Breaking News:

Berita Viral

Kisah Pak Ayub, Kehujanan Demi Barter Jantung Pisang dengan Mie Instan, Beri Ikan Meski Belum Makan

Kisah Ayub, seorang pria tua yang rela hujan-hujanan untuk menukarkan jantung pisang dengan mie instan. Ia kemudian diberi beras hingga baju.

TikTok @_wie.afrilia_
Pria rela hujan-hujanan demi tukarkan jantung pisang dengan mie instan 

TRIBUNSTYLE.COM - Inilah kisah Ayub, seorang pria yang rela hujan-hujanan demi mendapatkan makanan.

Ia hujan-hujanan sambil membawa jantung pisang untuk ditukarkan dengan mie instan lantaran rumahnya tak memiliki beras.

Ayub juga turut memberikan ikan hasil tangkapannya meskipun dirinya belum makan.

Ya, viral di media sosial sebuah video yang memperlihatkan perjuangan seorang bapak untuk mendapatkan makanan.

Pria paruh baya tersebut bahkan rela kehujanan demi menukar jantung pisang yang dibawanya dengan mie instan.

Ia ternyata membawa jantung pisang untuk ditukar dengan mie instan lantaran di rumahnya tak ada beras.

Baca juga: Kisah Sri Wulandari, Foto di Depan Rumah Gubuknya setelah Jadi Sarjana, Bangga Perjuangan Ayah Buta

Viral seorang bapak rela hujan-hujanan membawa jantung pisang untuk ditukarkan dengan mie instan
Viral seorang bapak rela hujan-hujanan membawa jantung pisang untuk ditukarkan dengan mie instan (TikTok @_wie.afrilia_)

Momen pilu saat seorang bapak rela hujan-hujanan demi mendapatkan mie instan itu diunggah oleh akun TikTok @_wie.afrilia_.

Ternyata pria paruh baya tersebut bernama Ayub.

Ia terlihat membawa beberapa jantung pisang untuk ditukar dengan mie instan.

Bahkan saat hujan, ia tetap gigih untuk datang ke warung menukar jantung pisang tersebut.

"Bapak Ayub...Datang bawa jantung pisang hanya untuk tukar dengan supremi (mie instan),” tulis keterangan dalam unggahan itu.

Pak Ayub mengambil jantung pisang sendiri dari kebun di sekitar rumahnya, padahal ia sedang mengalami sakit pada pinggangnya.

Suster yang berbicara dengannya menanyakan dari mana ia mengambil jantung pisang tersebut, dan Pak Ayub menjawab bahwa ia mengambilnya sendiri meskipun dengan keterbatasan fisiknya.

"Bapak ambil di mana jantung pisang hujan-hujan," ucap suster yang merekam pak Ayub.

"Sendiri punya di sebelah sana, pinggang masih sakit, baru bisa keluar sekarang," jawab pria paruh baya itu.

Baca juga: PERJUANGAN Pria Disabilitas Lulus dari Sarjana Hukum Setelah 7 Tahun Kuliah, Ibu Rela Pensiun Dini

Tidak hanya membawa jantung pisang, Pak Ayub juga membawa ikan hasil tangkapannya.

Meskipun mengaku belum makan, ia tetap memaksakan dirinya datang memberikan ikan tersebut.

"Ikan cuma satu," kata Pak Ayub.

"Bapak sudah makan? Nanti makan apa?" tanya suster.

"Belum makan, sudah buat kau saja. Anak ko makan saja," ucapnya.

Saat itu suster tersebut memberi sayur untuk makan, namun ia menolaknya.

Ternyata ia menolak sayur tersebut lantaran ia dan istrinya hanya makan sagu karena tidak memiliki beras.

Wanita yang merekam video tersebut akhirnya memberikan bantuan berupa satu karung beras, mi instan, minyak goreng, dan bahkan kaos.

Meskipun sederhana, bantuan itu sangat dihargai oleh Pak Ayub yang terlihat sangat berterima kasih kepada suster itu.

Setelah itu, Pak Ayub kemudian melanjutkan perjalanan di tengah hujan setelah mendapatkan mi instan, karena istrinya menunggu di ujung jalan.

Baca juga: PERJUANGAN Driver Ojol Kerja Sambil Gendong Anak, Putranya Kejang Tak Punya Uang Untuk Berobat

Pria rela hujan-hujananya demi tukarkan jantung pisang dengan mie instan
Pria rela hujan-hujanan demi tukarkan jantung pisang dengan mie instan (TikTok @_wie.afrilia_)

Video itu pun kini viral dan menuai ragam komentar dari warganet.

"Miris sekali saudara kita masih kekurangan pangan padahal sumber daya alam nya subur dan kaya akan tambang emas batu bara dan lain2," tulis @imasiyuni72.

"Krna embak suster ini sangat baik...Semoga mbak yg mau bersedekah ini semakin melimpah ruah rizkinya agar bisa menutup dan terus menutup....," tulis @kangmasssss07.

"Pejabat setempatnya yang harus di selidik, masa sampai begini. Malu rasanya liat bapa pakai baju Saya Indonesia Saya Pancasila. JA**OK lah, tersayat2 hati rasanya!!!," tulis @dowondo.

PERJUANGAN Siswi SMA di Wakatobi Sekolah, Setiap Hari Jalan Kaki 14 Km, Pilu Ortu Meninggal

Inilah sosok Leni (15), seorang anak yatim piatu di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

Gadis 15 tahun itu rela berjalan kaki ke sekolahnya sejauh 14 kilometer.

Diketahui, Leni warga Wakatobi merupakan siswi yang menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Wangiwangi.

Kisahnya menyita perhatian lantaran tak menyurutkan semangatnya demi menggapai cita-citanya.

Meskipun ia harus menempuh jarak jauh ke sekolah.

Leni (15)
Leni (15), seorang anak yatim piatu di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, rela berjalan kaki ke sekolahnya sejauh 14 kilometer.

Baca juga: KISAH Pilu Bocah SD di Surabaya, Orang Tua Cerai, Kini Jualan Pentol Demi Biaya Hidup dan Sekolah

Leni justru mengaku tidak merasa minder atau pun malu kepada teman-temannya karena ke sekolah berjalan kaki.

Menurutnya, kebiasaan jalan kaki itu sudah dilakukannya sejak masih duduk dibangku SD.

"Saya tidak minder dengan teman-teman lain. Saya dari SD sudah berjalan kaki," kata Leni dilansir dari Kompas.com, Selasa (7/11/2023).

Leni rupanya memiliki cara sendiri agar ia tidak telat ke sekolah meski jarak dari rumahnya cukup jauh.

Supaya tidak terlambat, Leni yang masuk siang, mulai berjalan kaki dari rumahnya di dusun Langgaha Baru, Desa Wungka, Kecamatan Wangiwangi Selatan, sekitar pukul 10.00 wita.

"Saya mulai pergi ke sekolah jam 10.00 Wita, tiba sekitar jam 12.00. Kalau pulang jam 4 atau jam 5 (sore) tapi tiba di rumah sudah mau maghrib," ucap Leni.

Disisi lain, Kedua orangtua Leni sudah meninggal dunia sejak Leni masih di sekolah dasar, sehingga ia bersama kedua adiknya yang masih kecil.

Ditambah lagi sang paman kemudian meninggal dunia.

Leni dan kedua adiknya pun tinggal bersama dengan neneknya yang sudah lumpuh dan stroke.

Kisah Leni (15), seorang anak yatim piatu
Kisah Leni (15), seorang anak yatim piatu di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, rela berjalan kaki ke sekolahnya sejauh 14 kilometer.

Untuk memenuhi kebutuhan setiap hari, Leni saling bahu membahu dengan kedua adiknya dengan kerja jadi buruh bangunan dan Leni menjual kelapa.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Wangiwangi, Yuwono mengatakan, sejak awal masuk SMA, Leni menggunakan seragam SMP-nya.

"Maka kami dari guru bermaksud untuk mengumpulkan sedekah Jumat dan kami akan berikan pakaian seragam.

Kemudian teman-teman kelasnya dengan rasa iba mengumpulkan sumbangan dan sumbangan itu diberikan kepada Leni di rumahnya," kata Yuwono.

Yuwono menjelaskan, Leni termasuk anak yang cerdas dan pintar sehingga Leni ditempat di kelas unggulan di sekolahnya.

"Ia kalau ke sekolah tidak pernah terlambat. Hanya kalau pulang, dia tiba di rumahnya sudah habis maghrib," ungkap Yuwono.

(Tribun-medan.com/Istiqomah Kaloko) (TribunSumsel.com/Aggi Suzatri)

Artikel ini diolah dari Tribun-Medan.com dan TribunSumsel.com

Sumber: Tribun Medan
Tags:
berita viral hari iniAyubjantung pisangmie instan
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved