"Aku langsung nangis dong, tapi guruku percaya gitu aja sama omongan mereka dan ikut mentertawakanku. Sumpah jahat banget
Aku pengen bgt pulang ke rumah, tapi rumah & sekolahan itu bagiku sama aja, sama-sama seperti neraka."
"Disekolahan aku dibully, dirumah ada ayah & sodara tiri jahat. Aku sangat depresi dan sampe kepikiran utk bunuh diri diumurku yg masih 10 tahun itu, tapi aku mencoba utk bertahan.
Ga lama kemudian, ada masalah keluarga yg bikin Mama bertengkar dgn ayah tiriku,"
"Dan akhirnya mama memutuskan utk pergi dari rumah, aku ikut mama pergi. Aku juga minta ke mama, balikin aku ke SD ku yg dulu, mama meng-iyakan. Akhirnya aku bisa hidup tenang dan ga stress lagi.
Ketika memasuki SMP, Aku mulai dibully lagi. Dari kls 7-9 dibully hampir tiap hari"
"Dan membuatku jarang masuk sekolah, hampir tiap hari nangis sejadi-jadinya, aku ga punya temen, cuma mama yg bisa jadi temen sharing ku.
Kadang aku cerita ke mama, kadang aku pendem sendiri.
Waktu aku kls 8, skoliosis ku mulai terasa sakit & semakin bengkok. Lalu berobat ke Solo"
"Kata dokter, jalan satu-satunya agar kembali normal adalah operasi, tapi tidak memungkinkan karna jantungku lemah dan sangat beresiko, operasi tulang ini sangat mempengaruhi jantung, hanya 1 banding 10.000 orang yg bisa selamat. Mama memutuskan utk tidak melakukan operasi."
"Jadi, aku akan merasakan sakit seumur hidup
Alhamdulillah setelah aku memasuki SMA, ada temen* & guru* yg baik ama aku.
Tapi masih ada beberapa yg masih jijik ama aku, kebanyakan dari kelas lain, tapi untung tidak sekelas."
"Tapi aku masih trauma sampe sekarang, dan membuatku jadi anak yg pendiem, suka minder, & takut ketemu orang*.
Padahal sebelum pernah dibully & mengalami broken home, aku adalah anak yg ceria, bnyk omong, & mudah bergaul."
"Sekian, terima kasih yg sudah menyempatkan waktunya utk membaca kisah kehidupanku ini ya teman-teman.
Sebenernya ceritanya sangat panjang, tapi ini sudah terlalu panjang, jadi ku singkat saja."
Cerita Ine ini telah mendapat banyak perhatian warganet.
Terbukti, sudah ada ribuan like, share dan komen yang membanjiri tweet yang dibuat anak perempuan penderita Marfan Syndrom itu.
Bahkan anak Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming juga menanggapi curhatan Ine tersebut.
Melalui akun Twitter @markobar1996, Gibran mengajak Ine berteman dengan kalimat yang manis.
"mari berteman, ine," tulis Gibran.
• Bocah Pemulung Viral Dikira Meninggal Ternyata Masih Hidup, Tangis Ayahnya Pecah: Maafin Bapak Nak
Gibran juga menyebutkan bahwa menghormati orang lain apapun kondisinya adalah sebuah kewajiban.
"respect kepada orang lain adalah kewajiban kita, bukan kemudian mengasihani, tapi mengasihi. Salah satunya dengan memberi semangat “untuk energi positif” dan segala doa baik.
Tidak melulu tentang voucher & jualan.
Diatas segala strategi marketing, masih ada kemanusiaan," tulis Gibran.
Komentar yang dituliskan Gibran itu menuai pujian netizen.
(TribunStyle.com/Rifan Aditya)
Yuk like Facebook Tribun Style:
Yuk subscribe YouTube Channel TribunStyle.com: