Hal tersebut juga ia ceritakan kepada Andy F Noya dalam program Kick Andy.
"Saya jadi security di sana, tempatnya banyak bule-bule, waktu itu ada yang ribut (berantem), saya pisahin, terus saya dipukul dari belakang.
Akhirnya sempat berantem, polisi datang menyelesaikan, saya kemudian pulang ke rumah, masih penasaran, balik lagi ambil golok, niat saya tadinya, saya enggak mau bunuh dia, cuma mau kasih besutan, ternyata diluar dugaan, parang pas kena leher, dan dia mati," kata John Kei.
Merasa belum puas, ia kemudian mengejar pihak-pihak lain yang terlibat perkelahian dengannya itu.
"Yang lain-lain saya kejar, balik lagi, potong lagi kakinya, mereka ada banyak, sekitar 5 sampai 6 orang," kata John Kei.
Merasa ngeri dengan cerita John Kei, kemudian Andy F Noya pun menanyakan soal umurnya saat menghabisi nyawa orang.
"Saya sekitar umur 22 tahun," jawab John Kei.
Masuk Nusakambangan hingga mengaku tobat
Nama John Kei memang tak asing dalam dunia kriminalitas di Indonesia.
Ia tercatat pernah terlibat dalam beberapa kasus pembunuhan dan dikenal sebagai mafia.
Bahkan, nama John Kei sempat disandingkan dengan mafia-mafia di Italia serta diberikan gelar "Godfather of Jakarta".
Alasannya, dia mampu berbisnis layaknya mafia, tetapi jarang tersentuh aparat kepolisian.
Terakhir kali John Kei dipenjara disebabkan kasus pembunuhan berencana Tan Harry Tantono alias Ayung.
Nyawa Ayung dihabisi di sebuah kamar hotel 2701 di kamar Swiss-Belhotel, Sawah Besar pada 27 Januari 2012 lalu.
Pada 27 Desember 2012, PN Jakpus menjatuhkan hukuman 12 tahun penjara kepada John Kei.