Karena itu, pihak sekolah sengaja membuat kebijakan khusus bagi siswa yang tak memiliki smartphone untuk belajar offline di sekolah.
Kendati demikian, sekolah tetap menerapkan protokol kesehatan bagi siswanya yang belajar di tatap muka.
"Tentu saja, dengan protokoler ketat, seperti cek suhu badan, pelindung wajah, masker, dan lainnya.
Kami sudah inventarisasi, ada beberapa siswa yang memang tidak memiliki fasilitas daring. Nanti mereka akan kami bantu belajar offline," ujar Isti.
Pembelajaran di Rumah Dilakukan Sendiri oleh Orang Tua Murid di Salatiga
Sementara itu, orang tua murid di Salatiga harus mengajari sendiri materi belajar kepada anaknya lantaran tak punya smartphone.
Banyak siswa di SDN Sidorejo Kidul 02, Kecamatan Tingkir, Salatiga, Jawa Tengah, yang juga tak punya smartphone.
Alhasil, pembelajaran secara online tidak bisa dilakukan oleh sekolah tersebut.
Bagi orang tua murid yang punya smartphone, pembelajaran online bisa dilakukan melalui video call oleh guru.
Namun, para siswa dan orang tua yang tak punya smartphone harus belajar melalui materi yang diberikan sekolah.
Sekolah telah memberi jadwal materi dan tugas-tugas dari awal tahun ajaran baru 2020 hingga bulan Desember.
Siswa yang tak bisa belajar online harus belajar materi dengan diajari oleh orang tuanya di rumah masing-masing.
"Jadi, orang tua murid udah dikasih jadwal setiap hari harus belajar apa saja. Jadwalnya itu sampai bulan Desember.
Tiap harinya dikasih tahu harus belajar apa saja. Materi belajarnya itu dari LKS, buku materi, dan soal-soal fotokopian," ungkap salah satu orang tua siswa, Maysaroh.
Kemudian, setiap bulan, orang tua murid mengumpulkan tugas anaknya ke sekolah.
(TribunJateng/Ramdhan Triyadi Bempah/TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menteri Nadiem Persilakan Dana BOS Dipakai Beli Kuota Internet untuk Belajar Daring dan Kisah Siswa SMP di Rembang Tidak Punya Smartphone Tetap Bersekolah Meski Sendirian di Kelas