Dunia Musik Berduka: Wheesung Tutup Usia di 43 Tahun, Penyebab Kematian Masih Misteri

Berita kematiannya pun dengan cepat menyebar dan memicu curahan kesedihan dari banyak pihak.

Para penggemar dan musisi yang mengenalnya memberikan penghormatan terakhir, mengenang bakat serta dedikasinya dalam industri musik Korea.

Perjalanan Karier yang Gemilang

Wheesung memulai debutnya pada tahun 2002 dengan album pertamanya, Like a Movie, yang langsung mendapat sambutan positif.

Namanya semakin melambung lewat lagu-lagu hit seperti Can’t I?, With Me, The Day We Met Again, Incurable Disease, dan One Year.

Tidak hanya sebagai penyanyi, Wheesung juga dikenal sebagai penulis lagu berbakat.

Ia berkontribusi dalam penciptaan banyak lagu hit untuk artis ternama, termasuk Password 486 (Younha), HEY MR. BIG (Lee Hyori), Crazy Because of You (T-ara), Magic Girl (Orange Caramel), Dance The Night Away (TWICE), Sonata of Temptation (Ivy), dan Heaven (Ailee). Bakatnya dalam menulis lagu membuatnya dihormati di industri musik Korea.

Pada tahun 2017, Wheesung mendirikan label independennya, Real Slow Company, untuk lebih mengekspresikan kebebasan kreatifnya.

Namun, di balik kesuksesan yang diraihnya, ia juga menghadapi tekanan emosional yang berat, terutama setelah meninggalnya manajer lamanya secara tiba-tiba, yang disebut-sebut sangat mempengaruhi kondisi mentalnya.

Kontroversi dan Masalah Hukum

Di balik gemerlap kariernya, Wheesung juga sempat menghadapi berbagai masalah.

Pada tahun 2021, ia dijatuhi hukuman satu tahun penjara dengan dua tahun masa percobaan akibat penyalahgunaan propofol, obat bius yang termasuk dalam kategori psikotropika.

Investigasi mengungkap bahwa ia membeli 3.910 ml propofol seharga 6,5 juta won dan menggunakannya sebanyak 11 kali antara September hingga November 2019.

Tak hanya itu, pada bulan Maret dan April 2020, Wheesung ditemukan dalam keadaan tidak sadarkan diri di beberapa lokasi di Seoul setelah menggunakan etomidate, obat bius lain yang memiliki efek mirip dengan propofol.

Meski etomidate saat itu belum dikategorikan sebagai narkotika, Kementerian Keamanan Pangan dan Obat-obatan Korea kemudian memasukkannya dalam daftar obat psikotropika pada 28 Februari 2025.