Jadi Gembong Narkoba, Ini Kisah Hidup Pablo Escobar, Pencuri Batu Nisan Hingga Menjadi Raja Kokain

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pablo Escobar

Teknik membunuh saksi ini ternyata merupakan ciri khusus operasi perdagangan obat bius Kolumbia saat itu.

Secara sistematis para pengedar obat bius membunuh para jaksa yang terlalu lurus, para polisi yang terlalu getol menyidik, para saksi yang terlalu banyak tahu, serta para wartawan yang terlalu banyak bertanya.

Raja kokain

Pablo Escobar (Serambi Indonesia)

Dalam suasana macam itu, Escobar kemudian menjadi raja kokain terbesar di akhir dasawarsa 1970.

Ia memiliki "pasukan khusus" dan beberapa jalur istimewa penyaluran obat bius ke AS.

DEA menempatkannya sebagai burunan nomor satu.

Di dalam negeri Escobar sangat populer, khususnya di kalangan kelompok miskin Medellin.

Banyak keuntungan perdagangan obat biusnya disumbangkan untuk kelompok itu.

Escobar sendiri hidup sangat sederhana, dengan mobil Reanult tua, selalu memakai baju kaus dan sepatu tenis, tapi juga memiliki arloji Rolex bertaburan intan.

Sebuah LSM untuk orang miskin dan sebuah koran diterbitkannya di Medellin.

Anak-anak diberinya tempat bermain.

Dan stadion sepak bola diberi lampu penerangan.
Puncak kepopulerannya terjadi ketika ia membangun sebuah "kota" dengan 200 rumah bagi para gelandangan.

Mereka menyebut namanya dengan hormat: Don Pablo, dan koran lokal menyebutnya sebagai "Robin Hood," tokoh perampok dermawan.

Guna memberi kerangka kedermawanannya itu, Escobar memasuki kancah politik meniru raja kokain sebelumnyam, Carlos Lehder, yang membentuk parpol, Partido Latino Nacional yang beraliran fasisme.

Namun Don Pablo ini lebih pintar.

Halaman
1234