TRIBUNSTYLE.COM - Pandemi virus corona membuat manusia harus beradaptasi dengan keadaan.
Salah satu penyesuaiannya adalah dengan melakukan segala sesuatu lewat daring.
Hal ini berdampak banyak tempat umum, sekolah, universitas, kantor, hingga pusat perbelanjaan tutup.
Tempat-tempat umum telah lama diliburkan untuk menghindari penularan virus.
Di beberapa negara, sekolah telah kembali di buka dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Lantas apakah yang harus dilakukan Indonesia bila sekolah kembali dibuka nanti?
• TANGIS Pasien Corona Diantar Pulang karena Anaknya Meninggal, di Jalan Sopir Mendadak Putar Balik
• TANGIS Pasien Corona Diantar Pulang karena Anaknya Meninggal, di Jalan Sopir Mendadak Putar Balik
Sosialisasi pola new normal
Epidemiolog dr Dicky Budiman M.Sc.PH, PhD (Cand) Global Health Security CEPH Griffith University mengatakan, pelaksanaan pola hidup baru dan pola kehidupan lainnya di berbagai sektor dan tingkatan selama pandemi covid-19 harus mulai disosialisasikan.
Hal tersebut penting mengingat potensi besar bahwa pandemi ini akan berlangsung lama, bahkan cenderung menjadi endemik.
"Sekaligus saya tidak sependapat dengan adanya pernyataan salah satu lembaga survey pemilu yang menyatakan pandemi ini akan selesai Juni," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Senin (18/5/2020).
Dicky yang telah terlibat dalam penanganan pandemi hampir 18 tahun sejak wabah SARS, HIV, dan flu burung ini menuturkan, penerapan pola kerja baru dan sekolah baru haruslah dipersiapkan dengan matang.
Dia menambahkan, pelaksanaannya baru bisa atau boleh dilakukan jika kesiapan perangkat dan prosedur skrining telah dipenuhi.
"Bila belum dilakukan skrining maka sangat tidak dianjurkan untuk dipaksakan karena berbahaya," ujar dia.
Dicky mengungkapkan, potensi penularan covid-19 dapat terjadi baik pada orang dewasa muda dan anak-anak.
Bahkan, hal ini dapat berakibat fatal atau kematian.