Kemenkumham RI, Ortu Biayai Kuliah dari Bertani dan Buruh

Lalu, menjalani profesi dokter selama dua tahun.

Dalam perbincangan dengan Tribun Lampung, Sabtu, buah hati pasangan Sujarwanto dan Siti Khotijah ini membuat video tersebut sebagai ungkapan terimakasih untuk orangtuanya.

"Biar orang lain tahu, tidak ada yang tidak mungkin. Bisa jadi motivasi orang lain. Awalnya ada di Instagram pribadi. Saya tag (menautkan) ke IG @diary_kemenkumham sebelum akhirnya mereka repost (unggah ulang)," tutur Ahmad.

"Orangtua saya (ayah dan ibu) tidak ada yang lulus SD. Untung bisa membaca dan menulis, dan alhamdulillah anaknya bisa jadi CPNS kedokteran," sambungnya.

Pengalaman mengikuti tes CPNS pun merupakan yang pertama kali bagi Ahmad.

Pria kelahiran Lambar, 30 Juni 1991, itu bersyukur bisa langsung lulus pada kesempatan pertama.

"Semua yang saya capai tidak lepas dari jerih payah orangtua. Mudah-mudahan pencapaian ini bisa membuat mereka bangga," kata ayah dari dua putra, Abdullah Gibran Ar Rafir Ahmad dan Abdillah Virendra Ahmad, ini.

Menabung

Bukan hal mudah bagi Ahmad, khususnya kedua orangtuanya, membiayai perkuliahan kedokteran.

Pada 2009, biaya kuliahnya mencapai Rp 6 juta per semester.

"Selalu naik lima persen tiap semesternya. Belum lagi biaya fasilitas pendukung belajar," ujar Ahmad.

Lalu, ketika mengambil pendidikan profesi dokter, biaya per semesteran bahkan mencapai Rp 9 juta sampai Rp 11 juta selama total empat semester.

Namun demikian, kedua orangtua mendukung pilihan Ahmad berkuliah kedokteran di Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur.

"Bapak ibu sudah menabung sejak saya masih dalam kandungan untuk rencana pendidikan. Tidak pernah menyangka anaknya bakal kuliah kedokteran," katanya.

Suami dari Dewi Arum Yonitri ini percaya Tuhan telah mengatur rezeki dengan usaha giat orangtuanya mencari nafkah sebagai petani dan pedagang.

Halaman
1234