Breaking News:

HUT Kemerdekaan RI

Khutbah Jumat HUT RI ke-80: Kemerdekaan dan Kehormatan Simbol Bangsa

Berikut ini khutbah Jumat HUT RI ke-80: membahas kemerdekaan dan kehormatan sebagai simbol bangsa serta tanggung jawab menjaga keduanya

Editor: Tim TribunStyle
TribunStyle.com/ Image by AI
Berikut ini khutbah Jumat HUT RI ke-80: membahas kemerdekaan dan kehormatan sebagai simbol bangsa serta tanggung jawab menjaga keduanya 

Berikut ini khutbah Jumat HUT RI ke-80: membahas kemerdekaan dan kehormatan sebagai simbol bangsa serta tanggung jawab menjaga keduanya

TRIBUNSTYLE.COM - Khutbah Jumat HUT RI ke-80 ini hadir sebagai panduan bagi umat untuk merenungkan makna kemerdekaan dan kehormatan bangsa.

Materi khutbah menekankan pentingnya memahami bahwa kemerdekaan bukan sekadar hak, tetapi juga tanggung jawab yang harus dijaga oleh setiap warga negara.

Dalam khutbah ini, disampaikan pesan agar masyarakat mampu menghormati perjuangan para pahlawan, menjaga nilai-nilai kebangsaan, dan berperan aktif dalam membangun Indonesia yang maju dan berdaulat.

Dengan demikian, momen Jumat ini menjadi waktu refleksi sekaligus pengingat akan kewajiban menjaga kemerdekaan dan kehormatan bangsa.

Kemerdekaan dan Kehormatan Simbol Bangsa

Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَعَلَ الْعِزَّةَ وَالْكَرَامَةَ لِمَنْ تَمَسَّكَ بِدِينِهِ، وَالْحَرِيمَةَ وَالذِّلَّةَ لِمَنْ أَعْرَضَ عَنْهُ وَخَالَفَ أَمْرَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، تَعْظِيمًا لِشَأْنِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَوَاتُ اللَّهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، وَمَنْ سَارَ عَلَى نَفْجِهِ وَاسْتَنَّ بِسُنَّتِهِ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، أَوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ الخَاطِئَةَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ، فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى: وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا.

"Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemuliaan dan kemuliaan bagi orang- orang yang berpegang teguh pada agama-Nya, dan kekalahan serta kehinaan bagi orang- orang yang berpaling dari-Nya dan mendurhakai perintah-Nya. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah semata, tanpa sekutu bagi-Nya, untuk meninggikan derajat-Nya. Aku bersaksi bahwa junjungan kita Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepadanya, keluarganya, para sahabatnya, dan orang- orang yang mengikuti teladannya dan mengamalkannya. Dengan Sunnah-Nya hingga Hari Kiamat. Maka sekarang, wahai kalian yang hadir, aku perintahkan kepadamu dan kepada jiwaku yang fana untuk takut kepada Allah, karena sesungguhnya orang- orang yang bertakwa telah memperoleh keberuntungan. Allah SWT berfirman: Dan berpegang teguhlah kamu sekalian di bawah tali Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai."

Ma’āsyiral muslimīn rahimakumullāh,
Segala puji kita panjatkan ke hadirat Allah Swt, yang telah menciptakan manusia dengan seindah-indah rupa, menjadikan laki-laki dan perempuan sebagai makhluk yang saling melengkapi, serta membebankan kepada keduanya tanggung jawab yang sama dalam membangun kehidupan yang beriman dan beradab.

Selawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad saw, panutan agung bagi seluruh umat manusia. Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapatkan syafaat beliau pada hari kiamat nanti. Āmīn yā Rabb al-‘ālamīn.

Melalui mimbar khotbah yang penuh kemuliaan ini, saya mengajak diri saya sendiri dan seluruh jemaah sekalian untuk terus meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt. Karena ketakwaan adalah bekal terbaik yang akan mengantarkan kita kepada keselamatan di akhirat kelak.

Jemaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Negeri kita adalah anugerah yang Allah titipkan dengan penuh kehormatan. Kemerdekaan bukan sekadar bebas dari penjajahan, tetapi juga bebas untuk menjaga harga diri, martabat, dan identitas bangsa. Ulama besar seperti Imam Al-Mawardi dalam Al-Ahkam As-Sulthaniyyah menjelaskan, bahwa menjaga simbol kehormatan umat adalah bagian dari siyasah syar’iyyah, karena simbol itu mengikat hati manusia kepada persatuan dan kemuliaan. Kita perlu memahami, bahwa setiap bangsa memiliki simbol-simbol yang menjadi penanda jati diri, baik itu bendera, lambang, maupun bahasa dan adat. Simbol itu tidak hanya kain atau gambar, tetapi memiliki ruh kebersamaan, mengingatkan kita pada perjuangan darah dan air mata para syuhada. Karenanya, menghormatinya adalah bagian dari menghormati nikmat Allah berupa kemerdekaan.

Rasulullah saw mengajarkan pentingnya simbol dalam menjaga persatuan. Dalam riwayat Imam Al-Bukhari, saat perang, Nabi selalu menempatkan panji di tangan sahabat yang terpercaya. Panji itu bukan sekadar kain, tetapi tanda pengikat moral pasukan dan penguat semangat. Ulama menafsirkan, siapa yang meremehkan panji kaum Muslimin di masa perang berarti telah meremehkan izzah umat.

Jemaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Akhir-akhir ini kita melihat fenomena di mana simbol-simbol kebangsaan kita kadang digantikan atau dicampur dengan simbol lain yang berasal dari budaya luar. Ada yang menganggap hal itu sekadar hiburan atau gaya, tetapi kita perlu bertanya: apakah itu akan mengangkat martabat bangsa atau justru mengaburkannya?

Halaman
123
Tags:
HUT ke-80Hari KemerdekaanKhutbah Jumat HUT RI ke-80
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved