Terpopuler Pekan Ini

Kronologi Kematian Terkuak, Berikut Hasil Autopsi Lengkap & Tuntas Mayat Tanpa Kepala, Budi Hartanto

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Budi Hartanto Penemuan Mayat Tanpa Kepala

Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan identitas dua teman Budi Susanto tersebut sudah dikantongi pihak kepolisian.

"Nama sudah dikantongi, pelaku adalah dari kelompok orang dekat atau komunitas korban," kata Kombes Pol Frans Barung Mangera kepada wartawan, Minggu (7/4/2019).

Terduga pelaku kata Barung sedang berada di suatu tempat dan berpindah-pindah, karena gencarnya pemberitaan media atas kasus pembunuhan tersebut.

"Yang diburu ini adalah benda dinamis, bukan benda statis sehingga bisa kapan saja berpindah-pindah tempat," jelasnya.

• Video Lokasi Penemuan Mayat Guru Honorer dalam Koper, Polisi Menyisir untuk Mencari Kepala Korban

Sebelumnya, polisi menyebut jika kemungkinan besar motif pembunuhan terhadap guru sanggar tari di Kediri itu adalah motif asmara, meski ada fakta barang-barang pelaku seperti motor pelaku juga hilang saat kejadian.

Jasad Budi Hartanto ditemukan di dalam sebuah koper di pinggir sungai bawah Jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Blitar, Jawa Timur, Rabu (3/4/2019).

Jasad warga Tamanan, Kota Kediri itu ditemukan tanpa kepala dan dalam kondisi tanpa busana.

Budi yang berprofesi sebagai tenaga honorer dan instruktur tari itu diketahui tidak pulang ke rumah orang tuanya sejak Selasa (2/4/2019) malam.

Karena bagian tubuh berupa kepala belum juga ditemukan, Kamis (4/4/2019) pagi jenazah korban dimakamkan tanpa kepala.

Guru Honorer Korban Mutilasi Mayat di Dalam Koper Juga Driver Online, Lihat Review Customer Ini (Surya.co.id)

Curhat Ibunda Budi Hartanto

Kesedihan masih menyelimuti Ny Hamidah, ibunda Budi Hartanto (28) guru honorer yang menjadi korban mutilasi.

Tidak banyak yang terucap dari bibirnya saat ditemui tribunjatim di rumah duka.

Ibu dari tiga anak itu sangat berharap pelaku yang menghabisi anaknya dapat segera terungkap.

"Kami hanya pasrah kepada aparat kepolisian dan Gusti Allah. Semoga kasusnya segera terungkap," ungkap Ny Hamidah kepada tribunjatim di rumah duka, Sabtu (6/4/2019).

Budi Hartanto merupakan anak sulung dari 3 bersaudara selama ini Budi telah menjadi tulang punggung bagi keluarganya.

Kepergian Budi yang mendadak untuk selamanya juga tidak ada firasat buruk sebelumnya.

"Maafkan kesalahan anak saya, semoga pelakunya segera ditemukan," ujar Ny Hamidah lirih.

Menjelang kepergian putranya pada malam nahas juga tidak ada firasat buruk.

Karena anaknya setiap akan pergi juga selalu berpamitan kepada ibunya.

"Malam itu waktu mau keluar anak saya juga pamitan mau ke ruko (warkop dan sanggar tari)," jelasnya.

Biasanya Budi, jika pulang terlambat juga selalu memberitahu kepada keluarganya lewat telepon.

"Kalau pulang malam, biasanya anak saya telepon memberitahu saya disini bu," ungkap Ny Hamidah menirukan jawaban anaknya.

Budi Hartanto sudah cukup lama mengelola Sanggar CK Dance Home yang ada di kawasan Ruko GOR Jayabaya, Kota Kediri.

Budi Hartanto Motif Pembunuhan (TribunStyle.com Kolase/Instagram)

Di lokasi ini juga dimanfaatkan untuk berlatih setiap kali ada agenda pentas.

Di ruko selain menjadi sanggar tempat berlatih tari anak asuhnya juga difungsikan untuk Warung Royal Caffee Kediri.

Warung kopi ini juga selalu ramai karena ada fasilitas wifi. Untuk usaha warungnya, Budi dibantu dua rekannya.

Ny Hamidah sejak musibah yang menimpa putranya mengaku berupaya menutup dari informasi dengan tidak melihat TV ataupun mendengarkan radio.

"Saya pasrah kepada petugas dan Gusti Allah," ungkapnya lagi.

Sementara di rumah duka di Jl Tamansari, Kota Kediri ada tiga karangan bunga ucapan duka cita.

Di antaranya dari Civitas Akademika Universitas Terbuka dan Forum GTT/PTT Kota Kediri.

Budi selama ini menjadi guru honorer di SDN Banjarmlati 2 Kota Kediri mengajar kesenian dan mengajar seni tari.

Unggahan Terakhir Korban jadi Petunjuk

Berikut fakta-fakta lain terkait kasus guru honorer dimutilasi di Kediri yang berhasil dihimpun Surya.co.id

1. Ada Motif Asmara

Kabid Humas Polda Jatim, Kombespol Frans Barung Mangera, menerangkan beberapa dugaan motif pembunuhan yang disampaikan sebelumnya, semakin tak terbukti, seperti dugaan motif ekonomi dan motif perampokan.

Namun, lanjut Frans Barung, hasil proses penyidikan yang masih berlangsung menunjukkan, motif asmara dalam kasus tersebut semakin menguat.

"Jadi kami hilangkan motif perampokan atau ekonomi, kami masuk pada motif asmara," katanya saat ditemui awak media di ruang Humas Polda Jatim, Jumat (5/4/2019).

2. Korban Diduga Memiliki Orientasi Seksual Berbeda

Barung mengungkapkan, temuan lain yang diperoleh penyidik berdasarkan keterangan para saksi, didapatkan keterangan bahwa korban memiliki kecenderungan orientasi seksual yang berbeda dari kebanyakan orang.

"Nah inilah yang akan tim penyidik dalami berkaitan dengan orientasi seksual yang berbeda," lanjutnya.

Barung tak menyebut secara eksplisit tentang maksud dari 'orientasi seksual yang berbeda'.

Namun, kuat dugaan korban memiliki orientasi seksual sesama jenis.

"Ada kecenderungan ke arah situ sih," tandasnya.

3. Dua Orang Saksi Diperiksa

Frans Barung Mangera mengungkapkan, penyidik baru saja periksa dua orang saksi baru.

Sehingga, total saksi dalam proses pengungkapan kasus ini sejauh ini sedikitnya berjumlah 14 orang.

"Dia kami periksa kemarin (kamis), sampai malam, kami sudah pulangkan saksi itu," katanya saat ditemui awak media di ruang Humas Polda Jatim, Jumat (5/4/2019).

Seorang saksi baru tersebut, ungkap Barung, adalah seorang pegawai negeri sipil (PNS) atau aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Kabupaten Nganjuk.

"Dia kami periksa dan kami uji alibinya," lanjut Barung.

Setelah beberapa jam proses pemeriksaan berlangsung, lanjut Barung, ternyata keterangan ASN tersebut terbukti konsisten sesuai dengan pernyataannya sejak awal.

"Saat kami uji alibinya, ternyata tidak ada hubungannya. Meskipun saksi mengaku pernah komunikasi dengan korban," katanya.

Artinya, alibinya yang menyatakan tidak ada kaitannya dengan tewasnya guru honorer tersebut, adalah benar.

"Ini benar, pada hari dan jam saat kematian korban, saksi tidak ada sangkutpautnya," tandasnya.

Kendati demikian, lanjut Barung, Polda Jatim akan terus gali informasi pada saksi tersebut.

4. Memburu teman korban

Kasubdit Jatanras Polda Jatim AKBP Leonard Sinambela memastikan, saat ini polisi sedang memburu satu orang yang mengajak korban bertemu setelah latihan di sanggar senam, Selasa malam (2/4/2019).

Sebelumnya polisi telah memeriksa satu orang berisial IR.

Kepada polisi IR mengaku bahwa dirinya diajak makan oleh Budi.

Namun dia belum sempat bertemu dengan Budi.

Hingga akhirnya Budi menghilang dan ditemukan tewas.

Artinya, ada orang lain selain IR yang bertemu dengan Budi malam itu.

”Itu yang sedang kami cari,” jelas mantan Kasatreskrim Polrestabes Surabaya itu.

5. Pelaku Diduga Dekat Dengan Korban

Terbaru Kabid Humas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera mengatakan, pelaku pembunuhan dan mutilasi guru honorer asal Kediri, diperkirakan adalah orang dekat dan sangat dikenal korban.

"Pelaku diperkirakan sangat dekat dan sangat mengenal korban," katanya pada wartawan, Sabtu (6/4/2019).

Kedekatan yang terjadi antara korban dan pelaku, lanjut Barung, karena kesamaan lingkungan sosial yang dilakukan keduanya dalam sebuah komunitas.

"Karena berhubungan juga dengan lingkungan atau komunitas yang sedang digeluti oleh korban," lanjutnya.

Barung meyakini, pelaku pembunuhan dan mutilasi dilakukan lebih dari satu orang.

"Jadi bukan pelaku tunggal. Artinya pembunuhan itu ada yang membantu atau memperlancar," ujarnya.

Sejauh proses penyidikan berlangsung, lanjut Barung, sudah ada 16 orang saksi yang diperiksa.

"Ada 6 orang di Blitar dan 10 orang di Kediri, orientasi perburuan pelaku terbesar ada di Kota Kediri," lanjutnya.

"Ada 6 orang di Blitar dan 10 orang di Kediri, orientasi perburuan pelaku terbesar ada di Kota Kediri," lanjutnya.

Di luar 16 orang saksi itu, ungkap Barung, terdapat dua orang terduga kuat sebagai pelaku.

"Saat ini kami sedang lakukan pengejaran terhadap 2 orang itu," tandasnya.

"Dua orang itu ya masih di kawasan Jatim," katanya.

6. Kuasai Ponsel Korban

Ponsel milik Budi Hartanto (29), guru honorer Kota Kediri yang tubuhnya dimutilasi, ternyata aktif hingga Rabu (3/4/2019) pukul 04.00 wib.

Padahal, empat jam kemudian, sekitar pukul 08.00 wib, potongan tubuh Budi Hartanto ditemukan dalam koper di bawah Jembatan Karanggondang, Udanawu, Kabupaten Blitar.

Hal tersebut diungkapkan, Kabid Humas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera.

"Iya di lokasi itu ponsel korban diketahui mati untuk pertama kali," katanya, Sabtu (6/4/2019).

Berdasarkan penyidikan, di jam terakhir ponsel korban aktif, ponsel tersebut teridentifikasi berada di Kawasan Kediri.

"Ponsel korban menyala terakhir, di suatu tempat di jam 04.00 dini hari di wilayah Kediri," katanya.

Barung menduga, saat itu ponsel korban sedang dikuasai oleh pelaku.

"Karena HPnya (korban) masih dikuasai oleh seseorang," tandasnya.

7. Unggahan Terakhir Korban

Tiga postingan Budi Hartanto (28), menjadi sorotan dan bisa menjadi petunjuk adanya motif asmara dalam kasus pembunuhan ini.

Pantauan TribunJatim.com (grup Suryamalang), Budi Hartanto sempat mengunggah postingan di Instagram pada bulan Maret.

Tanggal 10 Maret 2019, Budi Hartanto mengunggah fotonya saat berada di dekat sebuah mobil berwarna putih.

Ia tampak memakai kaus putih dan selana santai berwarna abu-abu.

"Sendiri bukan berarti tak laku," tulisnya, dikutip TribunJatim.com (grup Surya.co.id), Jumat (5/4/2019).

Kemudian, di postingan tanggal 13 Maret 2019, Budi Hartano menulis caption soal menunggu, di fotonya berbaju merah.

Ia tampak meletakkan tangannya di atas dagu dan tersenyum ke arah kamera.

"Kamu yang aku tunggu...," tulisnya.

Lalu, Budi Hartanto juga mengunggah postingan pada tanggal 26 Maret 2019.

Itu adalah postingan terakhirnya.

"Terlalu fokus ke kamu (emoji),"

(TribunStyle.com / Salma Fenty Irlanda)

Beredar Kabar Pembunuhan Guru Honorer Bermotif LGBT, Ini Kata Polisi Soal Kasus Mayit di Dalam Koper (Kolase TribunStyle)

Temui Paranormal Demi Temukan Kepala Mayat dalam Koper, Keluarga Budi Hartanto Dapat Petunjuk Ini

Keluarga Budi Hartanto, korban mutilasi mayat dalam koper temui paranormal demi menemukan potongan tubuh yang belum ditemukan.

Budi Hartanto ditemukan tanpa kepala di pinggir sungai bawah jembatan Karanggodang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar pada Rabu (3/4/2019).

Keluarga terus berupaya mendapatkan kejelasan anggota tubuh korban yang belum ditemukan.

Salah satu upaya yang dilakukan keluarga Budi Hartanto yakni mendatangi paranormal.

Kepada keluarga korban, satu paranormal mengatakan bahwa kepala Budi Hartanto telah dilarung ke sungai.

• Autopsi Budi Hartanto Tuntas, Ada 3 Bukti Pembunuhan Mayat Tanpa Kepala Dilakukan secara Terencana

• Hasil Autopsi Lengkap & Tuntas Budi Hartanto, Mayat Tanpa Kepala Blitar, Kronologi Kematian Terkuak

• TERUNGKAP! Pemenggal Kepala Budi Hartanto Diduga Teman Sekomunitas, Ibunda: Kami Pasrah Gusti Allah!

Satu paranormal lain mengatakan kepala korban sempat disimpan pelaku dan akhirnya dibuang oleh pelaku.

Hal ini disampaikan oleh salah satu kerabat korban seperti dilansir TribunStyle.com dari Tribun Jatim, Senin (8/4/2019).

"Sudah ada upaya ke salah satu paranormal."

"Dari hasil penerawangannya anggota tubuh korban sudah dilarung ke sungai," terang salah satu kerabat korban.

Sementara sepeda motor korban, Honda Scoopy keluaran terbaru, belum ditemukan.

Sepeda motor ini dibawa korban ketika terakhir pamit kepada keluarga dan sebelum ditemukan tewas mengenaskan.

Dua laptop dan dua ponsel pintar Android korban juga belum diketahui keberadannya.

( )

Keterangan saksi menyebutkan Budi Hartanto tak memberikan respon di Grup WhatsApp dancer miliknya pada Selasa (2/4/2019) sekitar pukul 23.00 WIB.

Korban kemudian jazad korban ditemukan di dalam koper pada Rabu (3/4/2019) pukul 07.00 WIB.

Penyelidikan polisi, ponsel korban terakhir aktif pada Rabu pukul 04.00 WIB.

Ponsel Budi Hartanto off tiga jam sebelum ditemukan tewas mengenaskan.

Kabid Humas Polda Jattim, Kombespol Frans Barung Mangera, polisi telah mengejar dua orang, teman dekat korban.

Dua orang ini diduga kuat sebagai dalang di balik pembunuhan Budi Hartanto di Kediri.

Barung menerangkan pengejaran terhadap dua terduga pelaku ini didasari oleh beberapa temuan fakta penyidik.

"Iya saat ini kami sedang kejar 2 orang sekarang,"

"Kita melihat HP korban di suatu tempat di jam 4 dini hari di wilayah Kediri itu, on terakhir," katanya seperti dilansir Tribunstyle.com dari Tribun Jatim, Sabtu (6/4/2019).

Barung menduga ponsel korban masih dikuasai oleh si pelaku.

"Karena HPnya (korban) masih dikuasai oleh seseorang,"

"Kasubdit Jatrantas Polda Jatim masih di Kediri," tandasnya.

3 Bukti Pembunuhan Mayat Tanpa Kepala Dilakukan secara Terencana

Hasil autopsi pembunuhan guru honorer Budi Hartanto (28) yang mayatnya ditemukan tanpa kepala di Blitar akhirnya tuntas.

Seiring dengan selesainya autopsi Budi Hartanto, memunculkan adanya dugaan kuat pembunuhan terencana pada korban.

Hal ini disampaikan oleh Kabid Humas Polda Jatim, Kombespol Frans Barung Mangera dalam konferensi pers pembunuhan Budi Hartanto, Senin (8/4/2019).

"Ini masih mengarah pada upaya pembunuhan terencana," ujar Barung, dikutip TribunStyle.com dari TribunJatim.com, Senin (8/4/2019).

"Hasil forensik yang kami peroleh semacam itu," imbuhnya.

• Update Lengkap Pembunuhan Mayat Tanpa Kepala Blitar, Kondisi Pelaku hingga Pamitan Terakhir

Selain itu, temuan bukti juga memperkuat dugaan pembunuhan terencana.

Tiga bukti tersebut antara lain, pertama, temuan koper yang digunakan sebagai tempat menyimpan mayat.

Budi Hartanto Motif Pembunuhan (TribunStyle.com Kolase/Instagram)

Kedua, bukti luka memperkuat adanya senjata tajam yang sudah dipersiapkan.

Ketiga, lokasi pembuangan mayat yang diperkirakan sudah dipilih secara sengaja oleh pelaku.

"Jadi memang ada persiapan pelaku sebelum membunuh," jelas Barung.

• Identitas 2 Terduga Pelaku Pembunuhan Mayat Tanpa Kepala Blitar, Sangat Dekat dengan Budi Hartanto

"Ada koper yang dipersiapkan, lalu ada sajam (senjata tajam) yang dipersiapkan, ada tempat membuang," tukasnya lagi.

Seiring dengan tuntasnya autopsi, kronologi pembunuhan Budi Hartanto mulai terkuak.

Diduga kuat, korban tewas lantaran tebasan di leher.

Budi Hartanto Penemuan Mayat Tanpa Kepala (TribunStyle.com Kolase/ SuryaMalang)

Setelah memastikan korban tewas ditebas, pelaku lantas memutilasinya.

"Penyebab meninggalnya ada karena tebasan di bagian leher, kemudian korban dimutilasi," jelas Barung, dikutip TribunStyle.com dari TribunJatim.com, Senin (8/4/2019).

Tak hanya itu, hasil autopsi juga menemukan adanya perlawanan dari pelaku.

"Sebelum dia meninggal ternyata almarhum ini melakukan perlawanan dari pelaku," tambahnya, Senin (8/4/2019).

Pasalnya, terdapat beberapa luka yang ditemukan penyidik di lengan tangan kanan korban.

"Itu diketahui ada luka tangkisan di tangan korban," imbuhnya.

Budi Hartanto, Mayat di Dalam Koper Adalah Guru Honorer, Simpan Banyak Uang, Ini Pesan Terakhirnya (Surya.co.id)

Kemungkinan kuat, sata benda tajam yang digunakan pelaku disabetkan ke arah korban, korban berupaya menangkis menggunakan tangan kanannya.

Saking kencangnya sabetan, benda tajam itu bukan cuma mengenai tangan, tapi juga leher.

Budi Hartanto menjadi korban kasus pembunuhan dengan mutilasi.

Tubuhnya ditemukan tak bernyawa pada hari Rabu (3/4/2019) di daerah Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.

Jenazah Budi Hartanto dimasukkan dalam sebuah koper hitam yang diletakkan di bawah jembatan Desa Karanggodang.

Seorang warga pencari rumput bernama Imam tak sengaja menemukan koper tersebut ketika sedang mencari rumput di pinggir sungai.

Saat mendekati koper, ternyata berisikan mayat.

• Terungkap 2 Terduga Pelaku Pembunuhan Budi Hartanto, Mayat Tanpa Kepala Blitar, Ibu Korban Pasrah

Mengutip dari Surya.co.id, "Saya dapat laporan dari warga kalau ada penemuan mayat di pinggir sungai bawah jembatan. Saya cek ke lokasi benar, lalu saya lapor ke polisi," Kepala Desa Karanggondang, Edy Sucipto.

Menurut Edy, yang datang ke lokasi hanya empat orang.

Namun, Edy dan warga lain tidak berani membuka koper tersebut.

"Ada bagian kaki yang terlihat dari luar. Kami tidak berani membuka sebelum polisi datang," ujar Edy.

Nahasnya, jenazah Budi Hartanto ditemukan dengan kondisi kepala hilang.

Kasus tersebut kini masih terus diselidiki oleh pihak kepolisian.

Kronologi Kematian Terkuak

Update terbaru kasus pembunuhan guru honorer, Budi Hartanto, mayat tanpa kepala yang ditemukan di dalam koper di Blitar, hasil autopsi lengkap sudah keluar.

Hasil autopsi Budi Hartanto, yang mayatnya ditemukan tanpa kepala di Blitar akhirnya tuntas.

Kronologi pembunuhan Budi Hartanto mulai terkuak.

Dijelaskan Kabid Humas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera, dari hasil autopsi, diduga korban tewas lantaran tebasan di leher.

• TERUNGKAP! Pemenggal Kepala Budi Hartanto Diduga Teman Sekomunitas, Ibunda: Kami Pasrah Gusti Allah!

Setelah memastikan korban tewas ditebas, pelaku lantas memutilasinya.

"Penyebab meninggalnya ada karena tebasan di bagian leher, kemudian korban dimutilasi," jelas Barung, dikutip TribunStyle.com dari TribunJatim.com, Senin (8/4/2019).

Tak hanya itu, hasil autopsi juga menemukan adanya perlawanan dari pelaku.

Foto kenangan almarhum Budi Hartanto. Motif Mutilasi Guru Honorer SD Asal Kediri yang Jasadnya Dimasukan Koper dan Dibuang di Blitar (Didik Mashudi/Repro)

"Sebelum dia meninggal ternyata almarhum ini melakukan perlawanan dari pelaku," tambahnya, Senin (8/4/2019).

Pasalnya, terdapat beberapa luka yang ditemukan penyidik di lengan tangan kanan korban.

"Itu diketahui ada luka tangkisan di tangan korban," imbuhnya.

Kemungkinan kuat, sata benda tajam yang digunakan pelaku disabetkan ke arah korban, korban berupaya menangkis menggunakan tangan kanannya.

Saking kencangnya sabetan, benda tajam itu bukan cuma mengenai tangan, tapi juga leher.

Budi Hartanto menjadi korban kasus pembunuhan dengan mutilasi.

• Update Lengkap Pembunuhan Mayat Tanpa Kepala Blitar, Kondisi Pelaku hingga Pamitan Terakhir

Tubuhnya ditemukan tak bernyawa pada hari Rabu (3/4/2019) di daerah Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.

Jenazah Budi Hartanto dimasukkan dalam sebuah koper hitam yang diletakkan di bawah jembatan Desa Karanggodang.

Budi Hartanto Guru Honorer ditemukan tewas dalam kondisi termutilasi. (TribunStyle.com Kolase/SuryaMalang)

Seorang warga pencari rumput bernama Imam tak sengaja menemukan koper tersebut ketika sedang mencari rumput di pinggir sungai.

Saat mendekati koper, ternyata berisikan mayat.

(Tribunstyle.com/Verlandy Donny Fermansah/Salma Fenty Irlanda)