Breaking News:

Berita Viral

Kisah Sopir Truk Kerja 8 Hari Nonstop, Tak Ada Libur, Semangat Demi Kuliahkan Anak S2

Kisah sopir truk bekerja 8 hari nonstop demi mengumpulkan uang untuk biaya kuliah S2 anaknya. Ingin kelak sang anak dapat mengangkat derajat keluarga.

Editor: Putri Asti
Kompas.com/Muhammad Syahrial
Pujiono, rela bekerja 8 hari nonstop tanpa libur demi biayai anak yang ingin menempuh S2. 

TRIBUNSTYLE.COM - Kisah sopir truk bekerja 8 hari nonstop demi mengumpulkan uang untuk biaya kuliah S2 anaknya. Ingin kelak sang anak dapat mengangkat derajat keluarga.

'Tak boleh seperti bapaknya', seorang sopir truk rela banting tulang demi biayai anak yang ingin menempuh S2.

Pujiono, bekerja 8 hari nonstop tanpa libur agar dapat mengumpulkan uang untuk biaya kuliah anaknya.

Dia ingin kelak anaknya dapat mengangkat derajat hidup keluarganya.

Ilustrasi truk.
Ilustrasi truk. (TRIBUN-TIMUR.COM/NURUL)

Tengah viral di media sosial kisah sopir truk kerja 8 hari nonstop demi anaknya bisa kuliah S2.

Perjuangan sopir truk itu akhirnya dilihat Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Dedi Mulyadi atau Kang Dedi.

Baca juga: Istri Banting Tulang Penuhi Kebutuhan, Suami Malah Enak-enakan Jadi Pengangguran: Beli Rokok Minta

Kang Dedi menangis bertemu sang sopir di jalan.

Kala itu sopir truk tersebut mengalami pecah ban.

Sopir truk itu bernama Pujiono.

Demi anaknya kuliah S2, pria ini rela kendarai truk dari Sumsel ke Bandung hingga pecah ban di tengah perjalanan.

Kang Dedi tak sengaja bertemu dengan Pujiono yang tengah bertelanjang dada sambil memperbaiki truknya yang mengalami pecah ban di pinggir jalan.

Kepada Dedi, Pujiono mengaku sudah delapan hari dalam perjalanan dari Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan (Sumsel), menuju Bandung, Jawa Barat (Jabar).

Setibanya di daerah Lampung, dia pun menjemput istri serta anak bungsunya untuk ikut dalam perjalanan tersebut.

Pujiono, rela bekerja 8 hari nonstop tanpa libur demi biayai anak yang ingin menempuh S2.
Pujiono, rela bekerja 8 hari nonstop tanpa libur demi biayai anak yang ingin menempuh S2.

"Penghasilan (sebagai sopir truk) itu 20 persen dari uang jalan. Ini sudah delapan hari, paling dapat Rp 1,5 juta." kata Pujiono, dalam keterangan tertulis Dedi Mulyadi yang diterima Kompas.com, Selasa (23/1/2024).

"Sebulan (perjalanan) kurang lebih dapat Rp 2-3 juta," lanjutnya.

Dengan jumlah penghasilan tersebut, Pujiono memilih mengemudikan truk seorang diri.

Pasalnya, bila mengajak teman sebagai kernet, penghasilannya akan lebih kecil karena harus dibagi dua.

"Ini istri sama anak yang bungsu ingin ikut, jadi naik dari rumah di Lampung." jelasnya.

"Anak senang ikut, katanya ingin lihat Bandung," ujar Pujiono.

Pujiono menceritakan, anak keduanya baru saja lulus kuliah S1 jurusan Keguruan Biologi di UIN Lampung dan akan diwisuda pada Februari mendatang.

Baca juga: Ibu Banting Tulang Kumpulkan Uang, Anak Tega Bobol Tabungannya, Nekat Beli Mobil untuk Pacar!

Bahkan, anaknya yang bernama Nurfia Agustin itu berencana melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Saat ini, lanjut Pujiono, anaknya itu sedang berusaha mencari beasiswa untuk meraih mimpinya itu.

"Terakhir itu bayar Rp 8 juta buat wisuda Februari nanti. Sekarang lagi cari beasiswa buat lanjut S2 ke UGM," ujar Pujiono.

"Saya ini SD saja tidak lulus, jadi anak saya harus sekolah tinggi, tidak boleh seperti bapaknya," sambungnya.

Senada dengan suaminya, istri Pujiono juga turut bekerja untuk pendidikan anaknya.

Dia banting tulang dengan menjadi buruh setrika dan berjualan rempeyek di kampungnya.

Mendengar cerita Pujiono dan istrinya, Dedi Mulyadi mengaku kagum dengan yang dilakukan keluarga tersebut.

Bagi Dedi, orang tua seperti Pujiono dan istrinya perlu dicontoh dan dibantu karena memiliki semangat untuk menggapai cita-cita.

"Kita doakan semoga anaknya bisa diterima di UGM bukan hanya S2 tapi terus S3." ujarnya.

"Bapak orang baik, saya senang sekali dengan bapak," ucap KDM.

Ilustrasi kuliah S2.
Ilustrasi kuliah S2. (Thinkstock)

Sembari tak kuasa menahan cucuran air matanya, Dedi mengapresiasi Pujiono serta keluarganya dengan memberikan bantuan biaya pendidikan.

Dedi juga memberikan nomor telepon agar dia bisa terus membantu dan memantau perkembangan pendidikan anak Pujiono.

"Bapak ini luar biasa, sudah perjalanan 8 hari membawa batubara yang melahirkan banyak orang kaya." jelasnya.

"Bapak sopir berpenghasilan seperti ini rela berkorban demi anaknya bisa S2," pungkas Dedi seraya memeluk Pujiono.

Kini sopir tersebut berharap anaknya bisa menyelesaikan kuliahnya dengan lancar.

Dia ingin anaknya dapat mengangkat derajat hidup keluarganya.

Sebelumnya juga viral kisah penjual bunga bisa kuliahkan anak meski suaminya sakit keras.

Penjual bunga itu bernama Ramla Wadja (60).

Nama Ramla Wadja cukup tersohor di Gorontalo.

Hal itu dibuktikan dari banyaknya kalangan yang membeli bunga padanya.

Wanita paruh baya ini mengaku sempat mengenyam pendidikan pertanian di zaman Presiden Soeharto.

Selama puluhan tahun ia menggeluti bisnis bunga. Beragam jenis bunga dijualnya. Harganya pun bervariasi.

Usia yang semakin renta itu, Ramla ternyata masih kuat. Sejauh ini ia telah mempekerjakan puluhan orang.

Baca juga: DEMI Cepat Wisuda Apapun Dilakukan, Mahasiswi Kejar Dosen hingga ke Kebun Untuk Minta Tanda Tangan

Rata-rata pekerjanya berasal desa pelosok yang membantunya menanam bunga.

Ramla sengaja mengajari karyawannya supaya telaten dalam merawat bunga, seperti dilansir dari TribunGorontalo ( grup TribunJatim.com ).

Ia selalu memantau pekerjaan karyawannya agar apa yang dilakukan sesuai dengan permintaan pelanggan.

Ramla selalu memastikan bahwa bunga yang dijualnya harus sampai di tangan pelanggan dengan kondisi baik.

Ia juga tidak lupa memastikan bunga tersebut masih hidup saat sudah ditanam oleh pelanggannya.

Ramla begitu tabah dan pekerja keras.

Suami Ramla sekarang tengah sakit stroke selama sembilan tahun terakhir.

Namun hal ini tidak membuat semangatnya turun.

Ia percaya bahwa segalanya sudah diatur oleh Tuhan.

Baca juga: Mama Kuat Nak Tangis Ibunda, Wakili Frengki Korban Erupsi Gunung Marapi Wisuda: Capai Titik Puncak

Dengan kondisi suaminya yang sakit keras, Ramlah telah berhasil membiayai kuliah kedua anaknya hingga tamat.

Ramla dikenal ramah dan gemar menolong sesama.

Ia sering membiayai sekolah anak yatim piatu di lingkungannya.

"Kalau kita baik sama orang, memberikan kasih, Tuhan pasti tidak menutup mata," tuturnya.

Ia berpendapat bahwa Tuhan memang memberikan ia cobaan. Namun Tuhan memberi rezeki yang cukup kepadanya.

Sehingga meskipun suaminya sakit, Ramla tidak merasakan kesulitan dan masih mampu membantu orang lain.

Diolah dari artikel TribunJatim.com 

 

Tags:
sopir trukkuliahLampungKabupaten LahatSumatera Selatanberita viral hari ini
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved