Gadis di Malaysia Ini Suka Bayar Belanjaan Milik Orang Lain, Tapi Aksinya Ramai Dikritik Soal Aurat

TRIBUNSTYLE.COM - Seorang gadis di Malaysia suka bayar belanjaan milik orang lain, tapi aksinya malah dikritik karena aurat.

Banyak atau sedikit pemberian, pasti akan sangat berarti bagi orang yang membutuhkan.

Dalam masyarakat yang memiliki kondisi finansial yang beragam, aksi saling membantu sangatlah dianjurkan.

Aksi saling membantu ini pun dilakukan seorang wanita bernama Wan Nur Hidayah atau biasa dipanggil Daya (23).

Melalui video viral di TikTok, terlihat Daya membayarkan belanjaan dapur seorang pengunjung supermarket di Ampang, Kuala Lumpur.

"Boleh saya bayar? Ambil apa saja, saya lagi belanja," kata Daya seraya menghampiri wanita itu.

Melalui video tersebut, ternyata wanita yang dibantu Daya memiliki kisah menyedihkan.

“Saya tidak punya penghasilan tetap, biasanya mengandalkan bantuan Lembaga Jaminan Sosial (Sorkeso). Saya belum bekerja. Dulu dia bekerja mengasuh anak cacat (OKU), namun baru meninggal enam bulan lalu".

Dilansir TribunStyle.com dari mStar, Daya merupakan seorang pedagang online.

Gadis tersebut mengaku senang melihat senyuman pada wajah orang yang sangat membutuhkan bantuan.

“Ini bukan pertama kalinya saya melakukan ini. Saya selalu pergi ke supermarket kecil atau toko kelontong, menunggu di kasir dan memilih orang secara acak untuk membayarkan barang yang mereka beli".

“Saya tidak memberi batasan, berapa pun jumlahnya akan saya bayar. Saya jarang menyasar mall ternama karena tempat seperti itu 'jauh' dari orang kurang mampu".

“Saya terinspirasi untuk mengambil inisiatif ini karena saya ingin membuat orang-orang di sekitar saya bahagia, terutama mereka yang berada dalam kesulitan, itu sudah menjadi bagian dari sanubari-ku".

“Sejak saat itu saya suka dengan acara reality show amal di TV3 bernama Bersamamu, kumpulan cerita disana sangat memotivasi saya,” kata Daya yang merupakan lulusan S1 Universiti Malaya pada program studi Hubungan Internasional.

Selain itu, Daya pernah menjadi sukarelawan di Sentra Vaksinasi (PPV) ketika negara dilanda wabah Covid-19.