Berita Viral
Unggahan Terakhir Ibu Sebelum Tewas Kena Erupsi Gunung Marapi, Jenazah Anak Ditemukan Lebih Dulu
INILAH unggahan terakhir ibu dan anaknya sebelum tewas kena erupsi Gunung Marapi, jenazah sang anak ditemukan lebih dulu.
Editor: Ika Putri Bramasti
TRIBUNSTYLE.COM - INILAH unggahan terakhir ibu dan anaknya sebelum tewas kena erupsi Gunung Marapi, jenazah sang anak ditemukan lebih dulu.
23 Pendaki dinyatakan tewas pasca erupsi Gunung Marapi di Agam, Sumatera Barat pada Minggu (3/12/2023).
Di antara 23 pendaki tersebut, ada dua pendaki yang merupakan ibu dan anak.
Anaknya bernama Wahlul Alde Putra (19) sudah dinyatakan tewas dan sudah berhasil diidentifikasi.
Sementara itu, sang ibu dari Wahlul yang bernama Novita Intan Sari juga dinyatakan meninggal dan jenazahnya masih dalam pencarian.
Dilansir dari Tribun Padang, ibu dan anak ini berasal dari Lubuk Minturun, Koto Tangah, Padang.
Baca juga: Detik-detik Warga Bantu Evakuasi Pendaki Terjebak Erupsi Gunung Marapi, Temukan 11 Jenazah di Puncak
Sebelum insiden tragis itu terjadi, korban Novita sempat melakukan siaran live di akun Facebooknya.
Dalam video itu, tampak Novita yang mengenakan hoodie abu-abu berjalan di jalur pendakian.
Ia berjalan bersama dua pendaki wanita dan juga beberapa pendaki pria.
“Ini anak-anak,” ucap Novita memperlihatkan wajah pendaki lain di belakangnya.
Pendaki wanita dalam video Novita diduga adalah Yasirli Amri yang juga ikut menjadi korban.
“korban erupsi gn marapi , yang mengambil video atas nama Novita intan sari, belum ditemukan sampai skrang , semoga cepat ditemukan kita bantu doakan ya teman*, juga ada video siaran langsung di pagi hari sblm kejdiaan saat berada di tugu abel , lihat aja ke fb nya lngsung. doakan semoga semuanya selamat,” tulis akun @kaolinjewelry1 yang mengunggah video live Novita.
Sementara itu, dikutip dari Tribun Padang, Camat Koto Tangah, Darmalis membenarkan jika pendaki ibu dan anak itu adalah warganya.
"Iya ada warga kita, yaitu anak dan ibunya," kata Darmalis.
Kedua korban merupakan warga dari abak Batu Sungai Lareh, Kelurahan Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumbar.
Korban Wahlul sudah berhasil diidentifikasi, sedangkan Novita masih dalam pencarian.
Detik-detik Warga Bantu Evakuasi Pendaki Terjebak Erupsi Gunung Marapi, Temukan 11 Jenazah di Puncak
Detik-detik evakuasi pendaki Gunung Marapi dikuak oleh salah satu warga.
Sosoknya adalah Edi Sutan Marajo yang kerap disapa Mak Jo.
Mak Jo bersama 12 warga Batu Palano, Kabupaten Agam membantu evakuasi dua pendaki yang terjebak erupsi Gunung Marapi pada Minggu (5/12/2023).
Mak Jo dan warga lainnya mengevakuasi dua pendaki itu pada Senin (4/12/2023) petang.
Awalnya, ia dan warga lainnya bermaksud menyalurkan logistik atau makanan kepada tim gabungan.
Namun, warga berinisiatif membantu evakuasi. Mereka lewat jalur lama yang hanya diketahui warga Batu Palano.
Mak Jo bilang ia dan warga menemukan 11 pendaki di sekitar puncak dan cadas Marapi.
Saat itu, hanya ada dua kantong mayat. Mereka kemudian memasukkan dua orang korban ke kantong mayat itu.
Baca juga: Gemuruh Bak Suara Pesawat Tempur, Pendaki Kuak Detik-detik Hujan Batu Erupsi Gunung Marapi, Ngeri!
Sementara, sembilan lainnya belum bisa dievakuasi. Warga lantas menandai titik-titik ditemukannya korban.
"Kami tandai dengan carrier yang dihimpit batu, lalu dengan kayu yang dililit bunga dan kain."
"Kemudian sesampainya di bawah kami kasih tahu ke tim gabungan," ujar Mak Jo kepada TribunPadang.com, Selasa (5/12/2023).
Kata dia, warga mengevakuasi dengan penerangan seadanya, yakni senter handphone.
Akhirnya, dua korban berhasil di evakuasi hingga ke pos pendakian Batu Palano sekitar pukul 22.00 WIB. Kedua korban yang disebut sudah meninggal itu kemudian langsung ditunggu ambulans.
Mak Jo mengatakan, dua orang korban yang dievakuasi itu ditemukan sekitar cadas, atau sekira 300 meter dari tugu Abel di puncak Marapi.
"Kondisi korban umumnya luka bakar, di muka dan tangan. Sudah meninggal dunia," ujarnya.
Lebih lanjut, Mak Jo mengatakan, saat warga mengevakuasi erupsi masih terus terjadi.
"Masih erupsi, kami entah bagaimana tak memikirkan itu, pokoknya secepatnya kami bawa ke bawah," tambah dia.
Ia melanjutkan, saat mengevakuasi korban, ia tetap memikir risiko.
"Tapi biasanya kalau Marapi meletus kalau sudah mengeluarkan material itu setelahnya erupsi sesudahnya cuma abu, yang diwaspadai abu panas," imbuh Mak Jo.
"Sementara kami juga dari dulu secara ilmu alamnya, lihat arah angin. Kalau arah angin ke utara kami naik, kalau ke barat kami cari perlindungan dulu," lanjut dia.
Terakhir kata Mak Jo, ia dan 13 warga menuju puncak melalui jalur lama yang hanya diketahui warga Batu Palano dan komunitas trail adventure. Jalur ini hemat waktu sekitar satu setengah jam.
(TribunJateng.com/Like Adelia).
Artikel ini diolah dari TribunJateng.com
Sumber: Tribun Jateng
| Dari Koma ke Komedi Satir: David Ozora 'Roasting' Mario Dandy, Singgung Gaya Manja & Pajak |
|
|---|
| Surat Pilu Provokator Mabes Polri: Dari Kampus Elit ke Rutan Bambu Apus |
|
|---|
| WNA Israel Miliki Identitas Indonesia, Dedi Mulyadi dan Bupati Ungkap Fakta Mengejutkan! |
|
|---|
| Prahara PPPK: Suami Ceraikan Istri Penjual Sayur, Firasat Buruk 5 Tahun Silam Terbukti! |
|
|---|
| Politisi Selingkuh? Suami Anggota DPRD Takalar Ungkap Kisah Pilu Kehamilan Istri di Bali. |
|
|---|