Berita Viral
Menu Cegah Stunting di Depok, Sawi-Tahu, Anggaran Rp4,4 M, Ternyata Ada Biaya Kemasan hingga Admin
Geger menu pencegah stunting di Depok yang berisi nasi, kuah sup, tahu, dan sawi. Padahal anggaran menu pencegah stunting tersebut mencapai Rp4,4 M.
Editor: Febriana Nur Insani
TRIBUNSTYLE.COM - Menu pencegah stunting di Kota Depok, Jawa Barat ramai diperbincangkan.
Pasalnya, menu tersebut hanya terdiri dari nasi, kuah sup, tahu, dan sawi. Masyarakat pun menilai menu tersebut tidak bisa mencukupi kebutuhan gizi balita.
Yang lebih mengejutkan, anggaran menu pencegah stunting tersebut mencapai Rp4,4 miliar.
Ya, seporsi nasi, kuah sup, tahu, dan sawi jadi salah satu menu pencegah stunting atau tengkes dalam program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Kota Depok.
Namun dengan anggaran Rp 4,4 miliar untuk Rp 18.000 per porsi, masyarakat menilai tahu dan sawi tak masuk akal dijadikan menu pencegah stunting.
Banyak keluhan dari masyarakat bahwa menu itu dianggap tidak bisa memenuhi kecukupan gizi balita, sebab hanya menyediakan nasi, kuah sayur, bola-bola kentang, dan tahu kukus.
Baca juga: VIRAL Wanita di Aceh Protes Dapat Jajanan Receh Rp 500 dari Posyandu untuk Cegah Stunting Anak

Hal ini membuat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Depok geram. Mereka memanggi semua pemangku kepentingan dari program tersebut.
Sederet pembelaan sudah disampaikan Dinas Kesehatan Kota Depok.
Mereka berdalih menu tersebut kurang memadai karena biaya tambahan hingga ada kekeliruan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Jawa Barat Mary Liziawati menyebutkan, anggaran PMT untuk satu bayi adalah Rp 18.000 per hari dengan masa program 28 hari.
Targetnya adalah 9.882 balita di Kota Depok.
Adapun dananya berasal dari Dana Insentif Daerah (DID) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Mary menjelaskan, anggaran Rp 18.000 per balita bukan hanya untuk makanan, ada biaya lain termasuk untuk kemasan, transportasi, hingga biaya admin aplikasi.
"(Anggaran) Rp 18.000 ini all in ya, yang sampai ke rumah masing-masing sasaran. Ada biaya pajak, administrasi di aplikasi, transportasi, kemudian kemasan, dan lain sebagainya," kata Mary, Rabu (15/11/2023).
Baca juga: Konsep Unik di Pernikahan Ahli Gizi, Tiap Menu Makanan Ada Jumlah Kalorinya: Es Krim 335kkal/Porsi
Kemudian, untuk menu tahu kukus, menurut Mary, tidak hanya tahu yang disajikan.
Tahu itu sudah dicampur daging ikan dan ayam sesuai takaran kebutuhan protein balita.
"Itu tahu dua biji Rp 18.000, ya. Nanti kita lihat tahunya itu isinya apa sih? Ya tahu goreng bulat dimasak dadakan? Enggak," kata dia.
Untuk kemasan makanan, Mary mengeklaim, wadah yang digunakan bukan untuk sekali pakai, melainkan bisa dipakai berulang kali.
Pada foto yang diunggah warganet di media sosial, menu berupa nasi putih dimasukkan ke dalam wadah bening dengan tutup warna-warni dan kuah sup dibungkus plastik.
Mary mengatakan, harga wadah itu tentu lebih mahal dibanding memakai wadah sekali pakai dengan potensi penumpukan sampah.
"Untuk kudapan (PMT) kita tidak ingin Kota Depok menambah jumlah sampah, jadi kita pastikan jangan pakai wadah sekali pakai.
Nanti timbunan sampah Kota Depok 9.882 sampah setiap harinya, mau seperti apa?" kata dia.
VIRAL Wanita di Aceh Protes Dapat Jajanan Receh Rp 500 dari Posyandu untuk Cegah Stunting Anak
Viral video seorang wanita memprotes jajanan gopek untuk cegah stunting.
Diduga jajanan receh itu ia dapat dari Posyandu di Aceh.
Jajanan yang diberikan berupa kerupuk atau snack yang biasa dijumpai di warung yang dibanderol Rp 500.
Perempuan tersebut mengaku bernama Yulia dan berasal dari Desa Matang Panyang, Kecamatan Paya Bakong, Kabupaten Aceh Utara.

Ia menyuarakan ketidakpuasaannya terhadap jenis makanan yang diberikan kepada anak-anak untuk mencegah stunting.
Dalam pandangannya, makanan tersebut hanya berupa jajanan seperti yang biasa dikonsumsi oleh anak-anak usia lima tahun.
Video tersebut diunggah di akun Tiktok dengan username @abayabest dan telah mendapatkan perhatian luas dari netizen.
Dalam video tersebut, Yulia memperlihatkan beberapa jajanan yang diberikan kepada anak-anak.
"Bagaimana mungkin stunting dapat dicegah dengan makanan seperti ini dari Posyandu?" ucap Yulia sambil menggambarkan beberapa jajanan tersebut.
"Ada nilai gizinya? Menambah berat badan?" tambahnya.
Wanita berkulit putih ini dengan tegas menyuarakan kekesalannya terhadap kondisi distribusi makanan tersebut kepada anak-anak.
Ia mengaku geram terhadap cara pembagian makanan yang menurut pandangannya tidak sesuai dengan upaya pencegahan stunting yang seharusnya lebih mengutamakan kualitas nutrisi.
Jajanan yang dibagikan tersebut selain sama seperti jajanan yang dijual di kios, juga ibu-ibu masih sanggup menyediakan untuk anak-anaknya.
Baca juga: PERJALANAN Cinta Sahrul Gunawan dan Dine Mutiara Aziz, Menikah Hari Ini, Berawal dari Urus Stunting
Dari beberapa jajanan yang diperlihatkan dalam video tersebut, Yulia menyebutkan dua jajanan yang harga Rp 500-an sudah dimakan adiknya.
“Kalau jajanan seperti itu mak-mak yang ada di Desa Matang Panyang Insyaallah sanggup membelinya,” katanya.
Karena makanan yang diberikan untuk mencegah stunting sama seperti jajanan yang biasa dimakan anak-anak.
Pemberian makanan tersebut menurut Yulia, juga tidak mensupport sesuai dengan tujuan dari Posyandu,
Tujuan dari Posyandu kata Yulia, untuk imunisasi dan konsultasi ibu-ibu hamil, pencegahan dan pertumbuhan anak, pencegahan diare dan pencegahan stunting.
“Mungkin kalian mengira aku yang mengada-ngada, kalian boleh tanya langsung ke masyarakat,” ujar Yulia.
Banyak masyarakat juga tidak setuju tapi tidak berani berbicara.
Karena itu, Yulia memposting makanan tersebut di media sosial supaya diketahui Camat Paya Bakong dan Pj Bupati Aceh Utara, sehingga mau menyelesaikan persoalan tersebut.
Pada Senin (28/8/2023), video ini telah menerima lebih dari 6.059 komentar dari berbagai pengguna media sosial.
Sebagian besar komentar dari netizen memberikan penjelasan terkait jenis makanan yang diberikan, sementara yang lainnya justru memberikan dukungan kepada Yulia untuk memviralkan isu ini.
“Ini bukan masalah harga jajanannya. tapi masalah gizi yg di beri . yg seharusnya petugas kesehatan memberi contoh jajanan yg sehat kepada masyarakat,” tulis @Sarah al Azhar
“Paketannya lebih baik telur, tempe, tahu, sayur, buah, murah kok, terus diajarin cara olahnya buat anak dan balita,” tulis @fitriany abbas
“Rapat nya makan bergiji,” tulis @iiiaac
“Di tempatku dapat bubur kacang hijau tapi bayar,” tulis @FitriNurjannah
“Banyak kepotong dri sono nya itu,” tulis @bayuaulia
“Didesaku biskuit buat ibu hamil ditimbun,” tulis@mawar
“Gimana ngk gitu kk, dana untuk stunting banyak potong-potong nyaa,” tulis @ini.aku012
“Up mba.. petugas gizi puskesmas perlu speak up,” tulis @nisayang
“Semoga sampai ke pak bupati kk,” tulis @bihun telur.
(Kompas.com)(Tribun-Timur.com)
Diolah dari artikel Kompas.com dan Tribun-Timur.com
Sumber: Kompas.com
Pria Jepang Tetap Kerja Jadi Tukang Sapu Meski Harta Melimpah Punya 7 Apartemen, Terkuak Alasannya |
![]() |
---|
Kisah Pria di China Jadi Mahasiswa di Usia 60 Tahun, Akrab dengan Teman Sekampus: Merasa Lebih Muda |
![]() |
---|
Usia Hanyalah Angka, Nenek 68 Tahun di China Mendadak Viral, Jago Main Skateboard, Netizen Melongo |
![]() |
---|
Bukan Nikahan, Pesta Cerai Viral di Malang: Undangan, Dekorasi, dan Sound Horeg ala Resepsi |
![]() |
---|
Siapa Pemilik Restoran Bibi Kelinci Kopitiam yang Sedang Viral? Terungkap Nama dan Akun Instagramnya |
![]() |
---|