Berita Terpopuler

Kisah Buram Soesalit, Anak 'Terlupakan' Kartini yang Semasa Hidup Tak Seterkenal Sang Ibu

Penulis: Delta Lidina
Editor: Dimas Setiawan Hutomo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RA Kartini dan sang putra, Soesalit Djojoadhiningrat

Hingga pada akhirnya, Kartini meninggal dunia di usia 25 tahun pada 17 September 1904.

Diduga karena penyakit preeklampsia (keracunan kehamilan).

Kartini harus meninggalkan anaknya yang baru berusia empat hari.

Raden Mas Soesalit Djojoadhiningrat adalah anak Kartini yang tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu kandung.

Soesalit seolah menjadi sosok yang terlupakan jika dibanding ibunya yang begitu menginspirasi banyak orang.

Saat bayi ditinggal mati ibunya, pada usia 8 tahun, Soesalit juga ditinggal sang ayah untuk selamanya.

Soesalit (Historia.id)

Dengan kondisi ini, Soesalit harus diasuh oleh kakak tirinya yang tertua, Abdulkarnen Djojoadiningrat.

Abdulkarnen Djojoadiningrat menjadi Bupati Rembang menggantikan ayahnya yang meninggal.

Abdulkarnen mengurus segala keperluan Soesalit, dari urusan sekolah hingga pekerjaan.

Semasa kecil, Soesalit mengenyam pendidikan di Europe Lager School (ELS), sekolah elit untuk para priyayi pribumi dan anak-anak Eropa.

Lulus dari ELS, Soesalit meneruskan jenjang pendidikannya ke Hogare Burger School (HBS) di Semarang.

Kemudian berlanjut ke Recht Hoge School (RHS) Jakarta.

Setahun sekolah di RHS, Soesalit memilih keluar dan bekerja sebagai pegawai pamong praja kolonial.

Di luar dugaan, setahun berselang, ternyata Abdulkarnen mendaftarkan Soesalit di Politieke Inlichtingen Dienst (PID).

• Ucapan Hari Kartini Versi Indonesia & Inggris, Cocok untuk Status WhatsApp, Instagram & Facebook

PID adalah polisi rahasia Hindia Belanda.

Halaman
1234