Ramadhan 2025
8 Contoh Kultum Ramadhan 2025 Dalam Berbagai Tema, Singkat Cuma 7 Menit, Isinya Penuh Makna
8 Contoh kultum Ramadhan 2025 dalam berbagai tema, singkat cuma 7 menit, isinya penuh makna.
Editor: Ika Putri Bramasti
Oleh karena itu, mari kita hadapi setiap ujian dengan sabar dan syukur. Yakinlah, setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Dan, setiap ujian yang kita lalui akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih kuat dan tangguh.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita kekuatan untuk bersyukur dalam segala keadaan.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
4. Kultum Ramadhan 2025 Singkat 7 Menit
Amalan-Amalan Ringan di Bulan Ramadhan
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Hadirin yang dirahmati Allah SWT,
Bulan Ramadhan menjadi kesempatan setiap orang beramal ibadah dimulai dari kebaikan sekecil apapun. Agar bulan Ramadhan tidak lewat dengan sia-sia, maka ada beberapa amalan yang mampu dilakukan setiap orang dengan cukup mudah.
Dzikir
Berdzikir tidak membutuhkan persiapan apapun, bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun. Serta mampu dilakukan sembari melakukan pekerjaan lain seperti bersih-bersih rumah, mengendarai kendaraan dan lain sebagainya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an, “Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS Ar-Ra’d: 28).
Sementara dalam sebuah hadits Dari Abdullah bin Busr –radhiyallahu ‘anhu-, bahwasanya seseorang berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya tuntutan dalam syari’at Islam sudah cukup banyak untukku, maka beritahukan padaku tentang sesuatu yang aku (mampu) berpegang (konsisten) dengannya”. Lalu Beliau -shallallahu ‘alaihi wasallam– bersabda, “(Buatlah) lisanmu selalu basah dengan berdzikir kepada Allah.” (HR. At-Tirmidzi)
Berakhlak Mulia
Akhlak mulia itu mudah disampaikan dan digambarkan, tetapi sulit dalam penerapan. Bagaimana menjadikan ucapan dari lisan, dan perbuatan agar selalu bernilai kebaikan dan tidak menyakiti orang lain.
Dalam sebuah hadits disebutkan, bahwa Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam– bersabda, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya” (HR. Tirmidzi).
Di hadits yang lain, Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– juga bersabda, “Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah mereka yang paling bagus akhlaknya di antara kalian.” (HR. Tirmidzi).
Bersedekah Rutin Setiap Hari
Bersedekah dalam bentuk materi tentu membutuhkan modal berupa uang atau barang yang bisa disedekahkan. Akan tetapi itu tetap bisa terlaksana walaupun dengan nominal yang tidak banyak, tetapi dilakukan dengan rutin setiap hari.
Dalam sebuah hadits disebutkan dari Abu Darda’ –radhiyallahu anhu– Rasulullah –shallallahu ‘alayhi wa sallam– bersabda, “Setiap pagi yang dilalui seseorang, ada dua malaikat yang turun, yang pertama berdoa: ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfaq.’ Sementara yang kedua berdoa, ‘Ya Allah, berikanlah kehancuran bagi orang yang pelit.’” (HR. Bukhari dan Muslim).
Mendoakan Kebaikan Bagi Orang Lain
Dalam keseharian, seringkali manusia memiliki keinginan untuk berbuat baik pada orang lain, terlebih lagi yang pernah menolongnya. Akan tetapi tidak semua orang mampu berbuat atau membalas kebaikan orang lain karena kondisi. Maka mendoakan kebaikan untuk orang lain menjadi alternatif, baik mendoakan orang lain agar dibalas dengan kebaikan yang lebih, atau mendoakan ampunan untuknya. Lebih baik lagi tanpa sepengetahuan orang tersebut.
Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– bersabda, ”Tidaklah seorang muslim yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, ‘Dan untukmu juga kebaikan yang serupa’”. (HR. Muslim).
Memberi Makan Hewan
Islam sebagai agama kasih sayang bagi semua ciptaan Tuhan juga mengajarkan untuk berbuat baik tidak hanya pada sesama manusia, tetapi juga pada hewan. Sehingga seorang muslim yang baik, terlebih di bulan Ramadhan adalah seorang muslim yang berbuat baik pada hewan-hewan yang ada di sekitarnya, seperti kucing liar yang mudah ditemui.
Maka memberinya makan adalah salah satu alternatif yang tepat, baik itu makanan yang dibeli khusus untuk hewan, makanan sisa, atau menyisihkan sebagian porsi makanan untuk hewan tersebut.
Dari Abu Hurairah –radhiyallahu anhu–, bahwasanya Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– bersabda,
“Pada suatu ketika ada seorang lelaki sedang berjalan dan ia merasa sangat kehausan, lalu dia turun ke sumur dan minum. Ketika dia keluar, ternyata ada seekor anjing sedang menjulurkan lidahnya menjilati tanah basah karena kehausan. Dia berkata, ‘Anjing ini kehausan seperti diriku.’ Maka dia mengisi sepatunya dan memegangnya dengan mulutnya, kemudian dia naik dan memberi minum anjing itu. Allah lalu membalasnya dan mengampuninya.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah menolong binatang juga memperoleh pahala?”
Rasulullah menjawab, “Menolong setiap makhluk yang bernyawa itu ada nilai pahala (sebagai balasan atas perbuatan baik padanya).” (HR. Bukhari dan Muslim).
Membelikan Makanan Berbuka Puasa
Seorang muslim yang baik adalah yang mengharapkan kebaikan pada seorang muslim lainnya sebagaimana dirinya mengharapkan mendapat kebaikan itu. Sehingga mentraktir atau membelikan makanan untuk berbuka puasa untuk seorang atau dua orang teman juga menjadi amalan mudah yang disarankan.
Rasulullah –shallalallahu ‘alaihi wa sallam– bersabda, “Barangsiapa yang memberi buka orang puasa, maka baginya pahala semisalnya tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun.” (HR. Tirmizi)
Membeli Dagangan Orang yang Butuh
Di bulan Ramadhan, semua orang berhak bahagia. Sehingga membahagiakan orang lain yang sedang membutuhkan juga termasuk amalan baik. Salah satu amalan baik yang mudah dan ringan itu adalah dengan membeli dagangan orang yang sedang membutuhkan, seperti penyandang difabel, pedagang yang berusia tua, fakir miskin, dan belanja di pasar tradisional. Jikapun tidak butuh, bisa saja apa yang dibeli itu kemudian diberikan pada orang lain.
Karena mereka yang sedang membutuhkan itu berjualan untuk mendapat keuntungan yang akan sangat bermanfaat untuk membeli kebutuhan sehari-harinya, membayar hutang, dan membiayai sekolah anak-anaknya. Itu jauh lebih baik daripada meminta-minta.
sumber: muhammadiyah.or.id
5. Kultum Ramadhan 2025 Singkat 7 Menit
Menyambut Ramadhan dengan Cinta
Demi cinta-Nya pada manusia, Allah SWT membuka banyak saluran dan jalan bagi keselamatan hamba-hamba-Nya, salah satunya lewat Ramadhan, bulan di mana Allah membuka selebar-lebarnya pintu cinta-Nya pada manusia.
Allah SWT adalah dzat pemilik cinta tak bersyarat, Dia mencintai semua hamba-Nya tanpa mengharap balasan apapun. Allah selalu mencintai hambaNya walaupun hamba itu berbuat dhalim dan terus membangkang perintah-Nya. Sebaliknya cinta manusia adalah cinta "karena" sesuatu. Manusia mencintai sesuatu karena sesuati itu ada manfaat bagi dirinya. Manusia beramal karena ingin mendapat balasan dan kebaikan.
Demi cinta-Nya tersebut Allah SWT membuka jalan bagi keselamatan dan kebahagiaan manusia. Salah satunya adalah dengan dikaruniakan-Nya Ramadhan sebagai bulan istimewa. Maka, tak berlebihan bila Ramadhan dikatakan sebagai bulan cinta, bulan di mana Allah SWT membuka pintu-pintu kecintaan-Nya.
Tanda cinta dari Allah SWT ini, digambarkan dengan sangat tepat oleh Rasullullah SAW, "wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah azzawajallah memandang semua hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka memanggil-Nya, dan mengabulkan mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya."
Hadirin demikianlah, Ramadhan adalah bulan di mana Allah SWT memanggil semua hamba-Nya untuk kembali menuju hakekat hidup sebenarnya. Ada perumpamaan menarik dari seorang ulama, manusia diibaratkan anak-anak yang dikeluarkan dari rumahnya untuk bermain-main di halaman di dunia ini. Dalam QS. Al-An Am ayat 32 Allah berfirman, artinya: "dan kehidupan di dunia ini, hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa."
Karena itu, Ka'bah disebut sebagai rumah Allah (Baitullah), karena ke sanalah para jemaah haji berangkat, meninggalkan segala urusan di dunia mereka. Ramadhan pun disebut sebagai bulan Allah, karena pada bulan itulah kita pulang, kita meninggalkan halaman permainan kita.
Selama kita asyik bermain, kita sibuk membeli jajanan yang bermacam-macam: kekayaan, kekuasaan, kekuyuran, atau kesenangan duniawi lainnya. Kita lupa bahwa ada makanan lain yang lebih sehat dan lezat. Pada bulan Ramadhan itulah Allah telah mempersiapkan makanan berupa rahmat dan kasih sayang-Nya bagi kita yang bermain terlalu jauh dari rumah.
Ramadhan adalah bukti cinta Allah. Bahagia bertemu dengan Ramadhan sama artinya dengan bahgia bertemu Allah. Konsekuensinya jelas, "Barang siapa mencintai pertemuan dengan Allah, maka Allah pun mencintai pertemuan dengannya. Dan barang siapa tidak mencintai pertemuan denga Allah, maka Allah pun tidak mencintai pertemuan dengannya." (Arti HR Bukhari).
Bila kita cinta Allah maka kita harus menyambut apapun yang dating dan diserukan-Nya, termasuk Ramadhan. Dalam ihya ulumuddi, Al-Ghazali menyatakan adalah sebuah kebohongan besar bila seseorang mencintai sesuatu tetapi ia tidak memiliki kecintaan kepada sesuatu yang berkaitan dengannya. Al-Ghazali menulis " bohonglah orang yang mengaku mencintai Allah SWT tetapi ia tidak mencintai rasul-Nya; bohonglah orang yang mengaku mencintai Rasul-Nya, tetapi ia tidak mencintai kaum fakir dan miskin; dan bohonglah orang yang mengaku mencintai surga tetapi ia tidak mau menaati Allah SWT."
Karena itu, Rasulluh SAW dan para sahabat selalu menyambut Ramadhan dengan suka cita. Bahkan sejak Rajab dan Sya'ban mereka telah mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambutnya. Termasuk dengan memperbanyak puasa dan amalan sunah lainnya. Siti Aisyah berkata, artinya "tidak pernah Rasulullah SAW berpuasa dalam satu bulan yang lebih banyak dari puasanya pada bulan Sya'ban, da kalanya sebulan penuh hanya sedikit yang tidak puasa. (HR Bukhari Muslim)."
Tatkala cinta sudah berbicara, tidak ada lagi alasan bagi kita untuk tidak bahagia menyambut Ramadhan. Tidak ada lagi keluh kesah menahan lapar, haus, dan semua keletihan tatkala menjalankan Ramadhan. Lewat cintalah semua yang pahit akan menjadi manis semoga kita termasuk orang-orang yang selalu bahagia dan cinta dengan Ramadhan, dengan selalu memanfaatkan nilai-nilai ibadah, sehingga rahmat dan maghfirah Allah akan senantiasa kita peroleh.
6. Kultum Ramadhan 2025 Singkat 7 Menit
Bersuka Cita Menyambut Ramadhan
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Hadirin yang dirahmati Allah SWT,
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah mempertemukan kita kembali dengan bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan ampunan. Betapa bahagianya hati kita, dapat kembali merasakan nikmatnya berpuasa, shalat tarawih, dan berbagai ibadah lainnya di bulan yang mulia ini.
Ramadhan adalah tamu agung yang selalu kita nantikan kedatangannya. Ia datang membawa rahmat dan ampunan dari Allah SWT, membersihkan hati kita dari dosa-dosa, dan meningkatkan derajat ketakwaan kita.
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini menunjukkan 1 betapa besar keutamaan bulan Ramadhan, sehingga sudah sepantasnya kita menyambutnya dengan suka cita.
Suka cita menyambut Ramadhan bukan hanya sekadar perasaan gembira, tetapi juga diwujudkan dalam tindakan nyata. Caranya, dengan mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menyambut bulan yang mulia ini.
- Membersihkan hati dan pikiran. Mari kita tinggalkan segala bentuk permusuhan, iri dengki, dan dendam. Kita buka lembaran baru, saling memaafkan, dan mempererat tali silaturahmi.
- Meningkatkan ilmu agama. Mari kita perbanyak membaca Al-Qur'an, menghadiri majelis ilmu, dan mempelajari berbagai hal yang berkaitan dengan ibadah Ramadhan.
- Mempersiapkan fisik dan mental. Mari kita jaga kesehatan tubuh agar kuat menjalankan ibadah puasa. Kita juga jaga kesehatan mental agar tetap sabar dan ikhlas dalam menghadapi segala ujian.
- Memperbanyak amal kebaikan. Mari kita tingkatkan sedekah, membantu sesama, dan melakukan berbagai amal kebajikan lainnya.
Dengan mempersiapkan diri sebaik mungkin, insya Allah kita akan dapat meraih keberkahan dan ampunan di bulan Ramadhan. Mari kita jadikan Ramadhan tahun ini sebagai Ramadhan terbaik dalam hidup kita.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
7. Kultum Ramadhan 2025 Singkat 7 Menit
Tetap Produktif Bekerja Saat Berpuasa
Asalamualaikum wa rahmatullah wa barakatuh
Jamaah yang Dirahmati Allah
Puasa Ramadan bukan penghalang untuk bekerja produktif. Justru, dengan niat yang tulus dan perencanaan yang baik, ibadah puasa bisa menjadi pendorong semangat kerja. Disiplin dan pengendalian diri yang diperoleh saat berpuasa dapat diterapkan dalam mengatur waktu dan menyelesaikan tugas secara efisien.
Lantas mengapa Puasa Tidak Menghambat Produktivitas?
Pertama, puasa melatih disiplin dan kontrol diri. Selama berpuasa, kita dituntut untuk menahan lapar dan haus. Disiplin ini terbawa ke dalam dunia kerja. Kita jadi lebih bisa mengatur waktu, fokus pada pekerjaan, dan menghindari hal-hal yang bisa mengganggu konsentrasi.
Ma‘asyiral Muslimin wal Muslimat rahimakumullah
Kedua, puasa menyehatkan tubuh dan pikiran. Dengan pola makan teratur saat sahur dan berbuka, asupan nutrisi menjadi lebih terjaga. Hal ini berdampak positif pada kesehatan secara keseluruhan, sehingga kita tetap berenergi dan bisa bekerja secara optimal. Selain itu, puasa juga diyakini dapat meningkatkan kejernihan pikiran dan ketenangan batin, yang tentunya akan mendukung produktivitas.
Ketiga, puasa menumbuhkan semangat berbagi dan kepedulian. Suasana Ramadan yang penuh kebersamaan dan kedermawanan bisa memotivasi kita untuk bekerja lebih giat. Dengan niat beribadah, kita akan merasa bahwa pekerjaan yang kita lakukan tidak hanya mendatangkan keuntungan finansial, tetapi juga pahala.
Jamaah yang Berbahagia
Dalam Al-Qur'an, Allah mengingatkan manusia bahwa bekerja untuk memenuhi nafkah keluarga termasuk kewajiban. Pada surah at-Taubah ayat 105 Allah mengingatkan pentingnya bekerja serta larangan untuk bermalas-malasan.
وَقُلِ ٱعْمَلُوا۟ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُۥ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
"Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan."
Jamaah yang Berbahagia
Pada sisi lain, dijelaskan oleh Nabi Muhammad dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim bahwa bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup, meskipun dengan pekerjaan yang kasar, lebih mulia daripada meminta-minta kepada orang lain. Hal ini berlaku meskipun orang yang dimintai memberi atau menolak permintaan tersebut.
"Sungguh seorang dari kalian yang memanggul kayu bakar dengan punggungnya lebih baik baginya daripada dia meminta-minta kepada seseorang, baik orang itu memberinya atau menolaknya.” [HR. Bukhari dan Muslim].
Mengomentari hadits tersebut, Imam Nawawi mengatakan, hadits ini juga menganjurkan umat Islam untuk memakan hasil kerja sendiri, bukan hasil mencuri atau menipu. Islam mendorong umatnya untuk bekerja keras dengan sungguh-sungguh dalam mencari nafkah, karena hal ini dianggap sebagai bentuk ibadah. Rasulullah Muhammad SAW sendiri memberikan contoh dengan berusaha dan bekerja keras untuk menyediakan kebutuhan dirinya serta keluarganya.
Jamaah yang Berbahagia
Pun dalam Al-Qur’an, Allah SWT juga mengingatkan umatnya agar tidak hanya berdoa, namun juga melakukan usaha nyata dalam mencari rezeki. Hal ini menunjukkan bahwa Islam memandang kerja keras sebagai salah satu cara untuk mencapai keberkahan dan mendapatkan ridha Allah SWT.
Selain menekankan pentingnya usaha dan kerja keras, Islam juga menganjurkan agar setiap orang bekerja dengan cara yang halal. Konsep ini mengacu pada prinsip bahwa segala sesuatu yang diperoleh haruslah melalui cara yang sah dan tidak melanggar aturan agama. Dalam Islam, kehalalan dalam mencari nafkah dianggap sebagai bagian penting dari ibadah dan ketaatan kepada Allah. Oleh karena itu, umat Islam diajarkan untuk menghindari segala bentuk pekerjaan atau praktik yang melibatkan penipuan, korupsi, atau eksploitasi terhadap orang lain.
Jamaah yang dirahmati Allah
Imam Nawawi berkata dalam kitab Shahih Muslim;
“Sesungguhnya dalam hadits tersebut terdapat anjuran untuk bersedekah, makan dari hasil kerja tangan sendiri, dan mencari penghasilan dengan cara yang halal.”
Dengan demikian, puasa bukan alasan untuk menjadi tidak produktif dalam bekerja. Justru sebaliknya, puasa melatih setiap orang untuk bisa lebih disiplin dan mandiri dalam kehidupannya.
sumber: Buku Syiar Ramadan Perekat Persaudaraan dari Kemenag
8. Kultum Ramadhan 2025 Singkat 7 Menit
Menghitung Nikmat yang Tak Terhingga: Kunci Kebahagiaan di Bulan Ramadhan
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Hadirin yang dirahmati Allah SWT,
Di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, mari kita sejenak merenungkan betapa besarnya nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita. Terkadang, kita terlalu fokus pada hal-hal yang belum kita miliki, sehingga lupa untuk bersyukur atas apa yang sudah kita dapatkan.
Coba kita hitung, berapa banyak nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kita? Nikmat iman, Islam, kesehatan, keluarga, rezeki, dan masih banyak lagi. Bahkan, setiap hembusan napas yang kita hirup adalah nikmat yang tak ternilai harganya.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS. Ar-Rahman: 13). Ayat ini mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya.
Bersyukur bukan hanya sekadar mengucapkan "Alhamdulillah", tetapi juga diwujudkan dalam tindakan nyata. Caranya, dengan menggunakan nikmat tersebut untuk beribadah dan berbuat kebaikan. Misalnya, menggunakan kesehatan untuk berpuasa dan shalat tarawih, menggunakan rezeki untuk bersedekah, dan menggunakan ilmu untuk menyebarkan kebaikan.
Dengan bersyukur, hati kita akan menjadi lebih tenang dan bahagia. Kita akan merasa cukup dengan apa yang kita miliki, dan tidak mudah iri dengan apa yang dimiliki orang lain. Selain itu, Allah SWT juga berjanji akan menambah nikmat bagi hamba-Nya yang bersyukur.
Oleh karena itu, mari kita jadikan bulan Ramadhan ini sebagai momentum untuk meningkatkan rasa syukur kita kepada Allah SWT. Semoga kita termasuk golongan hamba-Nya yang pandai bersyukur.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)
Artikel ini diolah dari Tribunnews.com
Sumber: Tribunnews.com
Ramadhan 2025, Ini 40 Hadist Tentang Ibadah Puasa, Perbanyak Amal di Bulan Suci, Pintu Surga Dibuka |
![]() |
---|
Bacaan Niat Mandi Wajib Sebelum Puasa Ramadhan 2025, Lengkap dengan Tata Cara Urutan Mandinya |
![]() |
---|
8 Contoh Kultum Ramadhan 2025 Dalam Berbagai Tema, Singkat Cuma 7 Menit, Isinya Penuh Makna |
![]() |
---|
Punya Utang Puasa, Bagaimana Cara Ibu Hamil dan Menyusui Melunasinya? Fidyah atau Qadha Puasa? |
![]() |
---|
Simak Tata Cara Bayar Fidyah yang Benar saat Meninggalkan Puasa Ramadhan, Lengkap Syarat & Waktunya |
![]() |
---|