Tentu saja ini merupakan cobaan yang berat buat orang-orang yang sangat mencintainya. Iwan, ibunya (Yos), adiknya semata wayang (Cikal), serta tentu saja teman-teman sepermainannya.
Apa boleh buat, semua cita-citanya untuk menjadi pemusik yang lebih besar dari kharisma sang ayah kandas di tengah jalan.
Dua bulan lalu, sewaktu ditemui Hal, ia mengaku sama sekali tak ingin mengekor pada nama besar Iwan Fals.
Buktinya, aliran musik yang ia bawakan bersama sekelompok temannya sangat berbeda dengan Iwan.
"Saya adalah saya, dan Iwan Fals adalah Iwan Fals!" tegasnya pada 15 Maret lalu.
Ada satu hal lain yang ditinggalkannya. Galang telah menyiapkan sebuah proyek musik yang masih dirahasiakan, yang menurutnya superaneh.
Seaneh penampilannya sewaktu tampil bersama band Bunga di acara Musik Teknik
Jayabaya.
Sekadartahu saja, Galang waktu itu mengenakan kaos dengan coreng-moreng bertuliskan Dosa. Bibirnya dipoles lipstik hitam.
Band ketiga
Di rumah duka, jalan Perkici XIV No. 69 Bintaro, Jakarta Selatan, para pelayat dari berbagai kalangan sudah berdatangan sejak pagi.
Semuanya menyatakan keterkejutan, sekaligus rasa kehilangannya.
Di antara yang tampak nadir adalah Dewa Budjana, Dani Wijanarko, Gilang Ramadhan, Setiawan Djody, dan masih banyak lagi.
"Gua nggak tau harus gimana. Anehnya, perasaan gua dari tadi malam udah bilang Galang meningga!. Padahal beritanya baru sampai ke kuping gua tadi pagi," firasat Oppie Andaresta dengan mata sembab.
Iwan Fals sendiri tenggelam dalam kepedihan yang mendalam, nyaris tidak berkata-kata. Pelantun tembang Bento itu hanya bisa terduduk di ambulans yang membawa jenazah Galang ke mesjid, sampai ke tempat pemakaman.
Sehari sebelum meninggal, Galang sempat latihan bersama Borr, bandnya yang baru, di studio One Feel, jalan Fatmawati Gg. Pretty Sister No. 17 A, Jakarta Selatan.