Berita Viral
KISAH Pendaki yang Selamat dari Letusan Gunung Marapi, Jari Tangan dan Kaki Patah Kena Hujan Batu
Fadli bersama tiga rekannya, perlahan-lahan bergerak turun, berusaha menghindari awan panas di tengah situasi asap hitam dan debu disertai hujan batu.
Editor: Amirul Muttaqin
TRIBUNSTYLE.COM - Salah satu korban selamat letusan Gunung Marapi menceritakan detik-detik peristiwa mencekam itu terjadi.
Dia tidak menyangka akan terjadi erupsi karena tidak merasakan tanda-tandanya.
Hingga kemudian erupsi terjadi, muncul asap hitam dan debu disertai hujan batu.
Seperti apa kisah lengkapnya?
Baca juga: Unggahan Terakhir Ibu Sebelum Tewas Kena Erupsi Gunung Marapi, Jenazah Anak Ditemukan Lebih Dulu
Gemuruh dari kawah Gunung Marapi serta guncangan pada Minggu siang (03/12), membuat Muhammad Fadli dan 17 rekannya terkejut.
Pria berusia 20 tahun ini langsung mencari tempat berlindung di balik bebatuan cadas. Saat itu ia berada di sekitar puncak gunung dengan ketinggian 2.891 meter dari permukaan laut (Mdpl).
"Saat mendengar gemuruh dan merasakan guncangan itu, saya langsung bersembunyi bersama tiga teman saya," kata Fadli di RSUD Padang Panjang saat ditemui wartawan Halbert Caniago yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Senin (4/12/2023).
Suara gemuruh ini hanya awal dari proses erupsi Gunung Marapi.
Saat bersembunyi di balik batu, ia melihat batu berukuran kepalan tinju orang dewasa melayang-layang.
"Saat salah satu batu menuju ke saya, saya menepisnya dengan tangan kosong yang mengakibatkan jari saya patah," katanya.
Batu selanjutnya kemudian mendarat di bagian kaki kiri Fadli, yang membuat tulangnya patah.
Tak lama kemudian, asap hitam menyelimuti langit. Lalu asap hitam dan debu pekat membekap mata Fadli. Ia benar-benar tidak bisa melihat di sekitarnya.
"Saat itu kami tetap bersembunyi di balik batu dan saya tidak mengetahui lagi tentang teman-teman saya yang lain," lanjutnya.
Batu yang beterbangan juga menghantam bagian kepala salah satu temannya sehingga hampir kehilangan kesadaran.
Di tengah situasi asap hitam dan debu disertai hujan batu, Fadli yang saat itu masih bersama tiga rekannya, perlahan-lahan bergerak turun. Mereka berusaha menghindari awan panas.
Sumber: Kompas.com
| David Ozora Jawab Tantangan Jenguk Mario Dandy: 'Gak Ngerti' Sambil Terus Meledek |
|
|---|
| Ironi Mario Dandy: Sang Penganiaya Garang Kini Jadi Bahan Olokan David Ozora |
|
|---|
| Arogansi Sang Istri Kepala Desa: "Duit Loba, Polisi Pun Bisa Diborong!" |
|
|---|
| Dari Koma ke Komedi Satir: David Ozora 'Roasting' Mario Dandy, Singgung Gaya Manja & Pajak |
|
|---|
| Surat Pilu Provokator Mabes Polri: Dari Kampus Elit ke Rutan Bambu Apus |
|
|---|