SOSOK Anwar El Ghazi, Pemain Bola yang Dipecat FSV Mainz 05 Gegara Dukung Palestina: Tak Ada Artinya
Bagi Anwar El Ghazi menyuarakan penderitaan rakyat Palestina lebih penting daripada kehilangan mata pencarian.
Editor: Amirul Muttaqin
TRIBUNSTYLE.COM - Siapa sebenarnya sosok Anwar El Ghazi?
Anwar El Ghazi dipecat FSV Mainz 05 karena menyuarakan dukungannya terhadap Palestina melalui akun media sosial.
Itu bukan masalah bagi pesepakbola Belanda berdarah Maroko ini karena baginya menyuarakan penderitaan rakyat Palestina lebih penting daripada kehilangan mata pencarian.
Seperti apa kisah lengkapnya?
Baca juga: LIVE Aksi Bela Palestina di Monas, Bacapres dan Bacawapres 2024 Diundang, Siapa Saja yang Hadir?

FSV Mainz 05 resmi memutus kontrak salah satu pemainnya, Anwar El Ghazi pada Jumat (3/11/2023).
Pemutusan kontrak El Ghazai ini terjadi usai sang pemain menyuarakan dukungannya terhadap Palestina melalui akun media sosial.
"FSV Mainz 05 mengakhiri hubungan kontrak dengan Anwar El Ghazi dan memberhentikan sang pemain dengan segera pada hari Jumat.
Klub mengambil tindakan ini sebagai respons terhadap pernyataan dan unggahan pemain di media sosial,” bunyi pernyataan Mainz 05 dilansir dari Kompas.com, Sabtu (4/11/2023).
Dengan pemutusan kontrak tersebut, maka pemain berstatus bebas transfer.
Sementara itu Anwar El Ghazi tak masalah kontraknya diputus Mainz 05 karena membela Palestina.
Menurut Anwar El Ghazi, menyuarakan penderitaan rakyat Palestina lebih penting daripada kehilangan mata pencarian.
"Memihak pada kebenaran, meskipun itu artinya berdiri sendirian," tulis El Ghazi di media sosial pribadinya.
"Kehilangan mata pencarian saya tak ada artinya dibandingkan penderitaan yang menimpa orang-orang tak bersalah dan tak berdaya di Gaza," lanjut dia.
"Hentikan pembunuhan," ungkap pesepak bola Belanda keturunan Maroko itu.
Berikut profil dan perjalanan karier Anwar El Ghazi.

Profil Anwar El Ghazi
Dikutip dari laman resmi Bundesliga (Liga Jerman), Anwar El Ghazi lahir pada 3 Mei 1995 di Barendrecht, sebuah kota kecil yang terletak di dekat Rotterdam, Belanda.
El Ghazi memulai kariernya ketika bermain di klub BVV Barendrecht pada 2000-2006.
Selanjutnya, dia bermain untuk Feyenoord Rotterdam pada 2006-2008.
Pemain berusia 28 tahun ini kemudian membela RKSV Spartaan ‘20 dari 2008 hingga 2009 dan pindah ke Sparta Rotterdam pada 2009-2013.
Pada 2013, El Ghazi bahkan sempat bermain di salah satu klub paling sukses di Belanda, Ajax Amsterdam selama empat tahun hingga 2017.
El Ghazi selanjutnya hijrah ke Perancis dan bermain untuk klub Lille OSC.
Namun, dia hanya bertahan selama satu tahun di klub tersebut.
Klub asal Inggris Aston Villa menjadi tempat pelabuhan selanjutnya El Ghazi pada 2018, dengan kontrak selama empat tahun hingga 2022.
Pada 2022, klub asal Belanda PSV Eindhoven membeli El Ghazi untuk bermain selama satu musim 2022-2023.
Setelah itu, FSV Mainz 05 mengontrak El Ghazi pada September 2023 dengan status free agent.
Baca juga: Rawat Korban Serangan Israel, Dokter Palestina Ini Tiba-tiba Histeris, Syok Ternyata Anaknya Sendiri
Sempat dibekukan
Sebelumnya, El Ghazi sempat hanya dibekukan oleh klub yang bermarkas di Mewa Arena, Mainz, Jerman itu karena memberi dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina.
“Ini bukan perang, ketika satu pihak memutus air, makanan, dan listrik,” tulis El Ghazi dalam akunnya.
“Ini bukan perang saat satu pihak memiliki senjata nuklir.
Ini adalah genosida dan pembantaian massal dan kita melihatnya secara langsung.
Dari sungai sampai ke laut, Palestina akan merdeka,” sambungnya.
Pembekuan itu kemudian dicabut pada 30 Oktober 2023.
Namun, pada akhirnya FSV Mainz 05 memutus kontrak El Ghazi karena kembali membuat pernyataan sikap dukungannya terhadap Palestina pada Rabu (1/11/2023).
"Posisi saya tetap sama seperti ketika ini dimulai.
Saya menentang perang dan kekerasan.
Saya menentang pembunuhan warga sipil yang tidak bersalah," tulisnya dalam unggahan lain.
"Saya menentang segala bentuk diskriminasi.
Saya menentang Islamophobia, saya menentang anti-semitisme.
Saya menentang genosida.
Saya menentang apartheid.
Saya menentang penjajahan.
Saya menentang penindasan," lanjutnya.
(KOMPAS.com/ Aditya Priyatna Darmawan)
Diolah dari artikel di KOMPAS.com
Sumber: Kompas.com
Sosok Dwianto Setyawan, Penulis Cerita Anak Populer Meninggal Dunia, Idap Sindrom Mielodisplasia |
![]() |
---|
Kisah Pemulung Bisa Hasilkan Rp 13 Juta Dalam Seminggu, Terungkap Barang Mahal yang Jadi Incaran |
![]() |
---|
Dinikahi Usia 12, Lutfiana Ulfa Istri Syekh Puji Kini Jadi Pengusaha, Bisnis di Bidang Kaligrafi |
![]() |
---|
Sosok Kristel, Ibu 'Si Ratu Tega' Tinggalkan Bayi Jaylin Tewas Kelaparan, 10 Hari Ditinggal Liburan |
![]() |
---|
5 Kontroversi Terviral Ratna Sarumpaet: Keluar Villa Saat Nyepi di Bali - Kasus Wajah Lebam 2018 |
![]() |
---|