Virus Corona

Viral Video Orang Tua Tolak Anak Mudik karena Takut Virus Corona, Terungkap Fakta Kejadian Settingan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fakta viral Video Orang Tua Tolak Anak Mudik karena Takut Virus Corona

Mereka menilai sang bapak memiliki kesadaran tinggi terhadap penyebaran virus corona baru atau Covid-19.

Salah satu pemilik akun Facebook, Guna menilai, film garapan para relawan itu memberikan edukasi yang baik kepada masyarakat.

"Contoh yang bagus," kata pemilik akun FB Guna itu.

Viral video bapak tolak anak mudik (Facebook)

Kejadian di Video Ternyata Diangkat dari Realitas

Bukan semata-mata video tersebut dibuat demi kepentingan settingan ajakan belaka.

Belakangan terungkap bahwa video itu diilhami juga dari kejadian realitas yang terjadi di desa yang sama.

Video pendek yang mengambil lokasi syuting di Desa Tegal Arum, Kabupaten Magetan, tersebut diunggah oleh pemilik akun KinG”s Rooster di media sosial Facebook pada 19 April 2020 pukul 20.40 WIB.

Sekertaris Desa Tegal Arum, Suwardi, saat ditemui di ruang kerjanya pada Rabu (22/4/2020) mengatakan, film pendek tersebut merupakan ide dari para relawan gugus Covid-19 Desa Tegal Arum agar warga desa itu tidak mudik saat Lebaran selama pandemi virus corona.

“Saya juga ikut main di film tersebut,” ujar dia.

Meski bisa dikatakan tindakan seorang bapak tersebut tidak etis, namun siapa sangka jika kejadian yang digambarkan dalam film tersebut merupakan gambaran nyata di Desa Tegal Arum.

Suwardi mengatakan, sejumlah kejadian seperti film tersebut sudah sering didapati jika ada tamu dari luar desa yang enggan mematuhi aturan cuci tangan sebelum bertamu.

Hampir seluruh rumah warga di Desa Tegal Arum dilengkapi dengan sabun dan hand sanitizer.

“Menutup pagar itu realitas di sini. Kemarin ada pengantar paket yang tidak boleh masuk rumah karena belum cuci tangan,” imbuh dia.

Fakta video viral bapak tolak anak mudik (Kompas.com)

Efektif kampanye lewat film

Suwardi mengaku, sosialisasi tidak mudik saat Lebaran melalui film pendek ternyata cukup efektif memberikan pemahaman kepada lebih dari 350 warga Desa Tegal Arum yang bekerja di sejumlah kota besar seperti Surabaya, Jakarta dan bahkan di luar negeri seperti Korea.

Halaman
1234