Virus Corona

Tak Hanya Dokter, Petugas Kremasi Ikut Kelelahan Bakar 100 Jasad Korban Virus Corona 24 Jam Non Stop

Editor: Monalisa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Korban meninggal virus corona bertambah, petugas kremarti kelelahan

Pemerintah komunis itu sedang dalam upaya untuk mengecilkan jumlah korban sementara korban yang meninggal dalam jumlah melebihi laporan.

Seorang pekerja di Rumah Duka Caidan, di pinggiran kota Wuhan, telah mengklaim karyawannya bekerja "24/7" untuk menangani mayat-mayat itu, lapor Epoch Times.

Pekerja itu mengatakan staf kelelahan dan bekerja tanpa peralatan yang layak.

Kremasi (thecheaproute.com)

Diidentifikasi hanya sebagai Tuan Yun, ia berkata, "90 persen karyawan kami bekerja 24/7, kami tidak bisa kembali ke rumah."

Dengan dingin, ia mengklaim, "Semua kamar kremasi Wuhan bekerja 24 jam."

Dia menambahkan, "Kami benar-benar membutuhkan lebih banyak tenaga kerja."

Tempat kerjanya dilaporkan harus mengambil mayat dari Rumah Sakit Tongji Wuhan, Rumah Sakit No. 13 Wuhan, Rumah Sakit Huoshenshan yang baru dibangun, dan rumah sakit kecil lainnya.

Yun mengaku telah berbicara dengan pekerja krematorium lain yang semuanya dalam situasi yang sama.

Dia menyebut "setiap hari, kita membutuhkan setidaknya 100 kantong mayat"  yang jauh lebih tinggi dari jumlah kematian resmi yang baru sekarang sekitar 600 lebih.

Sedangkan New York Times melaporkan bahwa penduduk Wuhan tidak percaya dengan jumlah resmi kematian penduduk.

Sistem kesehatan rumah sakit benar-benar kewalahan, dokter mengalami kekurangan alat dan waktunya habis untuk menanganan pasien.

 Sebagian artikel ini sudah tayang di Intisari.grid.id dengan judul China Sebut Korban Virus Corona yang Meninggal Sekitar 500 Orang, Rumah Kremasi Ini Sebut Bakar 100 Korban Virus Corona Per Hari, Fakta Mengerikan yang Ditutupi China Mulai Terkuak

Ilustrasi polisi China dengan dokter asal Tiongkok. (World of Buzz)

Dokter di Wuhan yang Pertama Kali Umumkan Virus Corona Meninggal, Tinggalkan Istri yang Sedang Hamil

Tak hanya warga sipil, seorang dokter yang pertama kali mengumumkan virus corona muncul pun dikabarkan meninggal dunia.

Li Wenliang, salah satu dokter mata yang menjadi korban ganasnya virus corona.

Halaman
1234